Dampak dari Leader-Member Exchange LMX
Periode tahun 2006-2010 yang merupakan era Wave 3, diawali dengan munculnya catatan mengenai konsep engagement pada
penelitian mengenai burnout Saks, 2006. Pada penelitian tersebut engagement dianggap sebagai perilaku yang berkebalikan atau positive
antithesis dengan perilaku burnout. Tidak seperti halnya burnout, engagement melihat bagaimana karyawan terlibat dalam pekerjaan
maupun organisasi mereka dan merasa mampu mengerjakan tugas- tugas mereka dengan baik Rana et al. 2014. Kemudian Macey dan
Schneider 2008 mendefinisikan employee engagement sebagai sebuah keadaan kompleks yang meliputi sifat, keadaan dan konstruk
perilaku, serta pekerjaan dan kondisi organisasi yang mungkin memfasilitasi keadaan dan perilaku keterlibatan.
Karyawan yang memiliki hubungan mendalam dan meluas dengan perusahaan akan bersedia untuk melakukan beberapa hal untuk
membuat perusahaan sukses, diatas atau bahkan melampaui apa yang di harapkan. Mereka juga akan menawarkan kerangka kerja untuk
membangun keterlibatan yang didasari oleh karyawan yang mengetahui, menumbuhkan, menginspirasi, melibatkan, dan
menguntungkan para pemimpin senior, manajer, sumber daya manusia profesional, dan karyawan itu sendiri Gebauer Lowman, 2008.
Banyak item-item yang ada pada survei mengenai engagement menunjukkan bahwa aspek-aspek engagement secara postif berkaitan
dengan perilaku karyawan dan mencakup konsep psikologis, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
seperti organizational citizenship serta komitmen dan keterikatan organisasi Robertson Cooper, 2010.
Berdasarkan penjelasan konsep dan definisi tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa employee engagement merupakan keadaan
psikologis mengenai sejauh mana karyawan terlibat secara fisik, kognitif dan emosi terhadap performansi dan menjalankan perannya
dalam sebuah organisasi atau perusahaan. Dengan kata lain employee engagement merupakan tingkat sejauh mana perasaan individu berada
dan terlibat dalam organisasi mereka.