Konsepsi Miskonsepsi Kajian Pustaka

berbeda atributnya. Hal ini biasanya disebut dengan bel ajar konsep atau “rule-eg”.

2. Konsepsi

Konsepsi berdasarkan yang diungkapkan oleh Berg dalam Ramadhani, 2015: 15 adalah suatu penafsiran setiap individu terhadap suatu konsep. Setiap individu sebelum ia memasuki dunia sekolah tentu saja sudah memiliki bekal pemahaman tentang suatu konsep yang ia pahami dengan caranya sendiri. Konsepsi tersebut ia dapatkan bisa dari pengalaman-pengalamannya sendiri maupun dari apa yang disampaikan oleh lingkungan di sekitarnya. Konsep yang ia pahami tersebut bisa memiliki dua kemungkinan, bisa salah atau juga bisa benar. Dari uraian tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa konsepsi merupakan pemahaman seseorang terhadap suatu konsep yang ia jabarkan berdasarkan pemahamannya sendiri sesuai dengan pemikirannya.

3. Miskonsepsi

a. Pengertian Miskonsepsi Tentunya istilah miskonsepsi sudah banyak dikenal diberbagai kalangan pendidikan. Namun mungkin pada dasarnya setiap orang belum mengetahui benar definisi atau pengertian dari miskonsepsi itu sendiri. Miskonsepsi atau salah konsep tersebut adalah sesuatu yang menunjuk pada suatu konsep yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI memang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah yang telah diterima oleh pakar yang memang mengetahui mengenai bidang tersebut Suparno, 2005: 4. Miskonsepsi adalah suatu pandangan yang masih naif atau gagasan yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah yang sekarang sudah diterima, hal tersebut merupakan ungkapan dari Brown dalam Suparno, 2005: 4. Selain itu miskonsepsi yang diungkapkan oleh Novak dalam Suparno, 2005: 4 adalah suatu interpretasi atau penerapan berbagai konsep yang ada dalam suatu pernyataan yang tidak dapat diterima. Berdasarkan dari beberapa definisi yang telah diungkapkan oleh sejumlah ahli tersebut, peneliti menyimpulkan miskonsepsi adalah ketidaksesuaian suatu konsep yang diterima oleh seseorang dengan konsep yang sebenarnya dan yang telah didasarkan pada suatu pengertian ilmiah. b. Faktor Penyebab Miskonsepsi Suparno 2005: 34 menjelaskan beberapa hal yang menyebabkan terjadinya miskonsepsi dalam diri siswa. penyebabnya adalah sebagai berikut : 1 Mahasiswa atau Siswa Penyebab ini biasanya yang sering menjadi hal utama munculnya miskonsepsi pada siswa. Hal ini dikarenakan a pemahaman awal siswaprakonsepsi yang sekian lama tertanam dalam pikirannya, yang berasal dari orang tua, teman atau lingkungan sekitarnya. Namun, dalam hal ini sesuatu yang ada di pikiran siswa akan terus berkembang sesuai dengan situasi yang dihadapinya, menurut Piaget dalam Suparno, 2005: 35, 2 pemikiran asosiatif pada siswa juga dapat menyebabkan miskonsepsi, karena siswa sudah mempunyai suatu konsep yang memiliki arti tertentu sebelum ia ikut dalam pembelajaran di kelas dan menurut Marshall dan Gilmour Suparno, 2005: 36 biasanya konsep tersebut akan mereka asosiasikan secara berbeda dengan apa yang telah disampaikan oleh guru. Kemudian 3 pemikiran humanistik atau pandangan manusiawi menjadi penyebab lain munculnya miskonsepsi. Pemikiran humanistik ini berarti bahwa siswa memandang benda-benda di sekitarnya secara manusiawi atau menganggap benda tersebut hidup seperti manusia. Lalu 4 penalaran atau reasoning siswa yang tidak lengkapsalah juga dapat menyebabkan miskonsepsi, hal ini terjadi karena alasan bahwa informasi yang siswa dapatkan tidak lengkap, selain itu karena adanya penarikan kesimpulan yang salah. Selanjutnya 5 intuisi atau perasaan dalam diri siswa yang salah juga dapat menyebabkan miskonsepsi. Pemahaman intuitif ini PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI biasanya muncul dari hasil pengamatan suatu benda, kegiatan, atau kejadian yang terus-menerus, yang kemudian menghasilkan pengertian secara spontan. Hal tersebut yang bisa menyebabkan munsulnya miskonsepsi, karena siswa tidak berpikir secara kritis. Ada juga penyebab miskonsepsi yang lain, yaitu 6 tahap perkembangan kognitif siswa. Jika materi yang disampaikan tidak sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif siswa, maka hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya miskonsepsi karena siswa belum bisa mencerna apa yang ia dapatkan. Ada di mana saatnya siswa belum mengerti sesuatu hal yang abstrak, sehingga ia perlu contoh yang nyata untuk dia bisa memahami dan mengerti suatu konsep dengan benar. Hal lain yang dapat menyebabkan miskonsepsi adalah 7 kemampuan siswa dan 8 minat belajar dari siswa itu sendiri. Jika seorang siswa kurang memiliki kemampuan dalam suatu bidang pelajaran, maka biasanya ia akan sulit untuk mengikuti proses pembelajaran dan sulit untuk menangkap konsep- konsep materi pelajaran yang disampaikan. Selain itu, beberapa siswa memang tidak berminat pada mata pelajaran tertentu. Siswa tidak mau mendengarkan ketika guru menjelaskan, tidak mau membaca sumber-sumber belajar, sehingga hal tersebut menimbulkan miskonsepsi dalam diri siswa tersebut. 2 Guru Miskonsepsi juga dapat terjadi karena pengaruh dari guru. Hal tersebut dapat terjadi karena guru sendiri memiliki pemahaman yang kurang atau salah mengenai bahan yang disampaikannya kepada siswa, sehingga pemahaman yang salah tersebut akan diteruskan kepada siswa Suparno, 2005: 42. 3 Buku Teks Suparno 2005: 44 menerangkan bahwa buku teks panduan pembelajaran suatu mata pelajaran dapat saja menyebabkan miskonsepsi. Hal ini bisa terjadi karena bahasa yang digunakan dalam buku tersebut sulit dan bisa juga karena memang penjelasannya kurang atau bahkan salah, tetapi hal itu masih terus menerus dilanjutkan. 4 Konteks Miskonsepsi yang terjadi karena konteks ini dapat berasal dari beberapa hal, seperti pengalaman siswa yang menyebabkan adanya pengertian yang terbatas, bahasa sehari-hari yang digunakan menimbulkan kebiasaan penggunaan istilah yang salah. Selain itu ada juga karena pengaruh dari teman-teman lain di sekitar, adanya dominansi dari seseorang dapat menyebabkan miskonsepsi tersebut karena jika seseorang yang dominan tersebut sudah berbicara dan yakin benar, padahal kenyataannya salah, tetap saja orang lain atau siswa lain mempercayai kata-kata orang tersebut. Hal lain yang menyebabkan miskonsepsi adalah ajaran agama terkadang sulit disambungkan dengan ilmu pengetahuan secara ilmiah Suparno, 2005: 49. 5 Metode Mengajar Seorang guru yang hanya menggunakan satu metode saja dalam mengajar memang baik, hanya saja juga akan menimbulkan efek yang tidak baik terhadap pemahaman siswa. Maka, guru perlu untuk membuka diri untuk menggunakan metode mengajar yang lain Suparno, 2005: 50. 6 Filsafat Konstruktivisme Filsafat konstruktivisme menyatakan bahwa ilmu pengetahuan yang diperoleh siswa berasal dari lingkungan, tantangan atau materi yang dipelajari. Dalam hal ini, siswa membangun sendiri pengetahuannya sehingga bisa saja terjadi kesalahan pemahaman yang kemudian menimbulkan miskonsepsi dalam pemikiran siswa tersebut Suparno, 2005: 30. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab miskonsepsi dapat berasal dari berbagai macam hal. Mulai dari diri siswa sendiri, pembentukan pengetahuan awal seseorang, guru yang mengajarkan materi, konteks kehidupan seseorang, buku pelajaran yang digunakan dan metode mengajar yang dilakukan oleh guru.

4. Hakikat Pembelajaran IPA