D. Dinamika Hubungan Leader-Member Exchange LMX dan Job
Satisfaction
Karyawan akan cenderung menunjukkan job satisfaction yang tinggi ketika merasakan dukungan yang kuat dari organisasi, termasuk
supervisor sehingga kebutuhan sosial-emosi mereka terpenuhi Edwards et al., 2014; AbuAlRub et al., 2009. Giallonardo et al. 2010 mengatakan
bahwa ada hubungan yang signifikan antara leadership behaviours pada atasan dan job satisfaction pada perawat.
Leader-member exchange merupakan salah satu bentuk dari leadership behaviours pemimpin dan supervisor. Pentingnya kualitas
hubungan antara pemimpin dan karyawannya akan menciptakan job satisfaction pada karyawan Loi et al., 2014. Relasi antara pemimpin atau
supervisor dengan karyawannya yang ditunjukkan dengan tingkat LMX yang tinggi ditandai dengan tingginya kepercayaan, menghormati,
menghargai, dan saling memiliki tanggungjawab satu sama lain. Tingginya LMX berupa komunikasi dan dukungan dari atasan akan memberikan
keuntungan kepada karyawan dalam bentuk konkrit atau nyata seperti pemberdayaan, peningkatan produktivitas, dan improvisasi. Hal ini
kemudian akan menciptakan job satisfaction yang tinggi pada karyawan Nicolic et al., 2013; Sparrowe, Liden, 1997; Graen Uhl-Bien, 1995.
Kualitas yang tinggi LMX terbukti dapat mempengaruhi job satisfaction pada karyawan menjadi lebih tinggi pula. Meskipun demikian,
Loi et al. 2014 mengatakan bahwa hubungan antar variabel ini masih PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
belum ditemukan dalam beberapa literatur yang ada. Selain itu, Gerstner dan Day 1997 mengatakan adanya inkonsistesi pada hubungan LMX dan
job satisfaction, sehingga perlu adanya mediator ataupun moderator. Kualitas LMX yang tinggi dapat menambah motivasi intrinsik
karyawan untuk berusaha melakukan pekerjaan mereka dengan baik untuk memajukan organisasi Breevaart et al., 2015. Employee engagement
merupakan salah satu bentuk dari motivasi intrinsik individu tersebut Guest, 2014. Dengan demikian, karyawan dengan kualitas LMX yang
tinggi akan lebih terlibat engage dalam organisasi atau perusahaan mereka. Karyawan yang merasa bahwa diperlakukan secara adil dan baik
oleh supervisor dan rekan kerjanya akan cenderung melakukan perilaku engage dengan menolong orang lain yang sesuai konteks dengan
pekerjaannya Edwards et al., 2008. Beberapa penelitian menemukan bahwa adanya hubungan positif
antara LMX dengan employee engagement. Karyawan yang memiliki kualitas LMX yang tinggi, akan terlibat engage dalam melakukan
pekerjaan yang bukan menjadi tugas mereka dan menolong rekan-rekan kerjanya dalam melakukan pekerjaan. Perilaku ini akan menciptakan
lingkungan kerja yang saling membantu dan mendukung satu sama lain Dhivya dan Sripirabaa, 2015; Breevaart et al., 2015. Penelitian tersebut
menunjukkan bahwa semakin tinggi kualitas LMX, maka karyawan akan semakin engage terhadap pekerjaan dan organisasinya.
Engagement juga merupakan salah satu indikator utama kesejahteraan pada karyawan dan organisasi. Karyawan yang engage juga
menunjukkan optimisme, sikap positif, dan perilaku proaktif kepada rekan-rekan kerja, serta menciptakan suasana positif dalam tim Bakker
dan Demerouti, 2008. Hal ini menyebabkan adanya job satisfaction karyawan pada organisasi dan lingkungan kerjanya. Penelitian lain
mengatakan bahwa adanya engagement pada karyawan secara positif mempengaruhi munculnya job satisfaction Giallonardo et al., 2010.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa seorang karyawan yang engage tentunya menunjukkan optimisme dan perilaku proaktif
sebagai bentuk keterlibatannya dalam organisasi sehingga akan menciptakan perasaan dan suasana yang positif, termasuk job satisfaction.
Oleh karena itu, hubungan antara LMX dan job satisfaction akan lebih kuat jika dimediatori oleh employee engagement.
E. Kerangka Penelitian
Kerangka penelitian hubungan antara kualitas Leader-Member Exchange dengan job satisfaction pada karyawan dimediatori oleh
employee engagement adalah sebagai berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI