45
BAB V PENUTUP
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa: a Dari total 50 subjek penelitian di Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan
UIN Jakarta, responden yang memiliki gangguan tidur sebanyak 22 responden 44.
b Subjek penelitian yang mengalami jenis gangguan tidur terbanyak dari 22 responden yang mengalami gangguan tidur adalah gangguan kesadaran
saat tidur sebanyak 8 responden 36,4. Sedangkan gangguan tidur yang sedikit ditemukan adalah gangguan pernapasan saat tidur sebanyak
1 responden 4,54. c Subjek penelitian yang memiliki persentase paling besar antara yang
memiliki gangguan tidur dibandingkan dengan yang tidak memiliki gangguan tidur adalah kelompok kategori usia12 tahun.
d Subjek penelitian yang mengalami gangguan tidur terbanyak adalah kelompok kategori jenis kelamin laki-laki 26.
e Subjek penelitian yang mengalami gangguan pertumbuhan tinggi badan sebanyak 4 responden 8.
f Subjek penelitian yang memiliki gangguan tidur dengan memiliki gangguan tinggi badan sebanyak 1 responden 2, sedangkan responden
yang memiliki gangguan tidur dengan tidak memiliki gangguan tinggi badan sebanyak 21 responden 42.
g Tidak ada hubungan antara gangguan tidur dengan gangguan tinggi badan anak di Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta
p=0,425.
5.2. Saran
a Diharapkan penelitian ini bisa menjadi informasi tambahan untuk penelitian berikutnya untuk dikembangkan lagi.
b Untuk mendapatkan sampel yang lebih variatif, maka hendaknya dilakukan pengambilan sampel dengan jumlah lebih besar pada lokasi
yang berbeda dan mengembangkan kriteria inklusi sampelnya. c Penelitian tentang hubungan gangguan tidur dengan tinggi badan
sebaiknya menggunakan studi kohort, karena studi kohort merupakan metode yang paling baik dalam menerangkan dinamika hubungan antara
faktor dependen yang diteliti. d Disarakan untuk dilakukan deteksi dini gangguan tidur pada awal masuk
sekolah supaya dapat diketahui adakah anak yang berisiko mengalami gangguan tidur dengan harapan dapat dilakukan penanganan sejak awal
sehingga tidak mengganggu proses pertumbuhan dan perkembangan. e Sebaiknya dilakukan deteksi dini menggunakan penilaian antropometri
untuk mengetahui status pertumbuhan anak sehingga dapat dilakukan penanganan terhadap anak yang mengalami gangguan pertumbuhan.
47
DAFTAR PUSTAKA
1. Dorland, N. Kamus Saku Kedokteran Dorland. Edisi 28. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2008.
2. Lauralee, S. Fisiologi manusia: Dari Sel ke Sistem. Edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2012.
3. Hense S; Barba G; Pohlabeln H; De Henauw S; Marild S; Molnar D; Moreno LA; Hadjigeorgiou C; Veidebaum T; Ahrens W. Factors that
influence weekday sleep duration in European children. SLEEP 2011;34:633-9.
4. Bruni O, Ottaviano S, Guidetti V, Romoli M, Innocenzi M, Cortesi F, dkk. The sleep disturbance scale for children construction and validation of an
instrumen to evaluate sleep disturbance in childhood and adolescent. J Sleep Res. 1996;5:251-61.
5. Gangguan Tidur pada Remaja Usia 12-15 Tahun di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Haryono A, Rindiarti A, Arianti A, Pawitri A,
Ushuluddin A, Setiawati A, dkk. Sari Pediatri. 2009;11:149-54. 6. Pediatri S, Sekartini R, Adi NP. Gangguan tidur pada anak usia di bawah
tiga tahun di lima Kota di Indonesia. Sari Pediatri. 2006;7:188-93. 7. Soetjiningsih. Tumbuh kembang anak. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
ECG; 1995. 8. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 2. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2007. 9. Hidayat AA. Pengantar kebutuhan dasar manusia. Jakarta: Salemba
Medika; 2006. 10. Ganong, William F. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 20. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2008. 11. Kryger MH, Roth T, Dement WC. Principals and Practice of Sleep
Medicine. Philadelphia: Saunders; 2005. 12. Perry, Potter. Fundamental keperawatan. Edisi 4. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2006.