mitos Besi Pare Tonu Wujo berfungsi untuk merangsang pemikiran baru adalah dengan adanya sebuah teks drama berdasarkan cerita Besi Pare Tonu Wujo yang
merupakan cerita yang disampaikan secara lisan. Drama ini pernah dipentaskan. Di samping itu banyaknya versi berlainan juga mengundang pemikiran lebih
lanjut guna menentukan apa yang sesungguhnya menjadi inti pesan mitos itu sendiri.
5.2.7 Fungsi Kepercayaan
Dalam KBBI Kamus Besar Bahasa Indonesia, kepercayaan merupakan anggapan atau keyakinan bahwa yang dipercayai atau nyata. Kepercayaan juga
merupakan sebutan untuk sistem religi masyarakat Indonesia yang tidak termasuk dalam salah satu dari keenam agama resmi di Indonesia. Masyarakat Lamaholot
juga merupakan masyarakat animistic, yaitu mempercayai roh-roh yang mendiami semua benda Pohon, batu, sungai, gunung, dan sebagainya yang dianggap
keramat. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa masyarakat Lamaholot,
belum atau sama sekali mengenal namanya agama. Mereka mempercayai wujud tertinggi yaitu Rera Wulan Tanah Ekan yang secara harafiah adalah suatu zat
yang diyakini berkuasa penuh atas Matahari, Bulan dan Bumi. Masyarakat Lamaholot tidak mendapat sebuah ajaran agama darimana pun mereka
membangun sendiri kepercayaan bahwa di atas mereka ada zat yang mempunyai kekuatan lebih kuat dari manusia dan diyakini oleh masyarakat saat itu sebagai
pencipta. Bahkan sampai saat ini, tradisi itu belum bisa dilepaskan begitu saja, walaupun masyarakat saat ini sudah memilih memeluk agamanya masing-masing
sesuai kepercayaannya. Hal ini dibuktikan dengan adanya sesajian yang diantarkan ke tempat seperti pohon, batu, atau tempat lain yang di anggap suci
atau “berpenghuni”. Selain sebagai penghormatan leluhur hal ini juga dilakukan untuk meminta berkat dan perlindungan agar sesuatu yang buruk tidak menimpa
kampung atau desa tersebut atau kelompok masyarakat tersebut. Pada kisah BPTW terdapat kepercayaan masyarakat Lamaholot, yaitu
tentang kekuatan alam. Hal ini dalam cerita pada Teks C, di mana mereka pada saat itu, pada saat hendak melakukan sesuatu, dalam konteks ini berburu mereka
harus meminta ijin kepada hutan atau sesuatu benda untuk berburu dan agar diijinkan. Bila tidak meminta ijin atau tidak diijinkan sesuatu pasti terjadi. Sesuatu
itu bisa merupakan kecelakaan biasa sampai pada kematian. Dan untuk menyembuhkannya pun harus diadakan ritual agar tidak sampai memakan korban
atau menimpanya lagi. Selain itu, masyarakat Lamaholot masih mengaitkan satu hal atau kejadian
dengan hal-hal yang berbau mitos. Sehingga dalam kehidupan sehari ditemukan kejadian seperti ketika makan makanan dan tidak dihabiskan maka orang tua akan
marah dengan mengatakan nasi kalau tidak dihabiskan dia pasti akan menangis dan banyak lagi kejadian-kejadian yang dikaitkan dengan hal mistis apa itu mitos
atau kenyataan tapi hal yang sulit dipercaya. Namun hal-hal tersebut tetap mengandung rasa percaya dari masyarakat.
5.3 Rangkuman