Saudara-saudara dan orang tua mereka teks C pergi ke kebun mereka setelah jumlah hari yang ditentukan Tonu Wujo sendiri dan mendapatkan kebun yang
mulanya kosong kini dipenuhi dengan tumbuhan hijau. Ada persamaan dan perbedaan dari ketiga varian teks Besi Pare Tonu
Wujo, baik secara perbandingan struktur maupun perbandingan teks atau naskah dikarenakan adanya perbedaan versi dari ketiga narasumber yang terpilih.
Perbedaannya hanya terletak pada struktur cerita, yaitu tokohpenokohan dan latarsetting, sedangkan perbedaan antarteks atau antarnaskah terletak pada
penceritaan setiap narasumber. Meskipun ada perbedaan, kisah Besi Pare Tonu Wujo intinya ceritanya tetap sama.
3.6 Rangkuman
Kisah BPTW dalam konteks penelitian ini memiliki tiga varian teks. Tiga teks tersebut diperoleh dengan cara, yaitu wawancara penutur asli, teks hasil
wawancara pendahulu yang diperoleh dari halaman lampiran sebuah disertasi tentang Bahasa Lamaholot Ile Mandiri, dan teks yang terakhir yang merupakan
sebuah cerita BPTW yang sudah ditranskripkan menjadi sebuah teks drama. Tiga varian tersebut di atas kemudian diteliti dan dianalisis. Proses analisis
yang terjadi adalah membandingkan tiga varian teks dan menganalisis dari segi struktur cerita. Analisis struktur meliputi tema, alur, tokoh penokohan, latar, dan
sudut pandang. Hasil analisis yang diperoleh adalah ada kesamaan dalam naskah yaitu
mempunyai awal cerita, isi cerita, dan akhir dari cerita. Hasil dari analisis struktur adalah tiga varian teks tersebut memiliki perbedaan dan persamaan. Perbedaan
teks terletak pada tokohpenokohan dan latar setting, sedangkan persamaan dari tiga varian teks BPTW adalah kesamaan tema, alur cerita, dan sudut pandang.
119
BAB IV ANALISIS STRUKTUR KISAH
“BESI PARE TONU WUJO” DENGAN POLA AKTANSIAL DAN FUNGSIONAL A.J GREIMAS
4.1 Pengantar
Pada bab ini akan dipaparkan analisis struktur aktansial dan fungsional kisah Besi Pare Tonu Wujo dengan atau menurut teori A.J Greimas. Naratologi
Greimas merupakan kombinasi antara model paradigmatis Levi-Strauss dengan model sintagmatis Propp. Greimas dalam penelitiannya lebih intens terhadap
mitologi Lithuania berdasarkan metode George Dumezil, Claude Levi-Strauss dan Marcel Detienne dalam buku berjudul Of Gods and Men 1979 dan In Search of
National Memory 1990 Taum, 2011:140-141. Dibandingkan dengan penelitian Propp, objek penelitiannya Greimas tidak
terbatas pada dongeng tetapi diperluas pada mitos. Greimas memberikan perhatian pada relasi, menawarkan pada konsep yang lebih tajam, dengan tujuan yang lebih
umum, yaitu membentuk sebuah tata bahasa naratif yang universial. Greimas juga lebih mementingkan aksi fungsi dibandingkan dengan pelaku. Bagi Greimas
tidak ada subyek di balik narasi. Yang hanya adalah subjek atau manusia semu yang dibentuk oleh tindakan. Greimas menyederhanakan fungsi-fungsi Proop 31
Fungsi menjadi 20 fungsi, kemudian mengelompokan menjadi tiga struktur dalam tiga pasang oposisi biner. Demikian tujuh ruang tindakan disederhanakan