fenol dan saponin, serta mempunyai aktifitas antibakteri. Tshikalange 2004 menyatakan bahwa pada daun binahaong Anredera cordifolia Ten. Steenis.
ditemukan kandungan antibakteri dan sitotoksik yang diteliti dengan menggunakan metode agar dilusi. Secara empiris, daun binahong berkhasiat untuk
penyembuhan memar, pegal linu, rematik serta meningkatkan daya tahan tubuh Anonim, 2007.
3. Asam oleanolat
Asam oleanolat merupakan senyawa triterpenoid yang diketahui memiliki sifat sebagai hepatoprotektif, antiinflamasi, dan antihiperlipidemik.
Gambar 1. Struktur asam oleanolat Moura-Letts dkk, 2006
Asam oleanolat memiliki berat molekul 456,71. Kristal asam oleanolat berwarna putih, memiliki titik leleh 308-310
o
C, tidak larut air, larut dalam etanol, eter, aseton dan kloroform Anonim, 2009.
B. Ekstrak
Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair dibuat dengan menyari simplisia nabati atau hewani menurut cara yang cocok. Cairan penyari yang
digunakan dalam pembuatan ekstrak adalah air, eter atau campuran etanol dan air.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penyarian simplisia dengan air dilakukan dengan cara maserasi, perkolasi atau penyeduhan dengan air mendidih. Penyarian dengan campuran etanol air
dilakukan dengan cara maserasi atau perkolasi. Untuk ekstrak cair dengan penyari etanol, hasil akhir harus dibiarkan di tempat sejuk selama 1 bulan, kemudian
disaring, sambil mencegah penguapan Anonim, 1995.
C. Ekstraksi
Ekstraksi adalah kegiatan penarikan zat yang dapat larut dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut air. Proses ekstraksi dipisahkan menjadi
pembuatan serbuk, pembasahan, ekstraksi dan pemekatan. Secara umum ekstraksi tanaman obat dibedakan menjadi infundasi, maserasi, perkolasi, dan destilasi uap
Anonim, 1986. Maserasi merupakan cara ekstraksi zat aktif menggunakan cairan
pengekstraksi dengan penggojogan atau pengadukan pada suhu ruangan. Maserasi merupakan metode yang paling banyak digunakan dalam proses ekstraksi. Metode
ini mempunyai keuntungan yaitu reprodusibel List dan Schimdt, 1989. Maserasi dilakukan dengan merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari. Cairan
penyari akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif dan kemudian melarutkan zat aktif. Karena adanya
perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel dengan di luar sel, larutan terpekat akan didesak keluar Anonim, 1986.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D. Krim 1. Karakteristik Krim
Krim adalah sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Istilah ini secara
tradisional telah digunakan untuk sediaan setengah padat yang mempunyai konsistensi relatif cair diformulasikan sebagai emulsi air dalam minyak atau
minyak dalam air Anonim,1995. Krim biasanya terdiri dari emulsi MA atau emulsi AM Collett,1990. Menurut Ansel 1989, krim adalah cairan kental atau
emulsi setengah padat baik bertipe air dalam minyak atau minyak dalam air. Krim biasanya digunakan dalam pemakaian obat pada permukaan kulit topikal.
Allen 1999 menyatakan bahwa krim merupakan cairan kental atau padatan lunak, tidak tembus cahaya yang ditujukan untuk pemakaian luar.
2. Cold Cream
Cold cream merupakan emulsi untuk komestik pertama yang tercantum
pada literatur. Prinsip emulsi ini adalah kombinasi antara lilin alami dan minyak sayur beeswax tradisional dan minyak zaitun. Sesuai dengan perubahan zaman,
minyak mineral menggantikan minyak sayur yang kurang stabil. Dengan penambahan borax ke dalam formula meningkatkan kestabilan emulsi akibat
reaksinya dengan asam lemak dalam lilin alam yang menghasilkan sabun sodium palmitat yang merupakan emulgator in situ Wilkinson, 1982.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
E. Surfaktan
Surfaktan adalah suatu zat yang mempunyai gugus hidrofil dan lipofil sekaligus dalam molekulnya. Zat ini akan berada di permukaan cairan atau antar
muka dua cairan dengan cara teradsorbsi. Pada antar muka udaraair, rantai-rantai lipofilik diarahkan ke atas masuk dalam udara, pada antar muka minyakair
mereka bergabung dalam fase minyak, maka molekul-molekul surfaktan membentuk suatu jembatan antar fase polar dan fase non polar yang menyebabkan
terjadinya transisi antara kedua fase tersebut lebih baik. Untuk membuat agar surfaktan terkonsentrasi pada antar muka, maka surfaktan harus seimbang, dengan
pengertian gugus-gugus yang larut dalam air harus seimbang dengan gugus-gugus yang larut dalam minyak. Jika molekulnya terlalu besar dan bersifat hidrofilik,
maka ia akan tetap berada pada fase air. Sebaliknya, jika molekulnya terlalu bersifat lipofilik, maka ia akan melarut sempurna dalam fase minyak dan sedikit
muncul pada antar muka Moechtar, 1989. Molekul-molekul surfaktan ditandai dengan adanya dua daerah afinitas
larutan yang berbeda yang letaknya berhadapan di dalam molekul atau ion yang sama. Bilamana mereka berada dalam suatu medium cair pada konsentrasi rendah,
surfaktan tersebut akan terpisah dan berukuran di bawah ukuran koloidal Sub- koloidal. Jika konsentrasinya dinaikkan, terjadi agregasi pada jarak konsentrasi
yang sempit. Agregat-agregat yang terjadi mengandung 50 atau lebih monomer yang disebut misel. Karena diameter tiap misel berukuran kurang dari 50Å, maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
misel-misel tersebut ukurannya terletak dalam jarak ukuran koloidal. Konsentrasi misel terbentuk dinamakan konsentrasi misel kritik KMK Moechtar, 1989.
Menurut Aulton 1988, surfaktan dapat dikelompokkan menjadi: 1. Golongan Anionik, contohnya : sabun, alkil sulfat, tioleil sulfat,
sulfosuksinat. 2. Golongan Kationik, contohnya : alkoksialkilamin, benzalkonium klorida.
3. Golongan Amfoterik, contohnya : N-alkil asam amino, lesitin. 4. Golongan Nonionik, contohnya : ester-ester sorbitan, eter alkilaril
polioksietilen.
F. Evaluasi Sifat Fisis dan Stabilitas sediaan Cold Cream