menandatangani dan memberi nomor perkara serta tanda lunas pada SKUM, mengembalikan surat permohonan dan SKUM kepada
pemohon. 3.
Meja 2, mendaftar permohonan dalam register, memberi nomor perkara dengan nomor SKUM, menyerahkan kembali kepada
penggugat atau pemohon satu lembar surat gugatan atau permohonan yang telah tedaftar, mengatur berkas perkara dan menyerahkannya
pada wakil panitera untuk disampaikan ke Ketua Pengadilan Agama melalui Panitera.
4. Ketua Pengadilan Agama, mempelajari berkas dan Membentuk PMH
Penetapan Majelis Hakim. 5.
Panitera, menunjuk panitera sidang dan menyerahkan berkas permohonangugatan ke majelis.
6. PMH Penetapan Majelis Hakim, membuat PHS Penetapan Hari
Sidang, memanggil para pihak melalui juru sita dan menyidangkan perkara.
7. Meja 3, menerima berkas dari majelis hakim, memberitahukan isi
putusan kepada pihak-pihak melalui juru sita, memberitahukan ke Meja 2 dan kasir yang bertalian dengan tugas mereka, menetapkan
kekuatan hakim, menyerahkan salinan putusan kepada pemohon dan instansi terkait, menyerahkan berkas kepada panitera muda.
8. Panitera muda, mendata perkara, melaporkan dan mengarsipkan.
3. Legal Standing duduknya masalah
Mengenai masalah pernikahan di bawah umur dalam nash al- Qur‟an dan
as-Sunnah tidak memberikan batasan yang sangat tegas terkait umur minimal seseorang untuk bisa melangsungkan pernikahan. Ulama Fiqh klasik juga tidak
memberikan batasan yang begitu tegas tentang batas umur baligh tersebut. Secara global Ulama Fiqh hanya mensyaratkan adanya faktor kedewasaan antara
kedua belah pihak tanpa adanya rincian yang sangat jelas dan tegas tentang manifestasi kedewasaan tersebut dalam bentuk batas umur.
4
Dari data yang diperoleh, Desa Sukamaju yang terletak di Kecamatan Cibungbulang ini berjarak sekitar 48 Km dari Pusat Pemerintahan Kabupaten
Bogor. Sebagian besar dari total 9.888 Jiwa yang mendiami Desa Sukamaju berprofesi sebagai petani dan buruh tani. Dengan tamatan pendidikan terbanyak
berada di tingkatan SDSederajat serta SLTPSederajat. Yang mendominasi yakni tingkatan umur 0-1 tahun dan 15-19 tahun serta 20-24 tahun.
Sebagaimana yang telah disampaikan oleh Kepala KUA Kecamatan Cibungbulang bapak H. Mukhtar, S.Ag., pihak KUA beserta Pemerintah
setempat telah rutin melakukan penyuluhan kepada masyarakat mengenai masalah pernikahan serta dalam menggalakkan programnya guna mengurangi
praktek nikah di bawah tangan atau nikah sirri yang sebelumnya sering terjadi di wilayah Kecamatan Cibungbulang khususnya di Desa Sukamaju.
4
Muhammad Jawad Mughniyyah, Fiqih Lima Madzhab, Jakarta: Lentera, 2001 h. 317-318
Melalui penyuluhan yang kerap dihadiri oleh pejabat Kecamatan, pihak Kepolisian, KUA, para „amil Desa serta sebagian masyarakat tersebut.
Memberikan wawasan serta pengetahuannya tentang pernikahan, diantaranya mengenai batasan umur jika ingin pernikahannya dicatatkan di KUA dan apabila
kedua pasangan atau salah satu dari calon pasangan pengantin tetap ingin melangsungkan pernikahannya dan ingin dicatatkan oleh KUA, maka kedua
pasangan dapat mengajukan permohonan Dispensasi Nikah kepada petugas Pengadilan Agama setempat atau sesuai dengan domisili pasangan yang ingin
mengajukan Dispensasi Nikah. Namun dalam prakteknya, masyarakat tidak mengikuti anjuran dari pihak
KUA untuk mengajukan Dispensasi Nikah bagi pasangan yang umurnya belum mencukupi untuk dapat melangsungkan pernikahan. Dengan anggapan dari
masyarakat bahwa ke Pengadilan Agama butuh waktu serta biaya yang tidak sedikit dan mereka juga menganggap berurusan dengan Pengadilan Agama
tidaklah semudah apa yang mereka pikirkan.
5
Dengan alasan itulah masyarakat banyak yang tidak mengajukan permohonan Dispensasi Nikah sesuai dengan apa yang telah dianjurkan oleh
pihak KUA. KUA sendiri beberapa kali pernah melakukan penolakan kepada
pasangan yang pernikahannya ingin dicatatkan namun belum memenuhi syarat yang telah ditentukan seperti umur yang belum mencukupi. Maka dari itu pihak
5
Hasil wawancara dengan Kepala KUA Kecamatan Cibungbulang bapak H. Mukhtar, S.Ag.,