3. Perlindungan Hukum Industri Dalam Negeri
GATT sebagai persetujuan masih tetap eksis dan telah diperbarui, tetapi tidak lagi menjadi bagian utama aturan perdagangan internasional. GATT selalu
berkaitan dengan perdagangan barang dan masih tetap berlaku. GATT telah diubah dan dimasukkan ke dalam persetujuan WTO yang baru. Sementara GATT
tidak lagi sebagai organisasi internasional, tetapi persetujuan GATT masih tetap berlaku
70
Selama ini kecenderungan menuju ke arah sebaliknya, dengan fakta- faktasebagai berikut. Selama periode 2002-2006, inisiasi anti dumping, anti
Baik tindakan dumping maupun subsidi yang dilakukan eksportir asing dan lonjakan impor yang signifikan di Indonesia, serta tuduhan dumping dan
subsidi dan investigasi untuk pengenaan safeguards terhadap produk-produk Indonesia di luar negeri mengakibatkan kerugian luas terhadap industri dalam
negeri, khususnya, dan masyarakat serta negara tuan rumah pada umumnya. Kerugian tersebut berupa semakin sempitnya pangsa pasar produsen Indonesia.
Hal ini akan menimbulkan dampak domino yang berupa kemerosotan pendapatan yang menyebabkan penurunan kemampuan investasi. Lebih lanjut hal tersebut
menimbulkan penurunan daya produksi dan daya ekspor. Pada gilirannya pengangguran bertambah dan daya hidup perusahaan menurun.
Hal ini mengimplikasikan bahwa penggunaan instrumen remedy perdagangan secara proaktif akan sangat membantu melakukan upaya-upaya
perlindungan dan sekaligus remedi bagi industri dalam negeri.
70
Direktorat Perdagangan dan Perindustrian Multilateral, Direktorat Jenderal Multilateral Ekonomi Keuangan dan Pembangunan, Departemen Luar Negeri Republik Indonesia, Sekilas
WTO World Trade Organization, Jakarta, 2002, hlm 41
Universitas Sumatera Utara
subsidi dan tindakan safeguard terhadap Indonesia sebanyak 69, terdiri dari anti dumping 61, anti subsidi 2 dan safeguard 2; sedangkan inisiasi anti dumping, anti
subsidi dan safeguard oleh Indonesia terhadap produk asing hanya 32, terdiri dari anti dumping 29 dan Safeguard 3.
71
Dalam penyelesaian sengketa di DSB, dari 102 kasus dalam periode 1995- 2006, hampir setengahnya merupakan kasus remedi perdagangan. Dalam kurun
waktu 2005 dan 2006, kasus-kasus remedi perdagangan meningkat tajam; dua pertiga dari kasus-kasus yang diajukan di WTO sejak awal 2005 17 dari 27
kasus merupakan kasus remedy perdagangan.15 Sejalan dengan itu, hampir dua pertiga kasus yang sedang berjalan 12 dari 19 kasus juga merupakan kasus
remedi perdagangan.
72
Demikian pula 5 dari 8 kasus aktif dalam tahap konsultasi formal yang berpotensi untuk meminta dibentuk panel, juga kasus remedy
perdagangan.
73
71
Bruce Wilson, Dispute Settlement in the WTO: An Update, Paper pada Presentasi di Washington International Trade Association, 16 Nopember 2006, hlm 10.
72
Ibid
73
Ibid
Sementara itu, dalam sekian banyak kasus di WTO tersebut, Indonesia hanya terlibat dalam 3 kasus saja, itu pun hanya dalam satu kasus
Indonesia bertindak sebagai pihak mandiri, sedangkan dalam dua kasus lainnya Indonesia hanya bertindak sebagai pihak ketiga, atau turut menggugat bersama-
sama dengan negara lain.
Universitas Sumatera Utara
B. Perlindungan Hukum Terhadap Industri Dalam Negeri Dalam Kerangka Perdagangan Bebas