Kendala Pemerintah Republik Indonesia Terkait Pelaksanaan

kesepakatan dalam AFTA tidak hanya untuk menurunkan tarif tetapi juga penghapusan hambatan kuantitatif quantitative restriction dan hambatan non- tarif non-tariff barriers. Pada pertemuan 12 Juli 2003 di Jakarta, disepakati percepatan integrasi terhadap 11 sektor prioritas ASEAN. Selanjutnya untuk masing-masing sektor prioritas tersebut, tarif akan diturunkan hingga nol, hambatan non tariff dihapuskan, dan batasan nilai tukar terhadap produk-3 Kelima cara tersebut adalah menyetujui pengurangan tarif, kontrak jangka panjang, pendanaan impor dengan syarat-syarat yang lunak, mengutamakan pembelian yang dilakukan oleh pemerintah, dan pembebasan dari hambatan non tariff dalam perdagangan di ASEAN. Ke sebelas sektor prioritas ASEAN tersebut meliputi produk kayu, otomotif, produk karet, tekstil, garmen, produk pertanian, produk perikanan, elektronik, produk kesehatan, transportasi udara, dan pariwisata. Disamping itu, dengan makin keterikatannya dalam dunia global maka Indonesia juga terikat dengan aturan dalam WTO. 106

D. Kendala Pemerintah Republik Indonesia Terkait Pelaksanaan

Perdagangan Bebas AFTA Kendala-kendala yang dihadapi oleh pemerintah sehubungan dengan pelaksanaan ASEAN Free Trade Area AFTA di Indonesia antara lain: Kebijakan pemerintah dalam mengeluarkan peraturan perundang-undangan mengenai pelaksanaan ACFTA ini, apakah peraturan yang dikeluarkan trsebut telah sesuai 106 Siti Astiyah , Akhis R. Hutabarat, Desthy V.B. Sianipar 2005. “Dampak Liberalisasi Perdagangan terhadap Perilaku Pembentukan Harga Produk Industri melalui Structure-Conduct Performance Model”. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Maret 2005 Universitas Sumatera Utara dengan situasi dan kondisi di negara tersebut atau tidak. Kendala selanjutnya adalah subsidi. Subsidi adalah bantuan pemerintah untuk produsen lokal. Subsidi dihasilkan dari pajak. Bentuk-bentuk subsidi antara lain bantuan keuangan, pinjaman dengan bunga rendah dan lain-lain, Muatan lokal, Peraturan administrasi dan Peraturan antidumping. Bentuk-bentuk hambatan perdangangan bebas AFTA antara lain: 107 1. Kuota Kuota adalah pembatasan secara fisik terhadap barang-barang yang diperdagangkan secara Internasional. Kuota impor adalah pembatasan jumlah fisik yang masuk ke dalam negeri dan Kuota ekspor adalah pembatasan jumlah fisik barang-barang yang diekspor ke luar negeri. Sama halnya dengan tarif, Kuota juga di bagi menjadi beberapa bagian, antara lain : a Absolute atau Unilateral Kuota adalah pembatasan yang hanya di lakukan untuk negara sepihak, tidak melalui persetujuan dengan negara lain. b Negotiated atau Bilateral Kuota adalah Kuota yang besar kecilnya ditentukan berdasarkan persetujuan dengan 2 negara atau lebih. c Tarif Kuota adalah gabungan antara tarif dan Kuota. Suatu barang yang dimasukkan ke dalam negeri melebihi jumlah yang telah ditargetkan, maka tarifnya akan menjadi lebih mahal. d Mixing Kuota adalah pembatasan penggunaan bahan mentah yang diimpit pada proporsi tertentu dalam memproduksi barang 2. Tarif 107 Ibid Universitas Sumatera Utara Tarif adalah pembebanan pajak custom duties terhadap barang-barang yang melewati batas kenegaraan. Tarif dapat digolongkan menjadi beberapa bagian, antara lain : 108 a. Bea ekspor : Pajak atau bea yang dikenakan terhadap barang yang diangkut menuju negara lain. b. Bea transit : Pajak yang dikenakan terhadap barang-barang yang melalui wilayah negara lain dengan ketentuan bahwa negara tersebut bukan merupakan tujuan akhir dari pengiriman. c. Bea impor : Pajak yang dikenakan terhadap barang-barang yang masuk dalam suatu negara dengan ketentuan pemungutan pajak tersebut adalah merupakan tujuan akhir dari pengiriman barang. d. Uang jaminan impor : persyaratan bagi importir suatu produk untuk membayar kepada pemerintah sejumlah uang tertentu pada saat kedatangan produk di pasar domestik sebelum penjualan dilakukan. 3. Politik Dumping Politik Dumping adalah bilamana menjual suatu barang yang dinilainya lebih tinggi dari harga beli, bila dijual di luar negeri maupun dalam negeri tetap mendapat untung. Adapun beberapa motif dari Politik Dumping, yaitu antara lain: a Barang-barang yang diminati oeh negara asal, supaya dapat terjual di luar negeri. b Berebut pasaran Luar negeri. 108 Ibid Universitas Sumatera Utara c Memperkenalkan suatu produk dalam negri ke negara lain. 4. State Trading Operation State Trading Operation adalah pemerintah dalam perdagangan melakukan kegiatan ekspor. 5. Exchange Control Exchange Control adalah pemerintah ikut serta mencampuri urusan perdagangan luar negeri. Hambatan perdangan mengurangi efisiensi ekonomi, karena masyarakat tidak dapat mengambil keuntungan dari produktivitas negara lain. Pihak yang diuntungkan dari adanya hambatan perdangan adalah produsen dan pemerintah. Produsen mendapatkan proteksi dari hambatan perdagangan, sementara pemerintah mendapatkan penghasilan dari bea-bea. Argumen untuk hambatan perdangan antara lain perlindungan terhadap industri dan tenaga kerja lokal. Dengan tiadanya hambatan perdangan, harga produk dan jasa dari luar negeri akan menurun dan permintaan untuk produk dan jasa lokal akan berkurang. Hal ini akan menyebabkan matinya industri lokal perlahan-lahan. Alasan lain yaitu untuk melindungi konsumen dari produk-produk yang dirasa tidak patut dikonsumsi, contoh: produk-produk yang telah diubah secara genetika. Di Indonesia, hambatan perdagangan banyak digunakan untuk membatasi impor pertanian dari luar negeri untuk melindungi petani dari anjloknya harga lokal. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN