Kitab Kuning KERANGKA TEORI POLA KOMUNIKASI
44
Suasana yang agamis yang demikian kental sampai sekarangpun masih terasa di kelurahan kalibata, terutama di wilayah sekitar kalibata pulo tempat
pesantren Darul Ishlah berada. Karena pada dasarnya orang betawi tidak bisa dipisahkan oleh agama Islam.
KH. Amir Hamzah pendiri pesantren Darul Ishlah, maka dari kecil beliau sudah diperkenalkan oleh orang tuanya dan kakeknya tentang
pengetahuan agama Islam. Karna kondisi ekonomi keluarga beliau yang kurang mampu serta cukup banyaknya adik-adik beliau yang harus diurus,
maka beliau lebih diurus dan juga sering tinggal bersama kakeknya yaitu yang bernama Ustadz Munir. Ketika memasuki usia sekolah beliau dimasukkan
kesekolah madrasah Fatahillah di kalibata pulo dari ibtidaiyah sampai tsanawiyah. Kemudian beliau melanjutkan aliyahnya ke pesantren Darul
Rahman, pimpinan KH. Syukron Makmun di kebayoran Baru, Jakarta Selatan, selama 5 lima tahun. Masa sekolah aliyahnya yang hanya lima tahun karena
ketika tahun pertama masuk beliau disuruh KH. Syukron untuk masuk dahulu dikelas 2 dua tsanawiyah. Dan beliau baru lulus aliyah pada tahun 1984.
Lulus dari aliyah beliau sempat kuliah di IAIN sampai semester kedua. Kemudian berhenti karena menderita sakit kurang lebih 3 tiga bulan. Setelah
itu atas sara kakeknya, Ustadz Munir, dan juga saran dari KH. Dimyati cikampek beliau menjadi santri di pesantren milik kiai hasbulloh di raja
mandalaselama kurang lebih 1,5 setengah tahun. Sepulang dari pesantren, beliau membuka pengajian dari rumah kerumah sambil tetap mengembang
kualitas ilmunya dengan mengaji dan mencari keberkahan dari beberapa ulama, diantaranya adalah buya Dimyati dari banten.
44
44
Wawancara langsung dengan KH. Amir Hamzah, Tanggal 21 november 2014. Pukul 15.40
45
Pada saat beliau sedang belajar di pondok salaf beliau mempunyai tekat ingin sekali mendirikan pesantren ia ingin membagi ilmunya kepada
masyarakat luas yang belum mengenal agama agar mempunyai bekal di akhirat, setelah tahun 1987 beliau selesai dari pendidikan pesantren salaf yang
mana tempat ia belajar dan pada tahun 1987 beliau mulai merintis sedikit demi sedikit yang pertama beliau lakukan adalah mendekatkan diri kepada
masyarakat tempat dimana beliau akan mendirikan sebuah pesantren. Mendatangi setiap rumah rumah warga bersilahturahmi pendekatan awal
kepada masyarakat agar menjamin potensi yang dihadirkan dalam tenaga pembangunan pesantren. Dahulu beliau tidak mempunyai lahan sedikitpun
beliau memanfaatkan lahan seadanya yang dimiliki oleh seorang kakeknya sendiri mulai disitu timbul santri walau hanya sekitar 2 orang santri saja tetapi
disatu sisi beliau senang bahwa beliau sudah bisa mempunyai murid pada saat itu mulailah kegiatan belajar mengajar walau yang digunakan hanya fasilitas
seadanya masjid masih secara umum milik masyarakat belum bukan bagian dari pesantren belajarnya pun di pelataran pesantren yang sekarang sudah
menjadi garasi pesantren, beliau menerapkan pelajaran agama yang diberikan kepada santri seiring berjalannya waktu pada tahun 1988 santri bertambah
menjadi 10 orang karena santri yang sekiranya sudah lumayan banyak beliau memikirkan sebuat tempat yang layak untuk tempat belajar dan mengajar,
pada saat itu beliau membebaskan tanah sekitar 100 meter tanah yang mana harga tanah pada tahun itu 1 meternya dihargakan 35.000 rupiah dengan izin
allah dan rasa keikhlasan beliau akhirnya tanah mulai bertambah 100 meter
46
lagi yang mana tanah itu didonasikan kepada pesantren dari orang yang mempunyai tanah tersebut, ini merupakan modal di akhirat apabila
mewaqafkan sebagian tanahnya kepada pesantren maka amal ibadahnya akan terus mengalir walau sudah tidak didunia, itulah masukan seorang kiai yang
belajar mengemban ilmu dengan banyak guru mempunya keikhlasan dan dapat mendekatkan diri kepada masyarakat.
Dalam pemberian nama kepada pesantren seorang kiai tentu memikirkan tetapi menurut wawancara seorang kiai menemui nama itu secara spontan tapi
di lain pemikiran lain beliau juga mengambil nama pesantren yang mana pernah menjadi tempat beliau mengambil ilmu, yaitu pesantren Darul Rahman
maka diambil nama depannya yaitu “Darul” maknanya adalah gudang, kumpulan, tempat,dll. Banyak lalu kata belakang dari pesantren yang
bertuliskan “Ishlah” yang berarti perbaikan pertama kalo beliau mengetahui dan terfikir nama ini dari sebuah majlis yang mana tempat kakek dari istrinya
yaitu sebuah tempat taparukan namanya majlis Al-Ishlah setelah digabungkan namanya bermakna dalam maka dari itu terciptanya sebuah nama pesantren
yaitu Darul Ishlah menurut kiai islah itu artinya perbaikan jadi semoga yang masuk ke pesantren ini menjadi orang yang baik dan bisa menjadi lebih baik
lagi agarmencapai kepribadian dalam perbaikan hidup.
45
Pesantren Darul ishlah ini bertarafkan salaf di sini salaf diartikan sebagai pesantren yang hanya melakukan metode pembelajaran khusus mengenai ilmu
keagamaan kenapa keagamaan karna yang diajarkan didalamnya berkaitan
45
Wawancara langsung dengan KH. Amir Hamzah, Tanggal 21 november 2014. Pukul 15.40