Pada hakikatnya, pernikahan merupakan suatu pertalian yang teguh dan kuat dalam hidup dan kehidupan manusia, bukan saja antara suami istri dan
keturunannya, melainkan antara dua keluarga. Dari baiknya pergaulan antara istri dengan suaminya, kasih-mengasihi, kebaikan itu akan berpindah kepada semua
keluarga kedua belah pihak, sehingga mereka menjadi integral dalam segala urusan sesamanya dalam menjalankan kebaikan dan mencegah segala kejahatan.
Selain itu, dengan pernikahan, seseorang akan terpelihara dari kebinasaan hawa nafsunya.
12
Sayyid Sabiq, lebih lanjut mengomentari pernikahan merupakan suatu sunnatullah yang berlaku pada semua makhluk Tuhan, baik pada manusia, hewan
maupun tumbuh-tumbuhan. Pernikahan merupakan cara yang dipilih Allah sebagai jalan bagi manusia untuk beranak-pinak, berkembang biak, dan melestarikan
hidupnya setelah masing-masing pasangan siap melakukan perannya yang positif dalam mewujudkan suatu tujuan pernikahan.
13
2. Dasar Hukum Pernikahan
Hukum Nikah perkawinan, yaitu hukum yang mengatur hubungan antara manusia dengan sesamanya yang menyangkut penyaluran kebutuhan
12
Mustofa Hasan, Pengantar Hukum Keluarga, h. 10
13
Abdul Rahman Ghozali, Fiqh Munakahat, Ed. 1, Cet. 3, Jakarta: Kencana, 2008 h. 10
biologis antar jenis, dan hak serta kewajiban yang berhubungan dengan akibat pernikahan tersebut.
14
Segolongan fuqaha, yakni jumhur, berpendapat bahwa nikah itu sunnah hukumnya. Sedangkan para ulama Maliki mutaakhirin berpendapat bahwa nikah
itu wajib untuk sebagian orang, sunnah untuk sebagian lainnya, dan mubah untuk segolongan yang lainnya lagi. Demikian itu
– menurut mereka – ditinjau berdasarkan kekhawatiran terdapat kesusahan dirinya.
15
Dalam Al- Qur‟an dinyatakan bahwa hidup berpasang-pasangan, hidup
berjodoh-jodoh adalah naluri segala makhluk Allah, termasuk manusia, sebagaimana firman-Nya:
16
للخلءَلكل مل ل َكل تلَُلعلْج لا
ل ا اذا
ل: ٩٤
Artinya: “Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat akan kebesaran Allah SWT”.
Dalam surat lain dinyatakan:
لالاَ م لم س ال م لض َأالتب تلاَ ملا َُل ا َأال لخل َذال احب س ل و لعي
ل لسي
ل ل:
٦٣
Artinya: “Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik apa yang ditumbuhkan dari bumi dan dari diri mereka
maupun apa yang tidak mereka ketahui ”.
14
Tihami dan Sohari Sahrani, Fikih Munakahat: Kajian Fikih Nikah Lengkap, h. 8
15
Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid Analisa Fiqih Para Mujtahid, jilid 2, Penerjemah: Imam Ghazali Said dan Achmad Zaidun, Cet. 3, Jakarta: Pustaka Amani, 2007 h. 394
16
Abdul Rahman Ghozali, Fiqh Munakahat, h. 12
Dari makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT berpasang-pasangan inilah Allah SWT menciptakan manusia menjadi berkembang biak dan
berlangsung dari generasi ke generasi berikutnya.
17
Sebagaimana tercantum dalam Al-
Qur‟an, yakni:
للاو َتال ا الاُالا لاَ لاْمل لخ ل حاَ لس َ ل ملُ لخل َذالَُب
ليثكلااج لا ْمل َ ب ...لءآس لا
ل ل:ءآس ا
١
Artinya: “Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah
menciptakan istrinya, dan dan dari keduanya Allah mengembangbiakkan laki-
laki dan perempuan yang banyak…” Hal inipun disebutkan dalam surat lainnya:
لُجا َأل ملُل عجَ لاجا الُس ال ملُل عجل ََا ل ف لْ بل
... ل
ل: ح ا ٢٧
Artinya: “Allah menjadikan bagi kamu istri-istri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari istri-istri kamu itu anak-anak dan cucu-
cucu…” Islam menganjurkan setiap orang untuk berkeluarga karena dari segi batin
setiap orang dapat dicapainya melalui berkeluarga yang baik.
18
Menurut ajaran agama Islam, bahwa nikah atau perkawinan dianjurkan oleh Rasulullah SAW.
kepada umat manusia sebagai dengan tabiat alam yang mana antara golongan pria
17
Ibid
18
Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas, Fiqh Munakahat, Penerjemah: Abdul Majid Khon, Cet. 1, Jakarta: Amzah, 2009 h. 42
dengan golongan wanita itu, saling butuh membutuhkan untuk mengadakan ikatan lahir batin sebagai suami isteri yang sah dan terang dalam hukum agama atau
Undang-undang negara yang berlaku.
19
Dalam salah satu hadis Rasulullah SAW bersabda :
ل ََال ََصل ََال وس ل ا : ََس ل يلع
ل مل اب َ شالَعملا ل ءابالعاطت سا
ل غَأل َ ِ
افل َ َيلف لل
لَبل ل و َ ِل يلعفلعطت سيلمل م ل لل فَأ
لءاج لَل ِ
اف ا ل.
ل َسم
20
Artinya: “Wahai para pemuda, barangsiapa diantara kalian yang mampu
biaya nikah, menikahlah Sesungguhnya ia lebih memejamkan pandangan mata dan lebih memelihara faraj alat kelamin. Barangsiapa
yang tidak mampu, hendaklah ia berpuasa. Sesungguhnya ia sebagai peris
ai baginya”.HR. Muslim
Dari ayat-ayat dan Hadis tersebut di atas dapat diambil pengertian bahwa
pernikahan merupakan sesuatu yang dasarnya suci dan mulia pada sisi Allah maupun pada sisi manusia, karena itu seseorang yang telah berumah tangga
hendaklah menghargai dan memuliakan pernikahannya.
21
19
Amir Taat Nasution, Rahasia Perkawinan dalam Islam Tuntutan Keluarga Bahagia, Cet- 3, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1994 h. 30
20
Abu Al-Husain Muslim bin Al-Hujaj bin Muslim Al-Qusyairi An-Naysaburiy, Al-Jami As- Shohih Al-Musama Shohih Muslim, Beirut: Daar Al-Afaaq Al-Jadidah, t.th Juz IV. h. 128
21
Sidi Nazar Bakri, Kunci Keutuhan Keluarga, Cet. 1, Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1993 h. 5