Fase Non-REM Fase REM

Tabel 2.1 Kebutuhan tidur manusia Usia Tingkat Perkembangan Kebutuhan Tidur – 1 bulan Bayi baru lahir 14 – 18 jamhari 1 bulan-18 bulan Masa Bayi 12 – 14 jamhari 18 bulan-3 tahun Masa Anak 11 – 12 jamhari 3 tahun-6 tahun Masa Prasekolah 11 jamhari 6 tahun-12 tahun Masa Sekolah 10 jamhari 12 tahun-18 tahun Masa Remaja 8,5 jamhari 18 tahun-40 tahun Masa Dewasa 7 – 8 jamhari 40 tahun-60 tahun Masa Muda Paruh Bayi 7 jamhari 60 tahun ke atas Masa Dewasa Tua 6 jamhari Sumber: Hidayat AA. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika; 2006. 2.1.6. Kualitas tidur 2.1.6.1. Definisi Kualitas tidur merupakan fenomena yang sangat kompleks yang melibatkan berbagai domain antara lain, penilaian terhadap lama waktu tidur, gangguan tidur, masa laten tidur, disfungsi tidur pada siang hari, efisiensi tidur, kualitas tidur, dan penggunaan obat tidur. Jadi apabila salah satu dari ketujuh domain tersebut terganggu maka akan mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas tidur . 16 Penilaian terhadap lamanya waktu tidur dimulai dari waktu tidur yang sebenarnya dialami seseorang pada malam hari. Gangguan tidur dinilai dengan cara apakah seseorang terbangun pada saat tidur di tengah malam atau bangun pagi terlalu cepat, bangun untuk pergi ke kamar mandi, kesulitan dalam bernafas, batuk atau mendengkur keras, merasa kedinginan maupun merasa kepanasan, mengalami mimpi buruk, merasa sakit dan alasan lainnya yang mengganggu tidur. 16 Penilaian terhadap masa laten tidur dinilai dari berapa menit yang dihabiskan seseorang di tempat tidur sebelum akhirnya terjatuh tertidur dan apakah orang tersebut tidak dapat tidur selama 30 menit. Untuk selanjutnya penilaian terhadap disfungsi tidur pada siang hari dinilai dengan melihat seberapa sering timbul masalah yang mengganggu anak dalam keadaan terjaga sadar saat mengikuti pelajaran di sekolah, makan, dan beraktifitas sosial, serta dinilai juga seberapa banyak masalah yang membuat seseorang tidak antusias untuk menyelesaikan pekerjaannya. Efisiensi tidur dinilai ketika seseorang biasanya memulai tidur pada malam hari dan ketika seseorang biasanya bangun di pagi hari, serta dinilai juga ketika seseorang tertidur pulas di malam hari. Kualitas tidur dinilai bagaimana seseorang menilai rata-rata kualitas tidurnya. Penilaian terhadap penggunaan kualitas tidur hanya ditujukan pada penilaian seberapa sering seseorang mengkonsumsi obat-obat untuk membantu tidur. 16

2.1.6.2. Metode Pengukuran Kualitas Tidur

Ada beberapa metode untuk mengukur kualitas tidur. Yang pertama secara obyektif didapatkan dua metode, yaitu polisomnografi PSG dan aktigrafi ACG. Pemeriksaan dengan metode PSG didasarkan pada rekaman EEG dan akan memberikan hasil pemeriksaan yang memberikan informasi lengkap tentang perubahan keadaan tidur-bangun. Maka dari itu PSG dianggap sebagai standar baku emas untuk penelitian tentang tidur, tetapi pada pemeriksaan PSG ini memiliki beberapa kekurangannya seperti peralatan tidak praktis, skoring PSG tergantung pada penilaian subyektif dari rekaman EEG, dan PSG pada umumnya dilakukan di laboratorium tidur, yang dapat mempengaruhi kualitas tidur. 4 Pengukuran kualitas tidur dengan metode aktigrafi menggunakan informasi aktivitas motorik sehingga akan memberikan hasil perkiraan kualitas tidur. Dengan metode ini didasarkan pada pengetahuan bahwa keadaan tidur-bangun dapat diketahui dari variasi aktifitas motorik. Pemeriksaan aktigrafi ini menggunakan peralatan kecil yang diletakkan di tangan, yang kemudian akan merekam dan menyimpan data aktifitas