294
Bahasa Indonesia XII Program Bahasa
Puisi menyimpan pemikiran dan perasaan penyair dalam menyikapi suatu permasalahan. Misalnya puisi-puisi Chairil Anwar secara umum
menyiratkan pemberontakan serta penuh vitalitas. Puisi Sapardi Djoko Damono dalam kumpulan Dukamu Abadi menyiratkan penghayatannya
terhadap jargon massa politik dan sosial di pertengahan tahun 1960-an, sedangkan di dalam buku Interlude, penyair ini lebih leluasa dan bebas
memakai mitos dan kosakata asing. Demikian pula puisi terjemahan, berisi sikap dan penghayatan penyair menghadapi suatu masalah. Sikap penyair
bisa berupa kemarahan, penyerahan, pemberontakan, dan sebagainya.
Perhatikan dan dengarkan puisi yang akan dibacakan oleh teman kalian berikut ini. Kenali sikap penyair menghadapi suatu masalah.
A. Mendengarkan Pembacaan Puisi Terjemahan
Setelah mempelajari materi pembelajaran ini kalian diharapkan mampu:
1. mengenal isi puisi terjemahan,
2. menilai pemikiran, perasaan, dan penghayatan penyair terhadap
permasalahan yang diungkapkan.
Senyum
Dunia ini lebih suka melihat harapan daripada hanya mendengar tentangnya.
Dan itulah sebabnya mengapa para negarawan harus tersenyum Gigi-gigi mereka yang seputih mutiara menunjukkan
bahwa mereka masih penuh dengan keceriaan. Permainan ini sangat rumit, cita-cita kita jauh dari gapaian
Hasilnyapun masih tidak jelas -maka kadang-kadang kita perlu melihat sederet gigi yang ramah dan bersinar.
Para kepala negara harus memamerkan sepasang alis mata yang tidak berkerut
di sepanjang bandara, di ruang konferensi. Mereka harus mewujud sebuah gigi besar yang wow
sementara menggilas daging atau menekan masalah-masalah yang mendesak.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Mengenang Peristiwa
295
Wajah-wajah mereka adalah jaringan-jaringan yang meregenerasi dirinya sendiri
membuat hati kita berdengung dari lensa-lensa kamera kita yang mendekat.
Ilmu kedokteran gigi beralih menjadi keahlian berdiplomasi menjanjikan pada kita abad keemasan esok hari
Keadaan bertambah sulit, dan karenanya kita perlu melihat tawa deretan gigi yang cemerlang, geraham-geraham yang beritikad
baik Waktu kita masih belum cukup aman dan waras
bagi wajah-wajah untuk menunjukkan kesedihan biasa.
Para pemimpi tetap berkata, Persaudaraan umat manusia akan membuat tempat ini sebuah surga yang tersenyum
Aku tidak begitu yakin. Negarawan itu, karenanya tak memerlukan latihan olah vokal
kecuali dari waktu ke waktu: Ia merasa enak Ia gembira ini musim semi, dan karenanya ia pindahkan wajahnya
Tetapi memang sudah sifat manusia, sedih. Maka biarlah begitu. Itupun tidak begitu buruk.
Karya: Wislawa Symborska
Sumber: Horison, November 2000. Diterjemahkan oleh: Agus
R. Sarjono Nikmah Sarjono
Wislawa Szymborska
Wislawa Szymborska lahir di Kornik, kawasan barat Polandia, 2 Juli 1923. Sejak 1931 dia menetap di
Krakow. Selama selang tahun 1945-1948 dia mempelajari Sosiopologi dan Sastra Polandia di
Jagiellonian University. Kepenyairannya dimulai dengan sebuah puisi di surat kabar harian Dziennik
Polski. Kala itu tahun 1945 sebuah puisinya terbit di koran tersebut. “Szukam slowa” Aku Mencari Sebuah
Kata.
J ejak T okoh
Sumber: info-poland.buffalo.edu
Gambar 11.1 Wislawa
Szymborska
Di unduh dari : Bukupaket.com
296
Bahasa Indonesia XII Program Bahasa
L atihan
11.1
Diskusikan bersama kelompok belajar kalian hal-hal berikut ini. 1. Tentukanlah permasalahan yang diangkat dalam puisi di depan
2. Tentukan pula sikap, pemikiran, perasaan, dan penghayatan
penyair terhadap permasalahan yang diangkat dalam puisinya. Setujukah kalian dengan sikap penyair? Jelaskan jawaban kalian
3. Kaitkan isi puisi dengan realitas yang terjadi di negara Indonesia. Relevankah permasalahan yang ada dalam puisi dengan
kenyataan yang terjadi di negara kita? Sebutkan alasan kalian.
B. Membahas Drama Indonesia Berwarna Lokal