Problematika Tenaga Kerja Indonesia
169 3.
Metode Naskah
Metode naskah sering kita jumpai dalam pidato-pidato resmi dan pidato dalam siaran televisi. Bila orang berpidato belum berpengalaman,
penyajian pidato dengan metode ini cenderung kaku karena mata pembicara selalu ditujukan pada naskah, sehingga ia tidak bebas menatap
pendengarnya. Pembawa pidato sering pula kurang mampu memberikan tekanan dan variasi suara untuk menghidupkan pidatonya.
4. Metode Ekstemporan
Pidato dengan metode ekstemporan direncanakan dengan cermat dan dibuatkan catatan-catatan yang penting, sekaligus akan menjadi pegangan
pembawa pidato untuk mengurutkan bagian-bagiannya. Sementara itu, ada pula cara lain yang dipergunakan yakni dengan menyiapkan konsep
naskah dengan tidak perlu menghafalkannya. Pembawa pidato mempergunakan catatan-catatan itu hanya untuk mengingat urutan-
urutan idenya. Pembawa pidato bebas berbicara dan bebas untuk memilih dan menggunakan kata-katanya sendiri. Penggunaan metode ini lebih
banyak memberikan fleksibilitas dan variasi dalam pemilihan kata atau diksi.
Pada pelajaran ini kalian akan berlatih pidato dengan menggunakan teks. Pidato dengan teks sering dilakukan seseorang agar ia tidak
mengalami hambatan dalam berpidato. Tuntutan kepada orang yang membacakan pidato adalah ia harus dapat menyajikan pidato itu seperti
berbahasa lisan langsung.
Persiapan yang perlu dilakukan antara lain adalah membaca terlebih dahulu teks tersebut serta memberikan tanda-tanda tertentu pada teks
pidato. Pembawa pidato perlu memberikan tanda pada teks itu, bagian mana yang dianggap penting atau pokok, dan bagian mana yang
merupakan penjelas. Dengan mengetahui bagian-bagian penting tersebut, pembawa pidato akan dapat memberikan penekanan yang tepat pada
saat berpidato.
L atihan
7.3
Berikut ini disampaikan sebuah teks pidato. Bacalah teks pidato dengan suara yang jelas, intonasi yang tepat, dan disertai ekspresi
wajah dan sikap yang sesuai. Agar pembacaan teks pidato dapat dilaksanakan dengan baik, terlebih dahulu berikan tanda-tanda pada
teks pidato tersebut, bagian mana yang merupakan pokok-pokok isi
Di unduh dari : Bukupaket.com
170
Bahasa Indonesia XII Program Bahasa
pidato dan bagian mana yang hanya memberikan informasi pendukung
Sambutan Wakil Gubernur Jawa Tengah pada Seminar Tentang Keselamatan Kerja
dan Lingkungan Hidup serta Pengupahan Regional yang Berkaitan
dengan Pelaksanaan Otonomi Daerah Surakarta, 28 Maret 2002
Yth. Bapak Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi; Yth. Walikota Surakarta dan Muspida kota Surakarta;
Yth. Para PimpinanLembaga, baik pemerintah maupun swasta.
Para peserta seminar yang saya hormati dan hadirin yang berbahagia.
Assalammuaalaikum Wr.Wb. Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan
Yang Maha Esa karena hanya atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, kita dapat bertemu dalam keadaan sehat walafiat.
Saya menyambut baik atas terselenggaranya seminar tentang Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup serta Pengupahan
Regional yang Berkaitan dengan Pelaksanaan Otonomi Daerah. Seminar yang akan membahas dan mendiskusikan beberapa topik
permasalahan di bidang ketenagakerjaan ini sangat penting dan strategis bagi peningkatan roda perekonomian yang semakin baik.
Sebagaimana kita maklumi bersama dalam beberapa tahun terakhir ini terdapat berbagai perubahan lingkungan strategis yang cukup cepat
dan dinamis. Hal ini menurut semua pihak, baik eksekutif, legislatif maupun swasta bekerja keras dalam mengantisipasinya, sehingga kita
tidak terlarut dan terperosok pada kondisi dan situasi yang lebih buruk dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Perubahan lingkungan yang strategis dimaksud antara lain: Pertama, krisis ekonomi berdampak pada penutupan dan efisiensi
sejumlah perusahaan, sehingga terjadi PHK.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Problematika Tenaga Kerja Indonesia
171
Berkaitan dengan itu, upaya keselamatan dan kesehatan kerja dan upaya peningkatan kondisi lingkungan kerjahidup merupakan upaya
yang strategis yang perlu ditempuh. Dengan upaya-upaya tersebut dapat ditekan terjadinya kasus-kasus kecelakaan kerja, kebakaran tempat kerja,
penyakit akibat kerja dan gangguan kesehatan, baik bagi pekerja, maupun masyarakat sekitarnya.
Kedua, dalam era sekarang ini terdapat keinginan dan tuntutan
yang sangat kuat dari masyarakat tentang penegakan supremasi hukum, HAM, kebebasan berpendapat dan berserikat serta tuntutan
terwujudnya pemerintahan yang bersih dan berwibawa. Dampak yang muncul antara lain tumbuhnya organisasi-organisasi pekerjaburuh.
Hingga saat ini, di Jawa Tengah tercatat 27 Serikat Pekerja Buruh, yang semuanya menuntut dan menghendaki peningkatan kesejahteraan
pekerjaburuh, terutama upah dan jaminan sosial tenaga kerja serta demokratisasi dalam rangka menetapkan kebijakan di bidang industrial.
Selain itu penegakan hukum dan peraturan perundang-undangan di bidang ketenagakerjaan, khususnya yang berkaitan dengan hak-hak
dasar pekerjaburuh termasuk pengupahan, jamsostek, keselamatan, dan kesehatan kerja.
Berkaitan dengan itu, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berupaya semaksimal mungkin untuk terus-menerus meningkatkan kesejahteraan
pekerjaburuh melalui penetapan UMR, dengan tetap memperhatikan kemampuan dunia usaha, pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan
kesempatan kerja dan pengangguran, serta kebutuhan hidup pekerja.
Di samping itu dalam perumusan dan penetapan kebijakan di bidang ketenagakerjaan, terutama penetapan upah minimum
pemerintah Provinsi, melibatkan semua pihak terkait, termasuk Perguruan Tinggi.
Ketiga, adanya perubahan yang sangat mendasar dalam sistem
pemerintahan yang semula bersifat sentralistik menjadi desentralistik. Kewenangan kabupatenkota menjadi lebih besar, namun tetap mengacu
pada ketentuan-ketentuan nasional dan tetap pada koridor wawasan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Di sektor ketenagakerjaan berdasarkan PP 25 Tahun 2000, kewenangan Provinsi antara lain adalah penetapan dan pengawasan
upah minimum, yang dalam pelaksanaannya tetap mengutamakan usulan dari kabupatenkota.
Sehubungan dengan itu, saya harapkan seminar ini dapat masukan- masukan yang bermanfaat bagi peningkatan bidang ketenagakerjaan,
Di unduh dari : Bukupaket.com
172
Bahasa Indonesia XII Program Bahasa
termasuk kesehatan dan keselamatan kerja. Pada sisi lain dapat memberikan kontribusi yang besar bagi terwujudnya iklim sejuk dalam
dunia usaha di Jawa Tengah.
Selamat mengikuti seminar, semoga sukses. Sekian, terima kasih.
Wassalammualaikum Wr. Wb. WAKIL GUBERNUR JAWA TENGAH
BIDANG KESRA
Ir. MULYADI WIDODO
Kalian tentu pernah mengikuti sebuah diskusi atau seminar, bukan? Bahkan, barangkali ada di antara kalian yang pernah terlibat secara aktif
dalam sebuah seminar, baik sebagai pembicara pemakalah atau sebagai pemandu moderator. Dalam sebuah seminar, kalian akan melihat banyak
pihak yang terlibat. Di antaranya ada yang berperan sebagai pemakalah pembicara, pemandu moderator, penambat notulis, dan tentu peserta.
Pemakalah adalah orang yang ditugasi sebagai pembicara, yakni orang yang menyajikan makalah atau kertas kerja yang telah dipersiapkan atau
ditulisnya. Pemandu adalah orang yang bertugas mengatur lalu lintas jalannya diskusi. Penambat adalah orang yang bertugas mencatat hal-hal
penting dari sebuah diskusi atau seminar, baik gagasan yang dikemukakan pembicara, peserta, maupun pemandu.
D. Menulis Makalah