11
bersikap toleransi mengarahkan seseorang untuk memperlakukan orang lain dengan baik dan pengertian.
Toleransi juga membuat orang mampu untuk menghadapi perbedaan dan sepakat untuk tidak sependapat. Misalnya pada saat
pertemuan seseorang memiliki pendapat yang berbeda dengan beberapa orang lainnya, maka orang yang memilki sikap toleransi
akan menghormati perbedaan tersebut dan tidak memaksa untuk memiliki pendapat yang sama.
b. Menghargai keragaman manusia, berbagai nilai positif, serta
bermacam peran manusia yang memiliki latar belakang, suku, agama, negara dan budaya yang berbeda.
Kehidupan yang kompleks dengan latar belakang yang beragam menuntut seseorang untuk bisa menghargai perbedaan.
Bersikap toleransi berarti seseorang memahami bahwa semua orang berhak memperoleh keadilan, kasih sayang dan pengertian meski
tidak memiliki keyakninan yang sama. Selain itu memahami bahwa setiap individu itu unik dan bertoleransi juga mengarahkan untuk
melihat sisi baik dari setiap individu maupun kelompok yang berbeda.
3. Karakteristik Individu yang Memiliki Toleransi Hidup Bersama
Mustari 2014:168 menguraikan karakteristik individu yang bersikap toleransi sebagai berikut:
12
a. Menerima perbedaan dan tidak memaksakan kehendak kepada orang
lain.
Individu yang mampu bersikap toleransi akan berusaha untuk menerima perbedaan baik pendapat maupun keyakinan. Selain itu
individu yang bertoleransi akan menghargai perbedaan tersebut dan
tidak memaksa orang lain sesuai kehendaknya.
b. Menerima adanya perbedaan antara berbagai latar belakang sosial-
ekonomi, budaya, dan sebagainya. Bersikap toleransi dalam hidup bersama membuat individu belajar
untuk memahami bahwa kehidupan memiliki banyak aspek. Perbedaan dalam berbagai latar belakang sosial ekonomi, budaya,
agama dan lainnya bukan menjadi pemisah melainkan kekayaan dalam hidup bersama.
c. Tidak memaksa pemikiran, keyakinan, dan kebiasaanya sendiri pada
orang lain. Individu bersikap toleransi tidak akan memaksa orang lain untuk sama
dengan dirinya
dalam hal
pemikiran, keyakinan
ataupun kebiasaannya. Melainkan individu menghormati keputusan yang
berbeda dan memberi kebebasan akan perbedaan tersebut.
13
d. Tidak memaksakan pada seseorang untuk menganut suatu
kepercayaan tertentu. Bersikap toleransi berarti tidak memaksa orang lain untuk sama
dengan dirinya, melainkan mengakui kebebasan untuk berbeda sesuai kepercayaan. Tidak bisa seseorang mengharuskan individu lainya
untuk berpandangan picik. Misalnya individu lainnya harus menghormati hak orang untuk beragama lain.
4. Manfaat Toleransi Hidup Bersama
Aly Nashir, 2013:94 menguraikan adanya keuntungan yang diperoleh dari sikap toleran atau toleransi ialah:
a.
Membuat orang terbuka untuk mengenal orang lain
Bersikap toleransi akan membantu individu untuk terbuka mengenal orang lain meski berbeda dengan dirinya. Mau menerima perbedaan
dan belajar dari orang lain.
b. Mengembangkan kemampuan untuk menerima kehadiran orang lain
yang berbeda-beda dengan tujuan dapat hidup bersama orang lain secara damai.
c. Dapat mengakui individualitas dan keragaman
Individu yang memiliki sikap toleransi memahami bahwa setiap individu memiliki keunikan tersendiri sehingga ada keragaman yang
tampak dalam hidup bersama.
14
d. Mudah menghilangkan topeng-topeng kepalsuan yang memecah-
belah Bertoleransi membuat individu untuk lebih memahami perbedaan
sehingga tidak mudah untuk terjerumus dalam hal-hal yang menghancurkan kehidupan bersama.
e. Mengatasi ketegangan akibat kemasabodohan
Individu yang bertoleransi lebih mudah terbuka untuk peduli dengan orang lain meski berbeda dalam pendapat maupun keyakinan.
f. Memberikan kesempatan untuk menemukan dan mengenyahkan
prasangka negatif dan stigma negatif mengenai orang-orang yang berbeda bangsa, agama, budaya maupun warisan etniknya Aly,
2009:83.
B. Hakikat Mahasiswa sebagai Dewasa Awal
1. Pengertian Dewasa Awal
Tilker dan Hurlock mengemukakan dewasa awal adalah masa pencarian kemantapan dan masa reproduktif yaitu suatu masa yang penuh
dengan masalah dan ketegangan emosional, periode isolasi sosial, periode komitmen, dan masa ketergantungan, perubahan nilai-nilai, kreativitas
dan penyesuaian diri pada pola hidup yang baru. Masa dewasa dini atau masa dewasa awal merupakan masa penuh
konflik di antara ketiga pola masa dewasa awal, madya, dan masa tua.