Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab miskonsepsi dapat berasal dari berbagai macam hal.
Mulai dari diri siswa sendiri, pembentukan pengetahuan awal seseorang, guru yang mengajarkan materi, konteks kehidupan
seseorang, buku pelajaran yang digunakan dan metode mengajar yang dilakukan oleh guru.
4. Hakikat Pembelajaran IPA
a. Hakikat IPA
Hakikat IPA menurut pernyataan Darmojo dalam Samatowa, 2011: 2 adalah ilmu pengetahuan yang objektif dan
rasional mengenai alam semesta beserta seisinya. Selain hal tersebut, IPA juga merupakan suatu cara untuk mengamati apa
saja yang berhubungan dengan alam. Dalam hal ini perspektif IPA terbentuk dari hubungan antara fenomena satu dengan
fenomena yang lain yang pengamatannya bersifat analisis, lengkap, dan cermat. Pada umumnya, IPA adalah ilmu
pengetahuan yang mempelajari mengenai berbagai kejadian dan peristiwa yang terjadi di alam.
IPA ini mengkaji mengenai berbagai gejala alam yang didasarkan dari pengamatan dan berbagai percobaan, yang
kemudian hasilnya disusun secara sistematis. Karena IPA ini merupakan ilmu yang berhubungan dengan ilmu alam yang
sistematis dan berdasarkan percobaan serta pengamatan, maka PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
disebutkan Samatowa 2011: 3 bahwa IPA adalah ilmu pengetahuan yang memiliki objek serta dalam pengamatannya
menggunakan metode secara ilmiah. Pada hakikatnya IPA ini disusun berdasarkan IPA sebagai
produk, IPA sebagai proses dan IPA sebagai dimensi sikap, seperti pernyataan Iskandar dalam Berek, 2015: 9 berikut ini:
1 IPA sebagai produk
IPA sebagai produk ini adalah ilmu pengetahuan tentang alam yang mana ilmu ini mempelajari tentang
berbagai kejadian atau peristiwa yang terjadi di alam. IPA sebagai produk ini kemudian akan menghasilkan berbagai
fakta, konsep, prinsip dan teori-teori hukum yang ada di dalam IPA.
2 IPA sebagai proses
IPA bukanlah ilmu yang hanya merupakan kumpulan dari pengetahuan tentang berbagai benda atau
makhluk yang hidup saja, namun IPA ini juga memerlukan cara untuk bekerja, cara untuk berpikir serta
cara untuk menemukan pemecahan suatu permasalahan. Proses IPA ini dilakukan oleh para ahli atau ilmuwan
dengan cara yang sistematis. 3
IPA sebagai dimensi sikap PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Selain IPA bisa dinyatakan sebagai suatu produk dan proses dalam hal perkembangan pengetahuan, IPA ini
juga dinyatakan sebagai suatu dimensi sikap. Dimensi sikap ini dikarenakan IPA dapat mengembangkan rasa
ingin tahu
siswa, mengajarkan
ketelitian serta
mengajarkan tanggung jawab kepada siswa. b.
Hakikat Pembelajaran IPA
Hakikat pembelajaran IPA secara umum adalah ilmu yang berhubungan dengan bagaimana cara untuk mencari tahu
tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan alam secara sistematis. Hal ini dilakukan agar pengetahuan yang diperoleh
tidak hanya sebatas pada penguasaan berbagai fakta, konsep ataupun prinsip saja tetapi juga diharapkan bisa digunakan
sebagai suatu proses penemuan atau sering disebut dengan inkuiri Standar Isi SKKD KTSP, 2006: 161.
Pembelajaran IPA ini pada dasarnya melaksanakan prosesnya dengan memberikan pengalaman langsung kepada
siswa untuk mengenal, memahami serta mengeksplorasi alam di sekitarnya. Pembelajaran IPA yang paling tepat menurut
Samatowa 2011: 5 adalah pembelajaran mengenai latihan berbagai keterampilan proses IPA yang telah disesuaikan dan
dibentuk kembali sesuai dengan tahap perkembangan kognitif siswa. Dalam hal ini, keterampilan proses dalam IPA menurut
Paolo dan Marten dalam Samatowa, 2011: 5 terdiri dari mengamati, memahami apa yang diamati, meramalkan apa yang
terjadi dengan pengetahuan baru yang dimiliki dan menguji tebakan atau ramalan, apakah itu benar atau tidak.
Dalam pembelajaran IPA ini siswa perlu untuk melakukan coba-coba, sehingga jika terjadi kesalahan atau kegagalan maka
siswa tersebut bisa untuk mencoba lagi. IPA juga tidak selalu menyediakan jawaban untuk setiap masalah secara instan,
sehingga berdasarkan hal berikut seorang guru harus selalu siap untuk memodifikasi pembelajaran tentang alam ini sesuai
dengan perkembangan penemuan yang baru. Samatowa 2011: 6 menyatakan bahwa pembelajaran IPA
yang dimasukkan ke dalam kurikulum memiliki tujuan untuk: 1
Membantu suatu
bangsa dalam
perkembangan pembangunan melalui teknologi yang semakin mutakhir.
2 Membantu siswa untuk belajar berpikir secara kritis,
dengan metode inkuiri. 3
Mematahkan anggapan IPA sebagai mata pelajaran hafalan dengan mengajarkan berbagai eksperimen yang
dilakukan oleh siswa. 4
Membentuk kepribadian siswa secara menyeluruh dengan adanya nilai-nilai pendidikan yang terkandung di
dalamnya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pembelajaran IPA memiliki ciri khusus yaitu adanya interaksi langsung siswa dengan lingkungan di sekitarnya.
Dengan demikian IPA mengambangkan nilai yang bermanfaat dalam kehidupannya secara pribadi maupun masyarakat
sekarang maupun di masa depan. Hal lain adalah bahwa pembelajaran IPA juga akan mempengaruhi konsepsi pada
siswa. Jika siswa memperoleh suatu konsep dasar yang sederhana, maka dengan pembelajaran IPA anak akan semakin
mengembangkan pemahaman yang lebih jauh tentang kosep tersebut. Kemudian dengan pembelajaran IPA secara hafalan
dan pemahaman suatu konsep, siswa perlu diberikan kesempatan untuk mengambangkan rasa ingin tahunya dan
bagaimana ia mengungkapkan penjelasannya secara logis. Pembelajaran IPA adalah pembelajaran yang sifatnya
aktif, karena menekankan kegiatan siswa dari pada gurunya. Pembelajaran IPA juga memiliki aspek pokok yaitu siswa
menyadari keterbatasan pengetahuan yang mereka miliki, siswa memiliki rasa ingin tahu terhadap pengetahuan baru dan
kemudian siswa bisa menerapkannya dalam kehidupan secara nyata.
Aspek penting menurut Samatowa 2011: 10 yang perlu diperhatikan guru untuk mengembangkan pembelajaran IPA
pada siswa adalah : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1 Guru perlu memahami konsepsi dan pengetahuan relevan
yang telah dimiliki oleh siswa sejak sebelum pembelajaran dimulai.
2 Hal utama dalam pembelajaran IPA adalah aktivitas siswa
di alam secara nyata. 3
Yang menjadi bagian penting dan utama dalam pembelajaran IPA adalah kegiatan bertanya.
4 Pembelajaran IPA memberikan kesempatan untuk siswa
dalam mengembangkan kemampuannya berpikir dan menjabarkan suatu masalah.
5. Pembelajaran IPA untuk Kelas V SD