Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
hendak melangsungkan perkawinan, harus mendapat dispensasi nikah dari Pengadilan Agama. Permohonan dispensasi nikah bagi mereka yang belum
mencapai umur 19 dan 16 bagi calon suami dan isteri tersebut diajukan oleh kedua orang tua pria maupun wanita kepada Pengadilan Agama di daerah tempat
tinggalnya.
6
Pengadilan agama setelah memeriksa dalam persidangan dan berkeyakinan bahwa terdapat hal-hal yang memungkinkan untuk memberikan
dispensasi tersebut, maka Pengadilan Agama memberikan dispensasi nikah dengan suatu penetapan. Salinan penetapan ini dibuat dan diberikan kepada
pemohon untuk memenuhi persyaratan melangsungkan pernikahan. Undang-undang perkawinan menganut prinsip bahwa calon suami isteri
itu telah masak jiwa raganya untuk dapat melangsungkan perkawinan agar supaya dapat mewujudkan tujuan perkawinan secara baik tanpa berakhir pada
perceraian dan mendapat keturunan baik dan sehat. Untuk itu harus dicegah adanya perkawinan antara calon suami isteri yang masih di bawah umur.
7
Di samping itu perkawinan mempunyai hubungan dengan masalah kependudukan. Ternyatalah bahwa batas umur yang lebih rendah bagi seorang
wanita untuk kawin, mengakibatkan laju kelahiran yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan batas umur yang lebih tinggi. Berhubung dengan itu maka
6
Mohd. Idris Ramulyo, Beberapa Masalah Tentang Hukum Acara Perdata Peradilan Agama dan Hukum Perkawinan Islam, Cet-1, Jakarta: Ind.Hill-Co, 1985 h.201
7
Ichsan Achmad, Hukum Perkawinan Bagi Yang Beragama Islam: Suatu Tinjauan dan Ulasan Secara Sosiologi Hukum. Cet-1.
– Jakarta: Pradnya Paramita, 1986 h.42
Undang-undang perkawinan menentukan batas umur untuk kawin baik pria maupun wanita ialah 19 sembilan belas tahun bagi pria dan 16 enam belas
tahun bagi wanita.
8
Hukum perkawinan Islam dalam hal ini hanya mensyaratkan bagi wanita ialah yang baligh dan berakal, sedangkan bagi pria hal ini tidak ada syarat dan
lebih menekankan kepada kesanggupan memberikan nafkah. Dispensasi penyimpangan tehadap ketentuan batasan umur tersebut hanya diberikan oleh
Pengadilan atau pejabat lain yang ditunjuk oleh kedua orang tua pihak pria maupun pihak wanita.
9
Pernikahan siri sering diartikan oleh masyarakat umum, khususnya di desa Sukamaju sebagai pernikahan yang sah secara agama namun tidak
dicatatkan dalam lembaga pencatatan negara. Bedasarkan Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan
disebutkan didalamnya bahwa pernikahan dikatakan sah apabila dicatatkan di depan pegawai pencatat nikah. Hal itu bisa dilaksanakan apabila yang
bersangkutan telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan seperti umur yang mencukupi untuk melangsungkan pernikahan, untuk laki-laki 19 Tahun dan
untuk perempuan 16 Tahun. Jika hal itu belum tercapai, maka seorang calon mempelai bisa mengajukan surat permohonan dispensasi nikah kepada
8
Ibid
9
Ichsan Achmad, Hukum Perkawinan Bagi Yang Beragama Islam: Suatu Tinjauan dan Ulasan Secara Sosiologi Hukum. Cet-1.
– Jakarta: Pradnya Paramita, 1986 h.42
Pengadilan Agama. Namun, hal itu tidak di jalankan sesuai apa yang telah ditetapkan oleh Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 di desa Sukamaju.
Dalam prakteknya, masyarakat di Desa Sukamaju yang belum memenuhi batasan umur menurut Undang-undang perkawinan melakukan perkawinannya
tanpa mengikuti aturan undang-undang perkawinan, sehingga mereka yang melakukan perkawinan di bawah umur ini belum mendapatkan buku nikah.
Desa yang dihuni oleh sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai petani dan buruh tani serta letak desa yang sangat jauh dari ibukota kabupaten
tempat bertempatnya Pengadilan Agama ini,
10
membuat masyarakat Desa tersebut tidak mau mengurus serta menanggung resiko yang akan dihadapi ketika
pergi ke Pengadilan Agama sekedar untuk meminta Dispensasi Nikah kepada petugaspejabat Pengadilan untuk melangsungkan pernikahan di bawah umur
tanpa melanggar ketentuan yang telah ditetapkan oleh Undang-undang. Berdasarkan problematika diatas penulis merasa tertarik untuk mengkaji
lebih lanjut, yang akan penulis tuangkan dalam skripsi dengan judul
“PELAKSANAAN DISPENSASI NIKAH DALAM PRAKTEK NIKAH SIRRI DI BAWAH UMUR ANALISIS STUDI KASUS DESA
SUKAMAJU, KECAMATAN CIBUNGBULANG, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT
”
10
Data Profil Desa dan Kelurahan Sukamaju