Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
4
didalam lingkaran DEPAG dan masih dengan metode pelajaran yang sangat tradisional.
Didalam pondok pesantrensalafi Darul Ishlah yang dipimpin oleh KH. Amir Hamzah memiliki kemiripan dengan pesantren atau lembaga pendidikan
yang berada di yaman haudzah atau negri yang berfaham syiah, tugasnya disana santri belajar. Kehidupan mereka semuanya dari segi logistik dan
lainnya dipenuhi. Didalam pondok pesantren Darul Ishlah mereka memiliki hak penuh dalam belajar sehingga sang santri tidak perlu memikirkan soal
uang bayaran atau semacamnya. Di pesantren yang bertaraf salafi ini yang berada ditengah keramaian
kota bukan hal yang tidak disadari lagi dipesantren ini sudah terkenal didaerah Solo karna pimpinan pondok pesantren adalah salah satu murid guru besar di
Solo yaitu Alhabib Anis Alm beliau adalah tokoh agama di daerah Solo. Santri disana sangat dibekali dengan ilmu-ilmu yang bermanfaat tidak
hanya saja mengenai kitab-kitab kuning mereka juga dibekali dengan keterampilan, seperti bermain hadrah atau rebana belajar ceramah serta
memahami arti dari tafsir alQuran. Santri diajarkan dengan bermain rebana atau yang biasa disebut hadrah
dan dimanadidalamhadrah banyak yang menggunakan kalimat shalawat yang tidak mudah mereka langsung dapat dari Solo untuk memainkannya mereka
menggunakan pukulan yang tidak sama dengan hadrah-hadrah lainnya. Pesantren Darul Ishlah yang hanya memiliki kurang lebih 200 santri tapi
saat bulan Maulid yang datang ke pondok pesantren Darul Ishlah jamaahnya bisa mencapai 6000 orang dan dari sekian jamaah tersebut datang dari luar
daerah Jakarta. Didalam pondok ini juga sering mengadakan pengajian
5
mingguan dimanadidalam pengajian tersebut pesantren tidak pernah mengeluarkan sedikitpun biaya untuk jama
‟ah yang sekian banyaknya, biasanya seusai dari pengajian itu para jamaah disuguhi nasi uduk yang dibagi
rata. Mungkin disitulah nampaknya keberkahan yang diberikan Allah SWT. Seperti yang dikutip dari kitab Nashoihul „ibad “orang yang alim dan
beramal shaleh akan selalu dihormati dan dimuliakan orang, sedangkan orang yang bodoh dimana
pun akan merasakan kesulitan”
3
Beda halnnya dengan pondok pesantren modern di pondok pesantren salaf ada 3 jenis bentuk pesantren, yang pertama pesantren salaf yang hanya
memfokuskan metode pendidikannya di jenjang kitab kuning saja dan membahas seluruh israh dari semua kitab yang akan dipelajari, jenis yang
kedua adalah pesantren salaf yang hanya memfokuskan pada metode pembelajaran Al-quran dimana santri diwajibkan menghafal dan bisa
memfasihkan bacaanya. Yang ketiga adalah pesantren salaf yang hanya memfokuskan metode pendidikannya dengan mempelajari serangkaian ilmu
kanuragan, namun dijaman modern ini pesantren salaf jenis ini sudah jarang karna sebagian masyarakat Indonesia sudah jarang yang berfaham dengan hal-
hal ghaib. Oleh karena itu kiyai dan pesantren adalah merupakan elemen yang
sangat penting dalam mengarahkan santri-santrinya. Di pondok pesantren salaf Darul Ishlah seorang kiyai akan sangat dekat dan lebih intens terhadap
santrinya, hal ini yang banyak disadari seorang santri didalam pondokan salaf
3
Ibnu Hajar Al-Asqolani, terjemahan Nashaihul Ibad, “memuat: 208 makalah, 1072
nasihat bagi hamba Allah” Jakarta : pustaka amani, h.25.cet.ke-2.
6
jauh lebih hormat dan taat kepada gurunya, santri di pondok salaf akan dapat perhatian lebih dari figur sang guru kiyai mereka.
Pondok pesantren Darul Ishlah adalah suatu pesantren salaf yang mempunyai perhatian terhadap pendidikan dalam mencapai kualitas santri
yang dapat membaca dan memahami kitab-kitab kuning secara baik dan benar berdasarkan tata cara penyampaian yang dilakukan. Maka dari itu, penulis
mengangkat hal tersebut dengan judul “ Pola Komunikasi Antara Kiyai dan Santri dalam Metode Pembelajaran Kitab Kuning didalamPondok Pesantren
Darul IshlahBuncit RayaJakartaS elatan”.