manusia, dan bangsa tersebut mengandung arti mendalam yang diungkapkan dengan cara gaib.
Menurut Bascom dalam Danandjaja, 2002:50, mitos atau mite adalah cerita prosa rakyat, yang dianggap benar-benar terjadi suci oleh yang empunya
cerita. Mitos ditokohi oleh para dewa atau makhluk setengah dewa. Peristiwa terjadi di dunia lain, atau di dunia yang bukan seperti yang kita kenal sekarang,
dan terjadi pada masa lampau. Mitos atau mite pada umumnya mengisahkan terjadinya alam semesta,
dunia, manusia pertama, terjadinya maut, bentuk khas binatang, bentuk topografi, gejala alam, dan sebagainya. Mitos juga mengisahkan tentang petualangan para
dewa, kisah percintaan mereka, hubungan kekerabatan mereka, kisah perang mereka dan sebagainya Bascom dalam Danandjaja, 2002:51.
Mitos atau mite di Indonesia dapat dibagi menjadi dua macam berdasarkan tempat asalnya, yakni yang asli Indonesia dan yang berasal dari luar negeri,
terutama dari India, Arab, dan negara sekitar Laut Tengah. Mitos yang berasal dari luar negeri pun pada umumnya sudah mengalami pengolahan lebih lanjut
sehingga tidak terasa lagi keasingannya. Hal ini disebabkan karena mitos tersebut telah mengalami proses adaptasi Danandjaja, 2002:51-52.
1.6.2.1 Mitos dalam Budaya
Pada kenyataan bahwa manusia menjelaskan kenyataan yang tidak tampak, cenderung mengacu pada kebudayaan sebagai seperangkat simbol yang
dapat memperjelas fenomena lingkungan yang dihadapinya. Seperti lazimnya, manusia atau masyarakat senantiasa berusaha memahami dan menata gejala atau
fenomena yang ada di lingkungannya demi kelangsungan hidupnya. Dengan cara mengacu pada kebudayaan sebagai abstraksi pengalamannya di masa lampau,
manusia mencoba untuk mengklasifikasi fenomena yang ada dan menertibkannya dalam alam pikirannya. Upaya pengklasifikasian tersebut tidak terlepas dari
kebudayaan yang menguasai pola pikir dan sikap mental yang dimiliki. Seolah- olah manusia hanya melihat, mendengar, dan memikirkan fenomena di sekitarnya
berdasarkan ground yang dimiliki, sehingga mitos merupakan cermin dari suatu kebudayaan pendukungnya. Misalnya mitos tentang Dewi Sri yang beredar di
dalam kebudayaan masyarakat Jawa. Dengan segala variasinya dengan tepat menggambarkan nilai-nilai budaya yang tercermin dalam sikap dan pola tingkah
laku para tokoh yang terlibat dalam dongeng tersebut. Demikian pula dengan mitos tersebut Dewi Sri telah mengungkapkan
pengetahuan budaya Jawa tentang dunia gaib dan dunia nyata yang dijembatani oleh perwujudan “wanita Jawa” dalam bentuk yang tidak tampak secara pisikal.
Alam pikiran masyarakat petani Jawa pada umumnya memiliki dua pemikiran yaitu dunia nyata dan dunia lain gaib yang keduanya saling mengisi, yakni dunia
nyata sebagai tempat kehidupan dan dunia gaib sebagai sumber kehidupan. Untuk menghubungkan dua dunia tersebut diperlukan sarana untuk menjembatani yakni
perwujudan kesuksesan panen sebagai simbol penjelmaan “Dewi Sri” yang meninggalkan dunia nyata dan kembali ke dunia gaib, sehingga setiap pasca
panen masyarakat Jawa harus melakukan ritual yang di persembahkan kepada Dewi Sri sebagai ucapan syukur kepada yang Maha Kuasa dengan harapan agar
hasil panen mendatang lebih melimpah Sry Isdawati, 2017.
1.6.2.2 Fungsi Mitos dan Sastra Lisan