Struktur Fungsional Kajian Struktur Cerita Menurut A.J Greimas

2. Objek object adalah aktan seseorang atau sesuatu yang dituju, dicari, diburu atau diinginkan oleh subjek atas ide dari pengirim. 3. Subjek subject adalah aktan pahlawan seseorang atau sesuatu yang ditugasi pengirim untuk mencari dan mendapatkan objek. 4. Penolong helper adalah aktan seseorang atau sesuatu yang membantu atau mempermudah usaha subjek atau pahlawan untuk mendapatkan objek. 5. Penentang opponent adalah aktan seseorang atau sesuatu yang menghalangi usaha subjek atau pahlawan dalam mencapai objek. 6. Penerima receiver adalah aktan seseorang atau sesuatu yang menerima objek yang diusahakan atau dicari oleh subjek Taum, 2011: 146. Catatan: Di antara subjek dan objek ada tujuan, di antara pengirim dan penerima ada komunikasi, sedangkan di antara penolong dan penantang ada bantuan atau pertentangan Taum, 2011:146.

1.6.3.3 Struktur Fungsional

Selain menunjukkan struktur aktansial, Greimas juga mengemukakan model cerita yang tetap sebagai alur. Model itu dinyatakan dalam berbagai tindakan yang disebut fungsi, sehingga dinamakan struktur fungsional. Model fungsional berfungsi untuk menguraikan peran subjek dalam melaksanakan tugas dari pengirim yang terdapat dalam fungsi aktan. Model fungsional terbangun oleh berbagai peristiwa yang dinyatakan dalam kata benda seperti keberangkatan, perkawinan, kematian, pembunuhan, dan sebagainya Taum, 2011:146. Model fungsional dibagi menjadi tiga bagian yaitu situasi awal, transformasi, dan situasi akhir. Berikut model fungsional dibentuk dalam tabel sebagai berikut: Tabel 2. Struktur Fungsional I II III Situasi awal Transformasi Situasi akhir Tahap Uji Kecakapan Tahap Utama Tahap Kegemilangan Situasi awal cerita menggambarkan keadaan sebelum ada sesuatu peristiwa yang mengganggu keseimbangan harmoni. Dalam tahap ini, subjek mulai mencari objek. Terdapat berbagai rintangan, di situlah subjek mengalami uji kecakapan. Transformasi meliputi tiga tahap cobaan. Ketiga tahapan cobaan ini menunjukkan usaha subjek untuk mendapatkan objek. Dalam tahap ini pula muncul pembantu dan penantang. Tahap cobaaan utama berisi gambaran hasil usaha subjek dalam mendapatkan objek. Dalam tahap utama ini sang pahlawan berhasil mengatasi dan melakukan perjalanan pulang. Tahap cobaan membawa kegemilangan merupakan bagian subjek dalam menghadapi pahlawan palsu, misalnya musuh dalam selimut, atau seseorang yang berpura-pura baik padahal jahat dan tabi pahlawan palsu itu terbongkar. Bila tidak ada pahlawan palsu maka subjek adalah pahlawan. Sedangkan situasi akhir berarti keseimbangan, situasi telah kembali ke keadaan semula. Semua konflik telah berakhir. Di sinilah cerita berakhir dengan subjek yang berhasil atau gagal mencapai objek Taum, 2011: 147.

1.7 Metode dan Teknik Penelitian

Penelitian Mitos Besi Pare Tonu Wujo dalam masyarakat Lamaholot ini dilakukan dengan melalui tiga tahap, i pengumpulan data, ii analisis data, iii penyajian hasil analisis data. Berikut diuraikan masing-masing tahap penelitian ini.

1.7.1 Metode Dan Teknik Pengumpulan Data

Objek penelitian ini adalah menganalisis sastra lisan Besi Pare Tonu Wujo. Untuk menganalisis sastra lisan tersebut dibutuhkan teknik dalam pengumpulan data. Ada beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini. 1.7.1.1 Observasi Pengamatan Langsung Etnografi merupakan pekerjaan mendeskripsikan suatu kebudayaan. Tujuan utama aktifitas ini adalah untuk memahami suatu pandangan hidup dari sudut pandang penduduk asli. Inti dari etnografi adalah upaya untuk memperhatikan makna-makna tindakan dari kejadian yang menimpa orang yang ingin kita pahami. Beberapa makna tersebut terekspresikan secara langsung dalam bahasa dan di antara makna yang diterima, banyak yang disampaikan hanya secara tidak langsung melalui kata-kata dan perbuatan. Sekalipun demikian, di dalam setiap masyarakat, orang tetap menggunakan sistem makna yang kompleks ini untuk mengatur tingkah laku mereka sendiri dan orang lain, serta untuk