F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum normatif. Penelitian hukum normatif adalah suatu prosedur penelitian
ilmiah untuk menemukan kebenaran berdasarkan logika keilmuan hukum dari sisi normatifnya. Logika keilmuan yang juga dalam penelitian hukum normatif
dibangun berdasarkan disiplin ilmiah dan cara-cara kerja ilmu hukum normatif yaitu ilmu hukum yang obyeknya hukum itu sendiri.
13
2. Sifat Penelitian
Dalam penelitian ini metode yuridis normatif digunakan untuk meneliti norma-norma hukum internasional dan hukum nasional yang berlaku terkait
dengan perlindungan industri dalam negeri dalam kerangka AFTA.
Penelitian dalam tesis ini adalah bersifat deskriptif analitis. Penelitian yang bersifat deskriptif analitis merupakan suatu penelitian yang menggambarkan,
menelaah, menjelaskan dan menganalisis suatu peraturan hukum.
14
Dengan demikian dalam penelitian ini tidak hanya ditujukan untuk mendeskripsikan
gejala-gejala atau fenomena-fenomena hukum yang terkait dengan perlindungan industri dalam negeri dan kepastian hukum bagi keberlangsungan usaha industri
dalam negeri menghadapi AFTA akan tetapi lebih ditujukan untuk menganalisis fenomena-fenomena hukum tersebut dan kemudian mendeskripsikannya secara
sistematis sesuai dengan kaidah-kaidah penulisan.
13
Jhonny Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Jakarta: Pustaka Pelajar, 2006, hlm. 57.
14
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
3. Sumber Data Penelitian
Data pokok dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data atau informasi hasil penelaahan dokumen penelitian serupa yang pernah dilakukan
sebelumnya, bahan kepustakaan seperti buku-buku, literatur, koran, majalah, jurnal ataupun arsip-arsip yang sesuai dengan penelitian yang akan dibahas, yang
meliputi: a.
Bahan Hukum Primer Bahan hukum yang bersifat mengikat seperti undang-undang, perjanjian
inernasional, dan lain-lain, yang dalam penelitian tesis ini terdiri dari berbagai peraturan hukum yang berkaitan dengan implementasi dari perjanjian AFTA
termasuk perjanjian-perjanjian internasional yang terkait dalam hal ini yaitu Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 10 Tahun 1995 Tentang Kepabeanan, Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 Tentang Perindustrian, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 1996 Tentang Bea Masuk Antidumping Dan Bea Masuk Imbalan, Keppres Nomor 84
Tahun 2002 Tentang Tindakan Pengamanan Industri Dalam Negeri Dari Akibat Lonjakan Impor, dan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 14M-
DAGPER32007 Tentang Standarisasi Jasa Bidang Perdagangan Dan Pengawasan Standar Nasional Indonesia SNI Wajib Terhadap Barang Dan Jasa
Yang Diperdagangkan, Peraturan Daerah Kota Medan No. 22 Tahun 2002 tentang Izin Gangguan.
Universitas Sumatera Utara
b. Bahan Hukum Sekunder
Bahan yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer, seperti berbagai tulisan, jurnal dan buku-buku yang dianggap berkaitan dengan
pokok permasalahan yang akan diangkat. c.
Bahan Hukum Tersier: Merupakan bahan hukum penunjang yang memberi petunjuk dan
penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, seperti kamus umum, dan kamus hukum sepanjang memuat informasi yang relevan
dengan materi penelitian ini.
4. Teknik Pengumpulan Data