Analisis Aspek-Aspek Toleransi Hidup Bersama yang Intensitasnya
51
lingkungan masyarakat sekitar. Kemungkinan lainnya individu mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri dengan lingkungan baru dimana individu
tersebut harus bisa berbagi dan hidup bersama orang lain. Boleh jadi individu tersebut memiliki toleransi yang rendah karena pola asuh dari keluarga yang
tidak terbiasa untuk saling berbagi dalam hidup bersama dengan orang lain. Mahasiswa yang berada pada kategori toleransi hidup bersama yang rendah
bukan berarti individu tersebut tidak mampu bertoleransi, hanya masih kurang bertoleransi dalam hidup bersama seperti di asrama. Hal ini didukung
dengan adanya indikasi kurangnya toleransi hidup bersama mahasiswa asrama yang seperti dijelaskan pada latar belakang yaitu ada beberapa
mahasiswa yang merasa pilih kasih dan tidak mau terlibat pada acara atau ibadat dengan tata cara agama yang berbeda dengannya.
Terdapat 94,6 mahasiswa berada pada kategori tinggi dalam toleransi hidup bersama. Mahasiswa yang berada dalam kategori tinggi
menunjukkan bahwa mahasiswa tersebut memiliki kemampuan dalam bertoleransi hidup bersama orang lain misalnya di asrama. Karakteristik
individu yang bersikap toleransi seperti yang diuraikan Mustari 2014:68 yaitu individu tersebut mampu menerima perbedaan dan tidak memaksakan
kehendak kepada orang lain, menerima adanya perbedaan latar belakang sosial, ekonomi, budaya dan sebagainya. Tidak memaksa pemikiran,
keyakinan, dan kebiasaan sendiri ada orang lain, seta tidak memaksa pada seseorang suatu kepercayaan tertentu. Individu yang mampu bertoleransi
52
artinya memiliki sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap dan tindakan orang lain yag berbeda darinya
Wibowo, 2012:101. Seseorang yang dikatakan sebagai mahasiswa adalah individu dengan
rentang usia 18-25 tahun yang sedang mengeyam pendidikan di perguruan tinggi. Hakikat sebagai mahasiswa yaitu individu berada pada tahap dewasa
awal. Adapun karakteristik mahasiswa sebagai dewasa awal seperti yang diuraikan oleh Hurlock Khairani, 2013, yaitu ada 10 karakteristik dapat
dilihat pada bab II. Pada bagian ini peneliti hanya membahas salah satu karakteristik yaitu
tanggung jawab. Mahasiswa yang bertanggungjawab akan belajar untuk menyesuaikan diri dengan peran-peran barunya dimanapun berada. Ketika
harus hidup bersama orang lain mahasiswa yang mampu menyesuaikan diri akan mudah untuk memiliki sikap toleransi. Kesadaran dan bersikap toleransi
mengarahkan seseorang untuk memiliki rasa hormat kepada orang lain. Menerima perbedaan dan tidak memaksa orang lain untuk sama dengan
dirinya. Adapun keuntungan ketika seseorang memiliki sikap toleransi dalam hidup bersama dapat dilihat pada bab II.