Komunikasi Antarpribadi Analisis Pola Komunikasi Antara Kyai Dan Santri Dalam Metode

61 mempelajari kitab kuning ini harus memerlukan tingkat kesabaran yang tinggi dan juga bagi pengajarnya harus memiliki pengetahuan yang luas mengenai ilmu nahwu, shorof, fiqh dan lain-lainya. Begitu juga dengan sikap sangatlah diperlukan untuk pengajar kitab kuning, karena sikap sabar sangatlah diperlukan dalam pengajaran dalam menghadapi santri-santri yang lama dalam pemahaman. Dalam hal ini, ada juga jadwal pembelajaran yang dilakukan santri sehari-haridari mulai kelas ibtidaiyah sampai aliah, dan berikut penulis jelaskan mengenai kelas tersebut; 57 Pertama ada kelas imtihan pengenalan metode yang dikenalkan biasanya al-quran yang di tekankan untuk santri yang baru masuk dan juga santri yang juga telah lolos dalam pengetesan masuk pesantren darul Ishla, dimana kelas imtihan ini lebih dikenalkan kepada pembacaan alquran agar lebih lancar dalam membaca segala tulisan Arab. Yang kedua ibtidaiyah kalau kelas ibtidai barulah mulai ditekankan masalah bahasa Arab seperti jurmiah dan lebih mendalami al-quran Table 4.1 Waktu Senin Selasa Rabu Kamis Ju at Sabtu Minggu Ba da subuh Ihya Adab al- Suluk Ihya Ihya - Ihya Nashoih al- Ibad 08.00- 09.30 Al- mufrodat Al- da wat Al- mufrodat Hadrah - Al- jurumiah Al- jurumiah 09.30- 11.00 Al- khulasoh Al- tajwid Al- jurumiah Matan Tijan - Safinah Al-najah Al- mahfudzo t imla 57 Hasil wawancara langsung santri zaky 21 november 2014 pukul 16.20 WIB 62 Ba da Ashar Mukhtar Al-hadits Maraqi Al- ubudiyah TafsirHa dits TafsirHa dits Shalawat TafsirHa dits Al-Azkar Ba da Maghrib Al- quran Al- quran Al- quran Manaqib Al- quran Al- quran Al- quran Ba da Isya Tanqiyh al-Qaul Al- kaylaniy Al- kaylaniy Maulid al- Nabiy Tamrin al- dawat Al- jurumiah Safinah al-Najah Yang ketiga tsanawiyah kalau ini sudah mulai ngaji kitab tingkat atas Table 4.2 Waktu Senin Selasa Rabu Kamis Ju at Sabtu Minggu Ba da subuh Ihya Ta li Muta ali m Ihya Ihya Al-quran Ihya Nashoih al- diniyah 08.00- 09.30 Bidayah al- Mujtahid Baijuri Bidayah al- Mujtahid Hadrah - Bukhori Anwar Almasali k 09.30- 11.00 Alfiah Alfiah Alfiah Alfiah - Alfiah Alfiah Ba da Ashar Mukhtar Al-hadits Maraqi Al- ubudiyah TafsirHa dits TafsirHa dits Shalawa t TafsirH adits Majlis saniyah Ba da Maghrib Al- quran Al- quran Al- quran Manaqib Al- quran Al- quran Al- quran Ba da Isya Mabadiy al-awaliah Baijuri Shorof Mauled al-nabiy Muhadh arah Minhaj al- qowim baijuri Keempat aliyah tingakatan kelas paling tinggi kalau di pesantren sini kelas aliah sudah pali g ti ggi pega ga kitab ya fathul u i da sarah ya ia uthalibi Table 4.3 Waktu Senin Selasa Rabu Kamis Ju at Sabtu Minggu Ba da subuh Ihya Ta li uta ali Ihya Ihya Al- quran Ihya Nashoih al-diniyah 08.00- 09.30 Bidayah al- mujtahid Baijuri Bidayah al- Mujtahid Hadrah - Bukhori Anwar al- Masalik 09.30- 11.00 Alfiah Alfiah Alfiah Piket - Alfiah Alfiah Ba da Ashar Ihya ulum al-din Maraqiy al- ubudiah Tafsirhad its TafsirHa dits Shalaw at TafsirHa dits Majlis saniyah 63 Ba da Maghrib Al- quran Al- quran Al- quran Manaqib Al- quran Al- quran Al- quran Ba da Isya Ihya ulum al-Din Aqidah fillah Fath al- Mu i Maulid al- Nabiy Muha- dhoro h Fath al- Mu i Fath al- Mu i Pola komunikasi yang berlangsung antara kyai dan santri berjalan efektif. Misalnya dalam cara penyampaian kitab kuning, kyai kepada santrinya itu tidak terlalu terburu-buru dan menggunakan sistim audioturial berdiri dan mendengarkan. Cara kyai dan ustad memberikan komunikasi tentang pembelajaran kitab kuningbiasanya lebih sering dengan cara lisan kepada santrinya. Ini yang menjadikan santrinya dapat merespon dengan baik dan menghasilkan pertanyaan atau umpan balik kepada kyainya. Di samping itu, santri dapat berkomunikasi dengan kyai dan ustad di luar kelas jika ada yang kurang dipahami atau tidak di mengerti oleh santrinya. Selain berkomunikasi dengan kyai di luar kelas, santri juga dapat berkomunikasi dengan sesama santri lainnya tentang pekerjaan rumah yang diberikan oleh kyai dan ustadnya dan melakukan diskusi bersama. Komunikasi yang digunakan dalam keseharian di pondok pesantren ialah menggunakan bahasa Indonesia beda halnya dengan pesantren modern yang biasanya memakai bahasa asing yaitu Arab dan Inggris dan kalau di pondok salaf agak sulit menerapkan metode keseharian dengan berbahasa Arab walau keseringan belajar bahasa Arab mengenai kitab tapi lebih tenang dan nyaman menggunakan bahasa Indonesiadidalam keseharian santri itu sendiri. 58 58 Hasil wawancara langsung santri zaky21 november 2014 pukul 16.20 WIB 64

2. Komunikasi Kelompok

pola komunikasi kelompok kecil dalam proses belajar mengajar di pondok pesantren inidapat terjadi di saat seorang kiyai menyampaikan materi kepada para santrinya didalam pelaksanaan sebuah program. Program-program ini mayoritas dilakukan didalam ruangan, dan masa yang berada didalam ruangan tersebut bisa dikatakan sebagai kelompok kecil. komunikasi kelompok kecil Small Group Communication yaitu hanya para santri yang memang mengikuti metode pembelajaran kitab kuning yang dilakukan pada waktu setelah shalat dzuhur, ashar, magrib, dan shubuh. Kelompok tidak dapat dipisahkan dengan kegiatan komunikasi. Komunikasi merupakan dasar semua interaksi manusia dan untuk fungsi kelompok. Setiap kelompok harus menerima dan menggunakan informasi dan proses ini terjadi melalui proses komunikasi. Karena pada hakekatnya kelompok terdiri dari dua atau lebih individu yang saling berhubungan, saling bergantung dan berinteraksi antara satu dengan lainnya, untuk mencapai tujuan yang telah disepakati bersama. Interaksi tersebut dilakukan melalui kegiatan komunikasi. Manusia sebagai makhluk sosial senantiasa memerlukan orang lain untuk bekerja sama dalam mencapai tujuannya, sehingga dijumpai orang- orang yang disebut kelompok. Kelompok kecil mempunyai batasan ditinjau dari jumlah anggotanya yang tergolong kecil, namun tidak ada batasan berapa jumlah orang didalamnya. Asalkan dalam kelompok kecil tersebut harus ada hubungankomunikasi antar anggota organisasi. 59 59 Wildan Zulkarnain, Dinamika Kelompok Latihan Kepemimpinan Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2013, cek. Ke-1, h. 11 65 Dalam komunikasi kelompok kecil, komunikator menunjukan pesannya kepada benak atau pikiran komunikan seperti dalam pengajaran Kitab kuning. Oleh sebab itu logika sangat berperan penting dan komunikan akan mendapatkan masukan dari uraian yang diberikan komunikator. Komunikasi kelompok kecil prosesnya berlangsung secara dialogis, umpan balik feed back terjadi secara verbal, dan komunikan dapat menanggapi apa yang disampaikan komunikator, komunikan bisa bertanya, menyanggah, atau berpendapat. Ada enam cara untuk mengidentifikasikan suatu kelompok. Berdasarkan hal itu kita dapat mengatakan bahwa komunikasi kelompok kecil adalah suatu kumpulan individu yang dapat mempengaruhi satu sama lain, memperoleh beberapa kepuasan satu sama lain, berinteraksi untuk beberapa tujuan, mengambil peranan, terikat satu sama lain dan berkomunikasi tatap muka. Jika salah satu dari komponen ini hilang individu yang terlibat tidaklah berkomunikasi dalam kelompok kecil. Komunikasi kelompok kecil mungkin dapat digunakan untuk bermacam-macam tugas atau untuk memecahkan masalah. Ada beberapa karakteristik dari komunikasi kelompok kecil yang membuatnya unik dari bermacam-macam konteks komunikasi lainnya. Karakteristik yang pertama, adalah mempermudah pertemuan ramah tamah. Bukti menunjukkan bahwa bila orang datang bersama-sama mereka cenderung untuk berlomba. Karakteristik yang kedua, adalah personaliti kelompok. Bila sekelompok orang datang bersama mereka membentuk 66 identitas mereka sendiri yang menjadikan personaliti kelompok. Tiap personaliti anggota dapat dan dipengaruhi oleh personaliti anggota lain dan sebaliknya menentukan personaliti kelompok. Karakteristik ketiga, adalah kekompakan yaitu daya tarikan anggota kelompok satu sama lain dan keinginan mereka untuk bersatu. Karakteristik keempat, adalah komitmen terhadap tugas. Karakteristik yang kelima, adalah besarnya kelompok. Kelihatannya cukup sederhana tetapi besarnya kelompok itu mempunyai beberapa pencabangan penting dalam kelompok. 60 Didalam kegiatan belajar kitab kuning ini jelas terlihat adanya sebuah komunikasi kelompok kecil seperti, pengajaran kitab kuning yang di sini terjadi banyak tahapan dan juga ada tingkatan di masing-masing kelompok. Dimana masing-masing mempunyai kelas sesuai kemampuan. Didalam pondok pesantren Darul Ishlah ini lebih ditekankan pada kecerdasan seorang anak tidak memandang umur mau tua dan muda kalau tingkat produktivitas belajarnya bagus dia akan langsung naik ke tingkatan kelas yang lebih tinggi. Seorang santri belajar dengan system musyawarah kumpul disuatu tempat yang dinamakan aula dan juga ada kelas yang tersedia dimana mereka melakukan pembelajaran kitab kuning mulai dari habis subuh sampai ba‟da isya. Pemokusan dan tujuan kiyai dalam mendirikan sekaligus mendidik santrinya itu memfokuskan kepada pengkaderan anak- anak didiknya supaya mereka tidak kaget dalam membawa isi dan pesan 60 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, Jakarta: Bumi Aksara, 2011, cetakan 12, hal 185-186 67 dakwah kepada masyarakat, seorang kiyai menanamkan nilai-nilai yang bisa di bawa pulang ke kampong halaman mereka masing-masing. 61 Pola komunikasi kepada masyarakat pun kian harmonis dan masyarakatpun sebaliknya sangat mendukung aktivitas yang dilakukan pesantren dan memberikan angin positif, karena adanya pesantren ini memberikan suasana yang positif bagi anak-anak mereka. Dengan adanya pesantren masyarakat lebih sering berdatangan kedalam pesantren untuk belajar sekaligus menghadiri maulid Nabi Besar Muhammad SAW.

3. Komunikasi intruksional

Dengan banyaknya pemberian tugas dan hafalan yang ada maka saat itulah pengajar menggunakan komunikasi intruksional. Dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan pemahaman santri terhadap materi yang digunakan. Sehingga para santri tidak hanya memahami materi dari segi teori saja melainkan juga pelaksanaannya. Adapun instruksi yang diberikan kiyai kepada para santri, antara lain: a. Santri diharuskan menghafal bait demi bait sekaligus memahami makna dalam program kajian kitab kuning. b. Santri diwajibkan untuk membaca dan mengikuti materi yang telah dijelaskan oleh pengajar seperti dalam program kajian kitab kuning dan program seni baca al-Quran. c. Santri dibiasakan dan ditekankan agar bisa bermain hadrah sekaligus menguasai shalawat dan qasidah 61 Wawancara langsung dengan KH. Amir Hamzah, Tanggal 21 november 2014. Pukul 15.40 tempat Aula pesantren