Situasi Awal Transformasi Struktur Fungsional

memberi tahu jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi oleh Tonu Wujo dan keluarganya. Saudara-saudara Tonu Wujo bertindak sebagai penantang. Diceritakan bahwa pada awal mendengar Tonu ingin mengorbankan dirinya dengan dibunuh oleh saudaranya, terjadilah perdebatan di antara saudara- saudaranya dan Tonu. Saudara-saudara Tonu tidak mau dan tidak ikhlas melakukan permintaan Tonu Wujo. Tetapi, dengan keteguhan hatinya Tonu Wujo tetap menyakinkan saudara-saudaranya agar membunuh dirinya dan menyebarkan potongan tubuhnya ke seluruh kebun. Akhir dari semua adalah perwujudan Tonu yang hidup lagi dalam bentuk tumbuhan padi dan tumbuhan pangan yang lain. Tumbuhan itulah yang menjawab kegelisahan akan kekurangan makanan yang dialami.

4.2.3 Struktur Fungsional

4.2.3.1 Situasi Awal

Sesuai dengan skema aktansial di atas, struktur awal cerita atau struktur cerita dimulai dengan situasi keluarga kecil yang tinggal di tengah hutan dan berlindung di sebuah gubuk tua. Mereka adalah Tonu Wujo bersama kedua orang tua dan enam saudara laki-lakinya. Keluarga Tonu Wujo dikisahkan bertahan hidup dengan mencari ubi dan berburu di hutan. Pada suatu hari mereka menyadari akan kekurangan persediaan makanan yang mulai terasa. Hasil galian ubi yang semakin berkurang dan perburuan yang terpaksa mereka lakukan di hutan yang sangat jauh dari hutan tempat mereka tinggal. Melihat dan menyadari hal tersebut Tonu dan Ibu serta saudaranya mulai mencari solusinya untuk mereka. Tonu dan Ibu mengajak Ayah serta seluruh keluarga pindah dan mencari tempat tinggal yang tentunya masih banyak sekali persediaan makanan untuk mereka. Tetapi sang Ayah malah marah dan tidak menyetujui usulan dari Tonu Wujo dan Ibunya.

4.2.3.2 Transformasi

4.2.3.2.1 Tahap Kecakapan

Transformasi mulai dirasakan dengan munculnya kegelisahan akan kekurangan makanan yang makin terasa. Tonu Wujo mulai berpikir tentang apa yang harus dilakukan untuk dapat mengatasi kekurangan makanan dan bencana kelaparan yang akan menghampiri.

4.2.3.2.2 Tahap Utama

Cerita bergerak pada kisah kepahlawanan tokoh yang mulai muncul dalam diri Tonu Wujo. Lewat mimpinya bertemu dengan Dewa Rera Wulan = Sang Pencipta. Dewa memberi petunjuk dan jalan keluar atas semua permasalahan yang dihadapi oleh Tonu Wujo. Ia disuruh meminta kepada saudara-saudaranya untuk menebang hutan dan membuka sebuah kebun. Di atas tanah itulah nantinya akan tumbuh sumber makanan yang tak akan pernah habis. Tetapi, Tonu harus merelakan dirinya dibunuh oleh saudara-saudaranya sendiri. Dari tubuh dan darahnyalah makanan yang dimaksud berasal. Jenis tumbuhan itu adalah padi, jagung, dan makanan sumber pangan yang lainnya.

4.2.3.2.3 Tahap Kegemilangan

Pada tahap kegemilangan dalam kisah BPTW ini adalah ditandai dengan pelaksanaan nubuat dari Sang Dewa lewat mimpi Tonu Wujo. Tonu Wujo mengorbankan dirinya dengan merelakan dirinya dibunuh oleh saudaranya. Tubuhnya dipotong-potong dan dagingnya disebarkan ke seluruh kebun dan darahnya dibiarkan mengalir membasahi sebagian tanah. Dari potongan tubuh dan darah Tonu Wujolah sumber makanan berasal. Ayah, Ibu dan saudara-saudara Tonu Wujo dan semua keturunannya tidak akan kekurangan makanan lagi. 4.2.3.3 Situasi Akhir Cerita kisah BPTW berakhir bahagia happy ending. Walaupun dalam keadaan duka dan berat karena kehilangan saudari dan anak perempuan satu- satunya, tetapi mereka senang karena mereka tidak perlu harus menggali ubi hutan dan berburu lagi mereka cukup bertani dan bercocok tanam sesuai pesan Tonu Wujo saja, mereka sudah berkecukupan. 4.3 Rangkuman Kekuatan model analisis struktur Greimas adalah menyerderhanakan fungsi-fungsi dan pola-pola pelaku dalam sebuah cerita. Kemampuan Greimas dalam mengungkapkan struktur aktan dan strukur fungsional menyebabkan teori struktur naratologinya tidak semata-mata bermanfaat dalam menganalisis teks sastra melainkan juga filsafat, religi, dan ilmu sosial lainnya Taum, 2011:156. Greimas memberikan perhatian pada relasi, menawarkan konsep yang lebih tajam dengan tujuan yang lebih umum, yaitu membentuk sebuah tata bahasa naratif universal Taum 2011: 156. Sebagaimana Propp, Greimas juga mementingkan aksi fungsi dibandingkan dengan pelaku. Greimas menyederhanakan fungsi- fungsi Propp 31 fungsi menjadi 20 fungsi, yang kemudian dikelompokkan menjadi tiga struktur dalam tiga pasang oposisi biner. Demikian juga tujuh ruangan tindakan disederhanakan menjadi enam aktan Taum, 2011:157. Dalam cerita BPTW, hasil analisis secara pola aktansial didapati bahwa Tonu Wujo menjadi subjek cerita, dimana objeknya adalah makanan yang dalam cerita, diceritakan bahwa persediaan makanan untuk Tonu Wujo dan Keluarganya mulai berkurang. Sang Dewa merupakan sang penolong yang menjawabi kegelisahan hati keluarga Tonu Wujo akan kekurangan makanan. Pada tahap transformasi, yang secara fungsional cerita BPTW memiliki puncak kegemilangan yang mana Tonu Wujo mengorbankan diri untuk dibunuh kemudian menjadi makanan untuk semua keluarga serta keturunan mereka selamanya. 133

BAB V ANALISIS FUNGSI KISAH