Pengaruh AFTA terhadap Kebijakan Perdagangan Indonesia

C. Pengaruh AFTA terhadap Kebijakan Perdagangan Indonesia

Ada banyak dampak suatu perjanjian perdagangan bebas, antara lain spesialisasi dan peningkatan volume perdagangan. Saat ini AFTA sudah hampir seluruhnya diimplementasikan. Dalam perjanjian perdagangan bebas tersebut, tarif impor barang antarnegara ASEAN secara berangsur-angsur telah dikurangi. Saat ini tarif impor lebih dari 99 persen dari barang-barang yang termasuk dalam daftar Common Effective Preferential Tariff CEPT di negara-negara ASEAN-6 Brunei, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand telah diturunkan menjadi 5 persen hingga 0 persen. 103 Adanya AFTA telah memberikan kemudahan kepada negara-negara ASEAN untuk memasarkan produk-produk mereka di pasar ASEAN dibandingkan dengan negara-negara non-ASEAN. Untuk pasar Indonesia, kemampuan negara-negara ASEAN dalam melakukan penetrasi pasar kita bahkan masih lebih baik dari China. Hal ini terlihat dari kenaikan pangsa pasar ekspor negara ASEAN ke Indonesia yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan pangsa pasar China di Indonesia. Sesuai dengan teori yang dibahas di atas, AFTA tampaknya telah dapat meningkatkan volume perdagangan antarnegara ASEAN secara signifikan. Ekspor Thailand ke ASEAN, misalnya, mengalami pertumbuhan sebesar 86,1 persen dari tahun 2000 ke tahun 2005. Sementara itu, ekspor Malaysia ke negara- negara ASEAN lainnya telah mengalami kenaikan sebesar 40,8 persen dalam kurun waktu yang sama. 103 Hawamita.blogspot.com201306usaha-indonesia-menghadapi-perdagangan, diakses tanggal 14 Mei 2014 Universitas Sumatera Utara Pada tahun 2001 pangsa pasar ekspor negara-negara ASEAN di Indonesia mencapai 17,6 persen. Implementasi AFTA telah meningkatkan ekspor negara- negara ASEAN ke Indonesia. Akibatnya, pangsa pasar ASEAN di Indonesia. Saat ini AFTA sudah hampir seluruhnya diimplementasikan. Dalam perjanjian perdagangan bebas tersebut, tarif impor barang antarnegara ASEAN secara berangsur-angsur telah dikurangi. Saat ini tarif impor lebih dari 99 persen dari barang-barang yang termasuk dalam daftar Common Effective Preferential Tariff CEPT di negara-negara ASEAN-6 Brunei, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand telah diturunkan menjadi 5 persen hingga 0 persen. 104 Sesuai dengan teori yang dibahas di atas, AFTA tampaknya telah dapat meningkatkan volume perdagangan antarnegara ASEAN secara signifikan. Ekspor Thailand ke ASEAN, misalnya, mengalami pertumbuhan sebesar 86,1 persen dari tahun 2000 ke tahun 2005. Sementara itu, ekspor Malaysia ke negara- negara ASEAN lainnya telah mengalami kenaikan sebesar 40,8 persen dalam kurun waktu yang sama. 105 Adanya AFTA telah memberikan kemudahan kepada negara-negara ASEAN untuk memasarkan produk-produk mereka di pasar ASEAN dibandingkan dengan negara-negara non-ASEAN. Untuk pasar Indonesia, kemampuan negara-negara ASEAN dalam melakukan penetrasi pasar kita bahkan masih lebih baik dari China. Hal ini terlihat dari kenaikan pangsa pasar ekspor negara ASEAN ke Indonesia yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan pangsa pasar China di Indonesia. 104 Ibid 105 Ibid. Universitas Sumatera Utara Pada tahun 2001 pangsa pasar ekspor negara-negara ASEAN di Indonesia mencapai 17,6 persen. Implementasi AFTA telah meningkatkan ekspor negara- negara ASEAN ke Indonesia. Akibatnya, pangsa pasar ASEAN di Indonesia `Kerjasama perdagangan di kawasan ASEAN secara resmi diumumkan pada 24 Februari 1977 yang disebut dengan Preferential Trade Arrangement PTA dan dalam perkembangannya menjadi ASEAN Free Trade Area AFTA. PTA mengusulkan pelaksanaan perdagangan bebas melalui lima cara . Dari kelima cara yang diusulkan tersebut, hanya pengurangan tarif yang dilaksanakan cukup luas bagi barang-barang yang diperdagangkan dan berasal dari negaranegara anggota ASEAN. AFTA melalui CEPT Common Effective Preferential Tariff merupakan wujud dari kesepakatan negara-negara anggota ASEAN untuk membentuk suatu kawasan bebas perdagangan, untuk meningkatkan daya saing ekonomi kawasan regional ASEAN. Pada KTT ke-4 telah diputuskan bahwa AFTA akan dicapai dalam waktu 15 tahun 1 Januari 1993-1 Januari 2008 dan hanya menyangkut produk manufaktur, kemudian dipercepat menjadi tahun 2003, dan terakhir dipercepat lagi menjadi tahun 2002. Sampai tahun 2002, tarif bea masuk impor yang dikenakan terhadap barang- barang yang diperdagangkan di antara kawasan ASEAN-6 Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand diturunkan sampai pada tingkat 0-5, kecuali untuk produk sensitif, seperti beras, dan produk yang secara tetap dikecualikan, seperti narkotika dan substansi psikotropika. Komitmen Indonesia dibawah skema CEPT-AFTA menunjukkan bahwa pada 2003 sekitar 99,07 tarif CEPT Indonesia telah berada pada kisaran 0-5. Disamping itu, Universitas Sumatera Utara kesepakatan dalam AFTA tidak hanya untuk menurunkan tarif tetapi juga penghapusan hambatan kuantitatif quantitative restriction dan hambatan non- tarif non-tariff barriers. Pada pertemuan 12 Juli 2003 di Jakarta, disepakati percepatan integrasi terhadap 11 sektor prioritas ASEAN. Selanjutnya untuk masing-masing sektor prioritas tersebut, tarif akan diturunkan hingga nol, hambatan non tariff dihapuskan, dan batasan nilai tukar terhadap produk-3 Kelima cara tersebut adalah menyetujui pengurangan tarif, kontrak jangka panjang, pendanaan impor dengan syarat-syarat yang lunak, mengutamakan pembelian yang dilakukan oleh pemerintah, dan pembebasan dari hambatan non tariff dalam perdagangan di ASEAN. Ke sebelas sektor prioritas ASEAN tersebut meliputi produk kayu, otomotif, produk karet, tekstil, garmen, produk pertanian, produk perikanan, elektronik, produk kesehatan, transportasi udara, dan pariwisata. Disamping itu, dengan makin keterikatannya dalam dunia global maka Indonesia juga terikat dengan aturan dalam WTO. 106

D. Kendala Pemerintah Republik Indonesia Terkait Pelaksanaan