Mengorganisasikan Wacana Menentukan Kelengkapan Wacana

Meneladani Nilai-nilai Kepahlawanan 209 L atihan 8.6 3. …. Tuhanku Aku hilang bentuk remuk Tuhanku Aku mengembara di negeri asing Tuhanku di pintumu aku mengetuk Aku tidak bisa berpaling Sumber: Herman J. Waluyo. 2003. Apresiasi Puisi untuk Pelajar dan Mahasiswa. Jakarta: Gramedia, hal. 10. 4. …. Aku terdiam. Pandanganku beralih ke sosok yang ada di sampingnya. Nafasku terasa sesak ketika kumelihat Sari yang dengan mesra menggandeng tangan Dhani, kekasihku. Dia tersenyum sinis padaku. Aku tak percaya dengan apa yang kuterima saat ini. Kenyataan apa yang berlaku pada hidupku malam ini? …. Sumber: Ginanjar Pontia Setiawati. MOP No. 272, tahun XXIII, April 2005, hal.47.

2. Mengorganisasikan Wacana

Secara mudah, mengorganisasikan wacana dapat diartikan kegiatan menata, menyusun, mengurutkan, atau menyajikan wacana secara berurutan runtut. Wacana yang tidak terorganisasi akan menimbulkan kebingungan, salah penafsiran, dan sebagainya. Wacana yang tidak terorganisasi akan menimbulkan kesulitan dalam memahami isi atau maksudnya, sehingga informasi yang disampaikan kepada sasarannya tidak tepat. Organisasikan komponen-komponen wacana yang masih acak berikut ini, sehingga membentuk sebuah wacana yang utuh dan terpadu 1. a. Begitulah manfaat beraerobik yang dapat memasukkan cukup banyak oksigen. Di unduh dari : Bukupaket.com 210 Bahasa Indonesia XII Program Bahasa L atihan 8.7 b. Aerobik adalah bentuk aktivitas yang dapat menyebabkan denyut jantung meningkat secara berkesinambungan dalam beberapa menit. c. Makin kuatnya jantung dan elastisitasnya paru-paru bekerja akan makin banyak oksigen yang dibagi-bagikan ke seluruh badan. d. Beraerobik berarti kita melihat sistem urat-urat jantung untuk memproses oksigen secara cepat dan efisien. 2. Laporan Kegiatan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan PPPK a. Simpulan dan saran b. Pertolongan pertama c. Hari dan tanggal kejadian d. Manfaat pertolongan pertama e. Identitas korban f. Identitas penolong g. Tempat kejadian

3. Menentukan Kekohesian dan Kekoherenan Wacana secara Utuh

Bagian-bagian wacana harus saling berhubungan. Hal ini dimaksudkan untuk menciptakan keutuhan. Jenis hubungan antarbagian wacana dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu hubungan bentuk kohesi dan hubungan makna atau hubungan semantis koherensi.

a. Kohesi

Kohesi merupakan hubungan perkaitan antarproposisi yang dinyatakan secara eksplisit oleh unsur-unsur gramatikal dan semantik dalam kalimat-kalimat yang membentuk wacana. Perhatikan contoh berikut. A : Apa yang dilakukan Hari di perantauan? B : Di sana ia bertanam kelapa sawit. Pernyataan yang diujarkan dinyatakan oleh A berkaitan dengan proposisi yang dinyatakan oleh B. Kaitan tersebut diwujudkan dalam bentuk pemakaian kata ganti pronomina di sana yang merujuk ke di perantauan. Inilah yang dimaksud adanya kohesi antarbagian wacana. Perhatikan juga contoh kekohesian antarbagian dalam wacana berikut ini. Di unduh dari : Bukupaket.com Meneladani Nilai-nilai Kepahlawanan 211 1 Rudi adalah pekerja keras. Ia selalu bangun lebih awal daripada saudara-saudaranya yang lain. Pagi-pagi ia harus mencarikan makan ternaknya. Ia juga selalu membantu ayahnya membajak di sawah. Sepulang dari sawah, anak itu masih harus membantu ibunya di dapur. Begitulah kegiatannya setiap hari. 2 Sejak kecil Amin tinggal di lingkungan pondok pesantren. Banyak kegiatan yang ia lakukan selama di sana. Amin selalu belajar mengaji. Di sana ia juga rajin berpuasa. Di sana hal-hal yang berkaitan dengan keagamaan lebih ditekankan. Hampir setiap hari ia bergelut dengan ilmu agama.

b. Koherensi

Keterkaitan semantis antara bagian-bagian wacana disebut koherensi. Kekoherensian bagian wacana yang satu dengan yang lain ditandai adanya hubungan yang erat, saling melengkapi, atau saling menjelaskan. Perhatikan contoh berikut ini. 1 Ada tiga hal yang perlu kita lakukan agar badan tetap sehat. Pertama, kita harus makan atau mengonsumsi makanan secara teratur dan tidak berlebihan. Kedua, kita harus melakukan olahraga secara rutin. Yang ketiga, istirahat cukup dan teratur. 2 Pekerjaan mengarang atau menulis membutuhkan penguasaan atas beberapa pengertian dasar dan latihan. Selain harus mengerti beberapa pengertian dasar tentang ejaan, penggunaan kosakata, kalimat serta kaidah-kaidah ketatabahasaan, subjek individu juga dituntut menguasai beberapa pengertian dasar tentang wacana. Sumber: Marwoto, et. al. 1990. Komposisi Praktis. Yogyakarta: Hanindita, hal 171. L atihan 8.8 Berdasarkan penjelasan dan contoh-contoh tersebut, dapat dikatakan bahwa kohesi dan koherensi merupakan penghubung bentuk dan makna bagian-bagian wacana sehingga membentuk wacana yang utuh. Perhatikan dengan cermat beberapa wacana di bawah ini Tentukan wacana yang tidak kohesif dan atau tidak koheren Tentukan letak ketidakkohesian atau ketidakkoherenannya, sampaikan juga koreksi kalian 1. A : Bagaimana Anda dapat mengatasi masalah ini? B : Masalah ini sebenarnya bukan bidang kajian kita. Di unduh dari : Bukupaket.com 212 Bahasa Indonesia XII Program Bahasa 2. A : Berapa harga boneka ini, Bang? B : Murah saja, Pak. A : Berapa? Sepuluh ribu? B : Tambah sedikit Pak A : Dua belas ya? B : Sebenarnya belum dapat. Tapi, nggak apalah, Pak. 3. Kemarin sore ayah membelikan adik sebuah kalians. Rupanya ayah mengetahui kalau adik sangat membutuhkannya. 4. Panasnya sinar matahari tidak menyurutkan semangat para pedagang asongan di terminal itu. Mereka berangkat dari rumah pagi-pagi. Banyak dagangan yang mereka tawarkan di sana. Mulai dari rokok, minuman berkaleng, dan beberapa yang lain. Mereka menjalani profesi itu selama bertahun-tahun. Barangkali inilah yang membuat mereka semakin ulet. Kehujanan dan kepanasan sudah menjadi bagian hidup mereka. Tampaknya mereka cukup bahagia dengan keadaan itu. 5. Mengenai RUU Susduk MPRDPR dan DPRD, Afan melihat tidak ada masalah. “Salah satu bagiannya memang membicarakan keberadaan ABRI di lembaga legislatif. Persoalannya adalah, berapa pun jumlah anggota fraksi ABRI di DPR tidak akan ada bedanya, sepanjang kita memandang dwifungsi ABRI seperti sekarang ini,” tandasnya.

4. Menentukan Kelengkapan Wacana

Bentuk wacana tertulis sangat bervariasi. Surat merupakan salah satu contohnya. Sebuah surat dikatakan lengkap apabila unsur-unsur kelengkapan dalam surat terpenuhi. Bagian-bagian yang menunjukkan kelengkapan surat antara lain nama pengirim, alamat pengirim, yang dikirimi, alamat yang dikirimi, pembuka, isi atau maksud surat, penutup, dan sebagainya. Kelengkapan bagian sebuah surat hampir sama dengan sebuah karangan. Sebuah karangan dikatakan lengkap apabila mengandung beberapa unsur, misalnya pendahuluan, isi, dan penutup. Wacana yang tidak memenuhi kelengkapan unsur-unsurnya disebut wacana yang tidak lengkap. Di unduh dari : Bukupaket.com Meneladani Nilai-nilai Kepahlawanan 213 L atihan 8.9 Dari contoh surat tersebut dapat diketahui bahwa surat undangan tersebut tidak lengkap. Ketidaklengkapan surat undangan di atas ditandai dengan tidak dicantumkannya tanggal surat dan pukul berapa rapat akan dilaksanakan. Cermatilah beberapa wacana berikut ini Tentukan ketidaklengkapan bagian dalam wacana-wacana tersebut, kemudian tentukan kelengkapannya Perhatikan contoh berikut ini No : 01KT.TBIV2008 Lampiran : - Hal : Undangan rapat Yth. Sdr. Muhdi Jl. Bungur No. 12 Semarang Timur Assalamualaikum Wr. Wb. Bersama ini kami mengundang Saudara untuk menghadiri rapat karang taruna yang akan diadakan pada: hari, tanggal : Sabtu, 5 April 2008 tempat : Sdr. Amran Ketua acara : pembentukan panitia olahraga Demikianlah surat undangan ini disampaikan. Atas perhatian dan kehadirannya diucapkan terima kasih. Wassalamualaikum Wr. Wb. Hormat kami, Amran Maulana Ketua Di unduh dari : Bukupaket.com 214 Bahasa Indonesia XII Program Bahasa 1. Hadirin yang saya hormati, Generasi ’45 telah berjuang dengan jiwa dan raga untuk merebut kemerdekaan dari tangan penjajah. Apa yang mereka lakukan bukan semata-mata untuk diri sendiri, melainkan untuk generasi penerus, termasuk kita. Jadi, tugas kita sebagai penerus cukup berat. Setiap generasi memikul beban berupa warisan yang harus dipelihara sebaik- baiknya. Warisan tersebut merupakan amanat bagi kita. Melecehkan amanat sama halnya dengan mengkhianati sumpah. Sekali lagi, perjuangan kita lebih ringan daripada para pejuang. Boleh saja kita bersantai, tetapi harus waspada. Setuju…? 2. Hutan sangat penting bagi kehidupan manusia. Hutan alam ialah hutan yang tumbuh dan terjadi secara alami. Hutan ini memiliki berbagai jenis pohon dengan usia tua dan muda. Hutan produksi ialah hutan yang dipersiapkan secara khusus untuk memproduksi kayu tertentu bagi pembangunan dan perdagangan. Hutan wisata ialah kawasan hutan yang dibina dan dipersiapkan secara khusus bagi pariwisata dan wisata baru. Hutan suaka alam ialah hutan yang dikhususkan bagi perlindungan binatang, pohon, dan alam hayati lainnya. Hutan lindung ialah hutan yang keadaan alamnya sedemikian rupa sehingga berpengaruh baik bagi tanah, alam sekitarnya, dan tata air. Jadi, melestarikan hutan menjadi tugas dan kewajiban kita bersama. 3. Bagian Pendahuluan Sebuah Makalah a. Manfaat penelitian b. Tujuan penelitian c. Latar belakang masalah d. Pembatasan masalah e. Identifikasi masalah f. Perumusan masalah 4. Paragraf dapat dikembangkan dengan beberapa pola. Pertama, pola pengembangan secara deduktif. Kedua, pola pengembangan secara induktif. Kita harus dapat menentukan sebaiknya sebuah paragraf harus ditulis dengan pola yang mana. Masing-masing pola tersebut memiliki ciri atau urutan sendiri-sendiri. Jadi, pengembangan sebuah paragraf sangat tergantung kepada kemauan penulis. Di unduh dari : Bukupaket.com Meneladani Nilai-nilai Kepahlawanan 215 R angkuman 1. Penilaian terhadap laporan pelaksanaan kegiatan dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan atas sebuah laporan, maupun langsung mengemukakan tanggapan untuk memperbaiki laporan program tersebut. 2. Presentasi program kerja menuntut penyampainya menguasai isi program kerja. Ia dituntut mampu menjelaskan secara rinci dan memberikan informasi tambahan untuk mendukung program. 3. Jenis wacana tertentu memerlukan kecepatan membaca yang berbeda dengan jenis wacana yang lain. Membaca cepat 300-350 kata per menit diterapkan untuk membaca wacana yang mudah dalam bentuk deskriptif dan bersifat informatif serta bacaan fiksi yang agak sulit. 4. Pola pengembangan paragraf contoh, perbandingan, dan proses hanya sebagian kecil dari pola pengembangan paragraf dalam bahasa Indonesia. Pada kenyataannya pengembangan paragraf menggunakan berbagai pola tergantung pilihan dan selera penulis. 5. PT RATU EMAS Jalan Bima Blok A No. 23 Semarang Telp. 024 123456 MEMO Dari : Direktur Pemasaran Kepada: Kepala Bagian Produksi Susun laporan produksi barang per hari. Serahkan secepatnya. Terima kasih. Direktur Pemasaran, Rasid Sulaiman Di unduh dari : Bukupaket.com 216 Bahasa Indonesia XII Program Bahasa 5. Terdapat berbagai macam jenis wacana lisan maupun tertulis. Menganalisis wacana tergantung pada pemahaman analis terhadap wacana. Oleh karena itu, kuasailah kompetensi untuk menganalisis berbagai jenis wacana supaya kalian mampu memahami keseluruhan wacana. 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212 Uji Kompetensi

A. Berilah tanda silang X pada huruf a, b, c, d, atau e sebagai jawaban yang paling benar

1. Walaupun jelas berbeda dalam hal panjangnya, dari segi bangunnya paragraf dan esai itu sama. Misalnya, paragraf diawali dengan kalimat topik. Dalam esai, paragraf pertama merupakan pendahuluan yang memperkenalkan bahan bahasan dan menetapkan fokus topik. Paragraf tersebut menggunakan pola pengembangan .... a. contoh b. sebab-akibat c. daftar d. proses e. perbandingan R efleksi Buatlah sebuah program kegiatan bersama teman-teman di lingkungan sekitar kalian Program kegiatan dibuat dengan tujuan untuk dilaksanakan. Misalnya kegiatan reboisasi, peringatan hari besar keagamaan atau hari besar nasional, mengadakan kunjungan ke panti asuhan, ke panti jompo, maupun kegiatan sosial yang lain. Presentasikan program kegiatan tersebut di hadapan Ketua RT, Ketua RW, dan Kepala Desa. Mintalah bantuan dan tanggapan sebagai masukan atas program kegiatan tersebut. Laksanakaan program kegiatan yang telah kalian buat sesuai rencana. Laporkan kegiatan yang telah kalian laksanakan di hadapan orang-orang yang terkait Di unduh dari : Bukupaket.com