Fisiologi Tidur Tidur 1. Definisi Tidur

tahapan yang lain, tanpa harus mengikuti aturan yang biasanya terjadi. Jadi suatu malam, mungkin saja tidak ada tahap 3 atau 4. Tapi malam lainnya seluruh tahapan tidur akan didapatkannya. 10 Pola tidur REM ditandai adanya gerakan bola mata yang cepat, tonus otot yang sangat rendah. Apabila dibangunkan hampir semua organ akan dapat menceritakan mimpinya, denyut nadi bertambah, dan pada laki- laki terjadi eraksi penis, tonus otot yang menunjukkan relaksasi dalam pada tonus otot. 10 Pola tidur REM berubah sepanjang kehidupan seseorang seperti periode neonatal bahwa tidur REM mewakili 50 dari waktu total tidur. Periode neonatal ini pada EEG-nya masuk ke fase REM tanpa melalui stadium 1 sampai 4. Pada usia 4 bulan pola berubah sehingga persentasi total tidur REM berkurang sampai 40 hal ini sesuai dengan kematangan sel-sel otak, kemudian akan masuk ke periode awal tidur yang didahului oleh fase NREM kemudian fase REM pada dewasa muda dengan fase NREM 75 .

2.1.4. Fungsi Endokrin Selama Tidur

Siklus tidur memiliki hubungan dengan hormon tubuh, seperti hormon pertumbuhan, prolaktin, dan kortisol. Hormon pertumbuhan disekresi pada awal periode tidur lelap, yaitu tahap 3 dan tahap 4. Hormon pertumbuhan akan dihambat selama tidur REM dan berhubungan dengan mimpi. Sekresi hormon kortikosteroid biasanya terjadi pada malam hari, dan dapat berubah sesuai dengan siklus tidur-bangun. Bila pola tidur berubah, sekresi kortisol pada awalnya seperti semula, tetapi secara bertahap melakukan penyesuaian atau resinkronisasi dengan siklus yang baru. 13 Sekresi hormon kortisol dan adrenokortikotropik ACTH mengikuti irama sirkadian dengan puncaknya adalah pada pagi hari yaitu 6-8 jam tidur sampai 1 jam setelah bangun dengan titik terendah pada malam hari. Thyrotropin-stimulating hormone juga memiliki hubungan dengan irama sirkadian dengan puncaknya pada malam hari dan awal siklus tidur. Renin juga meningkat selama tidur tetapi akan menurun secara relatif selama tidur REM. Jadi fluktuasi hormon selama tidur bergantung pada 3 faktor utama, yaitu irama sirkadian, siklus bangun-tidur, dan tahapan tidur non REMREM. 13

2.1.5. Kebutuhan Tidur

Kebutuhan tidur setiap manusia berbeda-beda tergantung dari tingkat perkembangan. Pada usia 0-2 bulan pada usia ini memiliki sifat tidur yaitu pola tidur yang tidak teratur hingga usia 6-8 minggu yang dipengaruhi oleh rasa lapar. Dengan periode tidur yang multipel pada siang dan malam hari. Tidurnya bersifat aktif seperti tersenyum, menghisap, atau pergerakan badan. Sifat tidur pada usia 2-12 bulan yaitu jumlah tidur bertambah di malam hari. Dengan pola tidur siang awalnya berjumlah 3-4 kali berubah menjadi 1-2 kali di akhir tahun pertama. Pada usia 1-3 tahun memiliki kebutuhan tidur siang antara 1,5-3,5 jam dengan sifat tidur yaitu tidur di pagi hari semakin berkurang pada usia sekitar 18 bulan. Pada usia ini perlu dilanjutkan rutinitas waktu tidur dan diperhatikan transisi dari tidur di tempat tidur bayi ke tempat tidur biasa. 14 Pada usia 3-6 tahun biasanya tidak ditemukan lagi tidur siang di akhir tahun kelima dan pada saat ini mungkin dapat timbul ketakutan tidur di malam hari. Pada usia 6-12 tahun pada usia ini sudah memasuki masa sekolah. Pada masa sekolah ini semakin meningkatnya kegiatan anak dapat mengakibatkan berkurangnya tidur. Pengaruh televisi, computer, dan keadaan medis dapat mengganggu tidur anak. Waspadai adanya masalah tidur yang persisten dan mengantuk di siang hari. Sedangkan masa remaja usia 12-18 tahun, memiliki aktivitas yang meningkat sehingga mengakibatkan waktu tidur yang berkurang. 15