Pertanian Perkebunan Peternakan Transportasi

Jumlah penduduk Kabupaten Flores Timur berdasarkan Sensus Penduduk dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Flores Timur tahun 2013 adalah 232.312 jiwa. Jika dibandingkan tahun 2009 adalah 233.811 jiwa, terjadi penurunan jumlah penduduk Kabupaten Flores Timur yaitu sebanyak 1.499 jiwa 0. 64 . Penyebaran penduduk belum secara merata. Rata-rata kepadatan penduduk Kabupaten Flores Timur tercatat sebesar 127.9 jiwa setiap km² persegi. Bila kita lihat jumlah Rumah Tangga di Kabupaten Flores Timur telah mengalami penurunan sebesar 5.867 pada tahun 2010 atau turun sekitar 11.5 . Berdasarkan data banyaknya rumah tangga dan rata-rata anggota rumah tangga menurut Kecamatan di Kabupaten Flores Timur tahun 2010, rata-rata penduduk per rumah tangga tercatat sebesar 4.5 jiwa. Sementara itu jumlah penduduk tertinggi dan terendah pada tahun 2010 masih sama dengan tahun 2009 dimana yang tertinggi di Kecamatan Larantuka sebanyak 37.271 jiwa dan terendah di Kecamatan Demon Pagong sebesar : 4.288 jiwa.

2.3.1.1 Pertanian

Komoditi tanaman pangan dengan produksi terbesar adalah ubi kayu 34.322 ton, jagung 30.557 ton, padi ladang 24.329 ton. Padi sawah hanya sebesar 795 ton. Kacang tanah, ubi jalar dan kacang hijau masing-masing sebesar 2.532 ton, 1.370 ton dan 1.057 ton.

2.3.1.2 Perkebunan

Beberapa komoditi perkebunan yang menonjol di Flores Timur adalah kelapa, jambu mete, kemiri, pinang dan kakao. Produksinya masing-masing 9.498 ton, 10.424 ton, 872 ton, 80 ton dan 686 ton. Beberapa jenis rempah seperti lada, vanili dan pala, produksinya belum cukup banyak. Demikian pula dengan jarak pagar dan kapuk.

2.3.1.3 Peternakan

Ternak besar belum diusahakan secara maksimal di Flores Timur. Hanya sapi yang mencapai 2.006 ekor. Ternak kecil terutama babi dan kambing cukup besar populasinya mengingat erat kaitannya dengan budaya setempat. Babi tercatat sebanyak 80.908 ekor dan kambing sebanyak 62.038 ekor.

2.3.1.4 Transportasi

Demikian halnya untuk menunjang perekonomian, di Kabupaten terdapat beberapa transportasi, 1. Darat: Terminal Weri, Alamat; Kelurahan Weri – Kecamatan Larantuka dan Terminal Waibalun Oka di Desa Lamawalang, Kecamatan Larantuka. Angkutan darat di Flores Timur ditunjang oleh jalan raya dengan total panjang 763,75 Km. Sebagian besarnya merupakan jalan kabupaten 66,73. Jalan negara dan jalan provinsi masing-masing hanya 8,76 dan 24,51 2. Laut: Pelabuhan Larantuka, Pelabuhan Waiwerang dan Pelabuhan Witihama. Angkutan laut ditunjang dengan keberadaan beberapa pelabuhan dengan jumlah kunjungan kapal pada masing-masing pelabuhan berkisar antara 400- 7153 kunjungan. Salah satu pelabuhan tersebut merupakan pelabuhan penyeberangan dengan 93 kunjungan kapal Ferry dalam tahun 2009. 3. Udara: Bandar Udara Gewayantana-Larantuka, Alamat: Jl. Soekarno-Hatta No. 77 yang berada di Desa Tiwatobi, Watowiti, Kecamatan Ile Mandiri. 2.3.2 Geografis dan Demografis Kabupaten Lembata Wilayah Lembata terdiri dari daerah pesisir, berbukit dan bergunung- gunung dengan 3 tiga puncak tertinggi yaitu Gunung Labalekang 1.613 m dpl, Gunung Uyelewun 1.513 m dpl, dan Gunung Ile Ape 1.450 m dpl. Kemiringan lereng bervariasi antara 5-40. Keseluruhan wilayah daratan terdiri dari tanah pegununganbukit, sedikit dataran dan daerah pantai yang tersebar di 9 kecamatan. Kabupaten Lembata beriklim tropis dan secara umum tergolong daerah kering hingga sedang dengan 2 musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan berlangsung antara bulan Desember-Maret, dan musim kemarau bulan April-Nopember. Rata-rata curah hujan per tahun 500-1200 mm dan suhu udara berkisar antara 20-33ºC. Sedangkan kelembaban udara berkisar antara 72- 84 dan kecepatan angin tergolong rendah yaitu 8,4 knotjam. Jumlah Penduduk Kabupaten Lembata tahun 2013 sebanyak 134.931 jiwa yang terdiri dari 64.094 laki-laki atau 47,50 dan 70.837 perempuan atau 52,50. dan dengan kepadatan penduduk 99 jiwakm². Potensi tenaga kerja atau usia produktif masyarakat Lembata sebesar 57,28 atau 71.551 jiwa. Jumlah tenaga kerja ideal yang diharapkan jika dihadapkan pada kenyataan, belum signifikan karena selain yang sudah bekerja, jumlah pencari kerja yang terdaftar baru mencapai 131 orang. Rendahnya minat pencari kerja demikian dikarenakan oleh lapangan kerja yang minim dalam menyerap tenaga kerja. Struktur ekonomi Kabupaten Lembata pada tahun 2013 masih bertumpu pada sektor pertanian. Hal ini terlihat dari nilai distribusi PDRB atas dasar harga berlaku masih didominasi oleh sektor pertanian yang memberikan sumbangan sebesar 42, diikuti sektor jasa sebesar 32,81, sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 12,34 dan sektor lainnya sebesar 9,68. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lembata mengalami peningkatan dari 4,98 pada tahun 2012 menjadi 5,01 pada tahun 2013 atau meningkat sebesar 0,12 dengan pendapatan perkapita pada tahun 2013 mencapai 4,875 juta rupiah.

2.4 Sastra dan Budaya Lamaholot

2.4.1 Sastra Lamaholot 2.4.1.1 Cerita rakyat Banyak sekali cerita rakyat yang beredar di tengah masyarakat Lamaholot. Ada sebagian cerita yang bertahan sampai sekarang. Ada kisah dari cerita tersebut yang dipakai untuk hiburan, menjadi pedoman hidup dan sebagai penghargaan terhadap tradisi. Ada pula kisah yang benar-benar mempunyai nilai yang sangat luhur dan dikenang dari generasi-generasi. Berikut beberapa cerita rakyat yang beredar ditengah masyarakat Lamaholot, antara lain; a. Watowele dan Lia Nurat asal usul suku di seputar Ile Mandiri b. Besi Pare Tonu Wujo; versi Lamaholot Ile Mandiri kisah yang mengisahkan tentang asal mula padi dan tanaman pangan lainnya c. Tenggelamnya Kroko Puken