38
mencerdaskan kehidupan bangsa. Pada masa kolonialisme berlangsung, pesantren merupakan lembaga pendidikan agama yang sangat berjasa bagi
masyarakat dalam mencerahkan dunia pendidikan. Tidak sedikit pemimpin bangsa yang ikut memproklamirkan kemerdekaan bangsa ini adalah alumni
atau setidak-tidaknya pernah belajar di pesantren. Kategori pesantren bisa diteropong dari berbagai perspektif, yaitu: dari
segi rangkaian kurikulum, tingkat kemajuan dan kemodernan, keterbukaan terhadap perubahan, dari sudut sistem pendidikannya. Dari segi kurikulumnya,
Arifin menggolongkannya
menjadi pesantren
modern, pesantren
tahassustahassus ilmu alat, ilmu ushul fiqh, ilmu tafsirhadits, ilmu tasawuft hariqat, dan
qira’at al-qur‟an dan pesantren campuran.
33
C. Pengertian Kyai dan Santri
1. Pengertian Kyai
Pengertian Kyai dalam kamus Besar bahasa Indonesia adalah sebuah sebutan bagi alim ulama cerdik dan pandai dalam agama Islam,
sedangkan dalam sebuah pesantren, Kyai adalah pembimbing, pengajar, atau seorang pimpinan salah satu pesantren.
Kyai menurut Manfrediemek adalah pendiri dan pimpinan sebuah pondok pesantren, yang sebagai muslim terpelajar telah memberikan
hidupnya demi Allah serta menyebar luaskan ajaran-ajaran Islam melalui kegiatan pendidikan. Kiyai berfungsi sebagai seorang ulama, artinya dia
mengetahui pengetahuan dalam tata masyarakat Islam dan menafsirkan peraturan-peraturan dalam hukum Islam, dengan demikian ia mampu
33
Mujamil Qomar, Pesantren Dari Transformasi Metodologi Menuju Demokratisasi Institusi, Jakarta: Erlangga,2002. h.25
39
memberikan nasehat.
34
Istilah seorang Kyai adalah sebutan yang diperuntukan bagi para ulama radisional di pulau jawa, walaupun sekarang banyak Kyai yang
sudah tersebar di pulau jawa dan juga di luar pulau jawa.
35
Menurut asal muasalnya, sebagaimana dirinci oleh Zamarkasyari Dhofier, perkataan
Kyai dalam bahasa Jawa dipakai untuk tiga jenis gelar yang berbeda. Pertama, sebagai gelar kehormatan bagi barang-barang yang dianggap
sakti dan keramat. Kedua, sebagai gelar kehormatan bagi orang-orang tua pada umumnya. Ketiga, sebagai gelar yang diberikan oleh masyarakat
kepada seorang ahli agama Islam yang memiliki atau menjadi seorang pimpinan di pondok pesantren.
36
Dalam perkembangannya, gelar seorang Kyai dewasa ini tidak lagi digunakan bagi para pemimpin atau pengasuh pondok pesantren saja.
Gelar Kyai pun dianugrahkan sebagai bentuk penghormatan kepada seorang ulama yang mumpuni dalam bidang ilmu-ilmu keagamaannya,
walaupun yang bersangkutan tidak memiliki pesantren. Gelar Kyai ini juga sering digunakan oleh para Da‟i atau mubaligh yang biasa memberikan
ceramah agama Islam.
37
2. Pengertian Santri
Santri menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah orang yang mendalami agama Islam, orang yang beribadah dengan sungguh-sungguh,
34
Manfred Ziemek, Pesantren Dalam Perubahan Sosial, Jakarta:P3M, 1986, h.131
35
Pradjata Dirdjosanjoto, Memelihara Umat Kyai pesantren-kyai langgar jawa, Yogyakarta: LKIS, 1999, cet. Ke-1, h.13
36
HM. Amin Haedari, dkk, Masa Depan Pesantren; Dalam Tantangan Modernitas Dan Tantangan Komplesitas Global, Jakarta: IRD Press, 2004, h.28
37
HM. Amin Haedari, dkk, Masa Depan Pesantren; dalam tantangan modernitas dan tantangan komplesitas global, Jakarta: IRD Press, 2004, h.29
40
orang yang sholeh.
38
Sedangkan didalam istilah lain, santri berasal dari istilah cantrik dalam agama Hindu yang berarti orang-orang yang ikut belajar dan
mengembara dengan empu-empu ternama. Namun sejatinya ketika diterapkan diagama Islam, kata cantrik tersebut berubah menjadi santri
yang berarti orang-orang yang belajar kepada guru agama.
39
Santri adalah murid yang belajar di pesantren. Seorang ulama bisa disebut sebagai Kyai
bila memiliki suatu yayasan atau pesantren dan juga santri yang tinggal untuk mendalami ilmu agama berdasarkan kitab kuning. Oleh sebab itu,
eksistensi Kyai biasanya berkaitan dengan adanya para santri yang mondok didalam pesantrennya.
Dalam bahasannya santri di sini dibagi menjadi dua yaitu santri mukim dan juga santri kalong. Pertama, santri mukim adalah murid yang
berasal dari daerah yang jauh dan menetap di pesantren. Kedua, santri kalong adalah murid atau santri yang tinggal tidak jauh dari lokasi
berdirinya pesantren tersebut. Para santri kalong pergi ke pesantren ketika ada tugas belajar dan aktivitas pesantren lainnya.
40
Sehingga dapat difahami bahwa santri adalah murid yang belajar sekaligus mendalami ilmu agama yang didampingi oleh seorang Kyai
dengan tujuan agar tercapai semua yang diharapkan terlebih santri bisa
38
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1998, cet ke-1, h.783
39
Nurcholis Madjid, Bilik-bilik Pesantren: Sebuah Potret Perjalanan, Jakarta: Paramadina, 1997, h.20
40
HM. Amin Haedari, dkk, Masa Depan Pesantren; dalam tantangan modernitas dan tantangan komplesitas global, Jakarta: IRD Press, 2004, h.35