Kebutuhan Tidur Tidur 1. Definisi Tidur

motorik. Pemeriksaan aktigrafi akan memberikan hasil yang baik bila dikombinasikan dengan data subyektif. Adapun kelemahan dari pemeriksaan ACG adalah kurang peka untuk mendeteksi keadaan terjaga, beberapa subyek dengan masalah sulit memulai tidur yang berbaring dengan tenang di tempat tidur dapat salah didata sebagai keadaan tidur. Kelemahan lainnya adalah gerakan malam hari dapat salah di interpretasi sebagai keadaan terjaga. Pemeriksaan ACG tidak diindikasikan untuk diagnosis pada setiap masalah tidur, karena pemeriksaan ACG hanya dapat memberikan perkiraan kualitas tidur. 4 Selain dengan menggunakan metode obyektif, untuk menilai kualitas tidur kita dapat menggunakan metode subyektif dengan menggunakan kuesioner atau interview. Banyak peneliti menggunakan dengan metode ini karena kuesioner mudah dibuat, dan dianalisis. Salah satu kuesioner yang telah divalidasi dan dinilai realibitasnya adalah the Children’s Sleep Disturbance scale SDSC yang telah dimodifikasi berupa terjemahan ke dalam bahasa Indonesia. SDSC merupakan kuesioner untuk kategorisasi gangguan tidur dan perumusan indeks gangguan tidur berdasarkan perilaku tidur. Kuesioner SDSC dibuat untuk standarisasi penilaian terhadap gangguan tidur anak-anak dan remaja dengan menggunakan sistem skoring tidur, membuat basis data dari populasi besar untuk mendapatkan standar nilai normal, mendefinisikan tiap-tiap bagian yang dapat digunakan dalam mengidentifikasikan batasan spesifik gangguan tidur dan mengidentifikasikan anak-anak yang mengalami gangguan tidur. 4 Kuesioner SDSC digunakan karena prinsip analisis komponennya yang kuat, normalitas yang distandarisasi, dan usia yang dipakai sesuai dengan yang ditelti. Kuesioner SDSC terdiri dari 26 petanyaan, yang dinilai dalam 5 poin skala intensitas atau frekuensi. Dengan metode ini, kita meminta orang tua responden untuk mengisi kuesioner dengan mengingat pola tidur anak mereka pada waktu keadaan sehat selama enam bulan terakhir. Penilaian SDSC ini dilakukan dengan menggunakan angka mulai dari 1 sampai dengan 5. Angka 1 untuk tidak pernah, 2 untuk jarang 1 atau 2 kali per bulan atau kurang, 3 untuk kadang- kadang 1 atau 2 kali seminggu, 4 untuk sering 3 sampai 5 kali seminggu dan 5 untuk selalu setiap hari. Setelah itu nilai akan dijumlahkan dan didapatkan penilaian akan adanya gangguan tidur pada anak. 17 Sleep Disturbancess Scale for Children SDSC mengemukakan enam kategori gangguan tidur yaitu 1 gangguan pernapasan waktu tidur mengorok sebanyak 24 kali saat tidur, apnea saat tidur, dan kesulitan bernapas; 2 gangguan memulai dan mempertahankan tidur awitan mulai tidur yang lama, bangun malam hari, dan lain-lain; 3 gangguan kesadaran berjalan saat tidur, mimpi buruk, dan teror tidur, 4 gangguan transisi tidur-bangun gerakan involunter saat tidur, restless legs, gerakan menganggukkan kepala, bicara saat tidur; 5 gangguan somnolen berlebihan mengantuk saat pagi dan tengah hari, dan lain- lain; dan 6 hiperhidrosis saat tidur berkeringat saat tidur. 4

2.1.7. Gangguan Tidur

Gangguan tidur bukan merupakan suatu penyakit melainkan gejala dari berbagai gangguan fisik, mental, dan spiritual. Gangguan tidur yang berlangsung lama akan mengakibatkan perubahan-perubahan pada siklus tidur biologis seseorang, menurunkan daya tahan tubuh serta dapat menurunkan prestasi kerja, mudah tersinggung, depresi, berkurangnya konsentrasi, kelelahan, dan pada akhirnya dapat mempengaruhi keselamatan diri sendiri atau orang lain. 12

2.1.7.1. Etiologi Gangguan Tidur

Terjadinya perubahan pada pola tidur dikarenakan beberapa faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal yang dapat mengganggu waktu tidur. Setiap faktor yang mengganggu ascending reticular activating System ARAS dapat meningkatkan keadaan terjaga dan mengurangi kemungkinan untuk tertidur. Salah satu yang dapat mengganggu kualitas tidur pada anak adalah faktor lingkungan. Suara bising dan keadaan