41
lebih mengenal dan mendalami ilmu-ilmu agama dan dapat pula disebarkan atau disyiarkan kepada masyarakat awam.
D. Kitab Kuning
1.
Pengertian Kitab Kuning
Dalam dunia pesantren asal-usul penyebutan atau istilah kitab kuning atau kitab kuning tidak diketahui secara pasti. Penyebutan ini didasarkn
pada sudut pandang yang berbeda-beda. Sebutan kitab kuning itu sendiri sebenarnya merupakan sebuah ejekan dari pihak luar, yang mengatakan
bahwa kitab kuning itu kuno, ketinggalan zaman, memiliki kadar keilmuan yang rendah, dan lain sebagainya. Hal ini senada dengan apa yang
dinyatakan oleh masdar: “Kemungkinan besar sebutan itu datang dari pihak orang luar dengan
konotasi yang sedikit mengejek. Terlepas dengan maksud apa dan oleh siapa dicetuskan, istilah itu kini telah semakin meluas kepada masyarakat
baik di luar maupun di lingkungan pesantren”
41
Jadi sebutan yang melekat pada generasi modern ini tentang sudut pandang mengenai kitab kuning menjadi lebih negatif karna pengaruh
yang di asumsikan dari orang luar yang mengatakan kitab kuning merupakan sebuah sumber ilmu yang kuno padahal jelas segala yang baik
dan asal muasal dari kita bisa belajar bahasa Arab dan mengerti maknanya melalui kitab kuning ini, karn pada dasarnya kitab kuning ini dibawa oleh
orang terdahulu sehingga keasliannya benar-benar terjaga. 2.
Konsep kitab kuning
41
M. Dawan Raharjo, Pergulatan Dunia Pesantren Membangun Dari Bawah, Jakarta: P3M, 1985. Hal. 55
42
Pada dasarnya didalam kitab kuning mempunya i konsep dan juga urutan, didalam proses pembelajaran kitab kuning ada urutan-urutan yang
bisa dijalankan untuk bisa mencapai pemahaman yang luas dan bisa mengerti dengan cepat. Yang pertama mengetahui dan memahami makna,
agar seseorang dapat mengerti bisa mempelajari kitab dengan memulai mempelajari ilmu dasar dari bahasa Arab, urutan yang baik dalam
mempelajari kitab kuning.
43
BAB III GAMBARAN UMUM DAN PROFIL
A. Lokasi Pesantren Darul Ishlah
Pesantren Darul ishlah terletak diwilayah yang strategis. Ia terletak disebelah wilayah timur jalan buncit raya yang dilalui kendaraan dari arah
ragunan menuju buncit, mampang dan kuningan. Tepatnya berada diwilayah Rt 05 Rw 05 kelurahan kalibata kecamatan pancoran kota madya Jakata
selatan. Wilayah ini biasa dikenal dengan sebutan nama kalibata pulo, karena letaknya yang dikelilingi oleh kali sehingga mirip sebuah pulau. Didalam
lingkungan pesantren semua hampir keseluruhan bebudaya betawi didalamnya.
42
B. Sejarah Berdirinya Pesantren Darul Ishlah
Sebagai anak asli betawi terlebih dilahirkan di wilayah kalibata pulo yang mana disana kental dengan nilai-nilai keIslamannya, suasana yang agamis dan
ketaatan masyarakat Betawi terhadap agamanya sempat mendapat apresiasi dari Buya Hamka dala seminar perkembangan Islam di Jakarta pada tahun
1987 dimana beliau mengatakan: “sungguh begitulah sangat mengagumkan kita, betapa teguhnya orang
Betawi memeluk Islam. Selama 350 tahun antara penjajah Belanda dan anak Negri asli Betawi masih tetap sebagai “ minyak dan air “. Sekalipun
bertemu dalam botol tidak pernah bersatu. Bagaimanapun mengaduk minyak didalam botol kecil yang berisi air, sehabis adukan itu, di saat itu pula
mereka berpisah kembali.
43
42
Biografi pesantren Darul Ishlah
43
Shahab Alwi, Robin Hood Betawi, Jakarta: Republika, 2002, Cet-ke-2. h.93.
44
Suasana yang agamis yang demikian kental sampai sekarangpun masih terasa di kelurahan kalibata, terutama di wilayah sekitar kalibata pulo tempat
pesantren Darul Ishlah berada. Karena pada dasarnya orang betawi tidak bisa dipisahkan oleh agama Islam.
KH. Amir Hamzah pendiri pesantren Darul Ishlah, maka dari kecil beliau sudah diperkenalkan oleh orang tuanya dan kakeknya tentang
pengetahuan agama Islam. Karna kondisi ekonomi keluarga beliau yang kurang mampu serta cukup banyaknya adik-adik beliau yang harus diurus,
maka beliau lebih diurus dan juga sering tinggal bersama kakeknya yaitu yang bernama Ustadz Munir. Ketika memasuki usia sekolah beliau dimasukkan
kesekolah madrasah Fatahillah di kalibata pulo dari ibtidaiyah sampai tsanawiyah. Kemudian beliau melanjutkan aliyahnya ke pesantren Darul
Rahman, pimpinan KH. Syukron Makmun di kebayoran Baru, Jakarta Selatan, selama 5 lima tahun. Masa sekolah aliyahnya yang hanya lima tahun karena
ketika tahun pertama masuk beliau disuruh KH. Syukron untuk masuk dahulu dikelas 2 dua tsanawiyah. Dan beliau baru lulus aliyah pada tahun 1984.
Lulus dari aliyah beliau sempat kuliah di IAIN sampai semester kedua. Kemudian berhenti karena menderita sakit kurang lebih 3 tiga bulan. Setelah
itu atas sara kakeknya, Ustadz Munir, dan juga saran dari KH. Dimyati cikampek beliau menjadi santri di pesantren milik kiai hasbulloh di raja
mandalaselama kurang lebih 1,5 setengah tahun. Sepulang dari pesantren, beliau membuka pengajian dari rumah kerumah sambil tetap mengembang
kualitas ilmunya dengan mengaji dan mencari keberkahan dari beberapa ulama, diantaranya adalah buya Dimyati dari banten.
44
44
Wawancara langsung dengan KH. Amir Hamzah, Tanggal 21 november 2014. Pukul 15.40