Safeguard Instrumen Yang Digunakan Untuk Melindungi Industri Dalam Negeri Dari Praktik Dumping

b. adaptasi fasilitas produksi dengan persyaratan-persayatan lingkungan yang baru hanya satu kali dan tidak lebih dari 20 dari biaya adaptasi c. pembangunan industri di wilayah tertinggal.

3. Safeguard

Pada saat krisis ekonomi global, dan untuk melindungi industri daam negeri agar tetap eksis dan tidak melakukan pemutusan hubungan kerja PHK, maka salah satu instrument trade remedies yang sering digunakan oleh negara anggota WTO adalah safeguard disamping dua instrument lainnya yaitu dumping dan subsidi 93 Safeguard adalah suatu tindakan pengamanan industri dalam negeri yang berupa larangan import dan atau menaikan tariff atau menetapkan kuota selama periode waktu tertentu. Tindkan ini dilakukan karena terjadinya kerugian serius Serious Injury atau terancam kerugian serius Threaten to cause serious injury pada industri dalam negeri yang disebabkan karena meningkatnya import dalam jumlah yang besar secara tiba-tiba. Pada dasarnya produseneksportir mengekspor produknya ke suatu negara tidak melakukan praktek perdagangan yang tidak sehat namun produk yang di import dari berbagai negara tersebut secara kuantitas melonjak secara dramatis baik secara absolut maupun relatif sehingga produsen dalam negeri produk sejenis mengalami kerugian serius serious Injury atau terancam kerugian serius threaten to cause serious injury. Akibat dari lojakan import tersebut berdasarkan WTO Agreement diperkenankan untuk diambil 93 Muhammad Yani, “safeguard” bulletin kerjasama prdagangan internasional, edisi 552009, departemen perdagangan Republik Indonesia, 2009 hal 17. Universitas Sumatera Utara tindakan pemulihan yang dinamakan dengan tindakan safeguard safeguard measures 94 1. Tingkat dan besarnya lonjakan impor baik secara absolut ataupun relative Kesepakatan safeguards organisasi perdagangan dunia World Trade Organization adalah peraturan yang memuat prosedur dan tata cara melakukan tindakan pengamanan safeguard oleh masing-masing negara anggota. Menurut keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 84 tahun 2002 tentang Tindakan Pengaman Industri Dalam Negeri dari akibat lonjakan import disebutkan tindakan pengamanan adalah tindakan yang diambil pemeritah untuk memulihkan kerugian serius dan atau mencegah ancaman kerugian serius dari industri dalam negeri sebagai akibat dari lonjakan import barang sejenis atau barang yang secara langsung merupakan saingan hasil industri dalm negeri dengan tujuan agar industri dalam negeri yang mengalami kerugian serius dan atau ancaman kerugian serius tersebut dapat melakukan penyesuaian struktural pasal 1 angka 1. Kerugian serius adalah kerugian nyata yang diderita oeh industri dalam negeri, sedangkan ancaman kerugian serius adalah ancaman terjadinya kerugian serius yang akan diderita dalam waktu dekat oleh industri dalam negeri. Penentuan kerugian serius dan atas ancaman kerugian serius terhadap industri dalam negeri akibat lonjakan import barang terselidik harus didasarkan kepada hasil analisis dari seluruh faktor-faktor terkait secara obyektif dan terukur dari industri dalam negeri. Faktor-faktor tersebut dimaksud meliputi : 94 Ibid, hal 13 Universitas Sumatera Utara 2. Perubahan tingkat penjualan 3. Produksi 4. Produktifitas 5. Pemanfaatan kapasitas 6. Keuntungan dan kerugian 7. Kesempatan kerja 8. Pangsa pasar dalam negeri, Dll. Tindakan safeguard merupakan perlindungan sementara terhadap industri dalam negeri yang mengalami kerugian serius atau ancaman kerugian serius yang disebabkan oleh terjadinya lonjakan impor barang yang sama atau secara langsung menyaingi produk yang dihasilkan oleh industri dalam negeri tersebut. ersyaratan penerapan tindakan safeguard sementara provisional safeguard measure, yaitu : 1. Dalam keadaan kritis 2. Ada bukti awal bahwa peningkatan impor menyebabkan kerugian serius atau ancaman akan terjadinya kerugian serius 3. Berlaku tidak melebihi 200 hari 4. Dala bentuk tarif cash board 5. Penerapan atas dasar MFN non dokumentasi 6. Dalam hal hasil penyelidikan ternyata tidak ada bukti kuat, maka bea masuk safeguard sementara yang telah dibayarkan harus dikembalikan Untuk tindakan safeguard tetap, akan dilakukan apabila : 7. Terdapat bukti bahwa kenaikan impor barang terselidik menyebakan kerugian serius ancaman kerugian serius industri dalam negeri. Universitas Sumatera Utara 8. Komite menetapkan rekomendasi tindakan pengamanan tetap. 9. Komite menyampaikan rekomendasi tindakan pengamanan tetap kepada menteri perdagangan. 10. Tindakan pengamanan tetap dapat ditetapkan dalam bentuk bea masuk oleh menteri keuangan dan atau kuota oleh menteri perdagangan. 95 Untuk ketentuan tindakan pengaman tetap, akan dilakukan apabila : 1. Berlaku atas dasar Most Favoured nations tanpa terkecuali. 2. Tindakan pengamanan secara bertahap diperingai atau diliberalisasikan selama masa berlakunya tindakan pengaman tetap. 3. Tindakan pengamanan daam bentuk kuota ditetapkan tidak boleh kurang dari volume impor yang dihitung secara rata-rata dalam jangka waktu 3tiga tahun terakhir, kecuali terdapat alasan yang jelas bahwa kuota dalam jumlah atau volume impor lebih kecil diperlukan untuk memulihkan kerugian serius dan atau mencegah ancaman kerugian serius. 4. Jika lebih dari satu negara pengekspor barang terselidik ke indonesia, maka kuota impor yang di tetapkan harus dialokasikan di antara Negara-negara pemasok 5. Kuota harus dialokasikan secara pro-rata sesuai dengan prosentasi besarnya impor dari tiap negara pemasok secara rata-rata dalam jangka waktu 3 tiga tahun terakhir. 96 Untuk masa berlaku tindakan pengaman tetap yaitu : 95 Ibid 96 Ibid., hal 89 Universitas Sumatera Utara 1. Tindakan pengamanan tetap hanya berlaku selama dianggap perlu untuk memulihkan kerugian serius dan untuk memberikan waktu penyesuaian struktural bagi industri dalam negeri yang mengalami kerugian serius atau ancaman kerugian serius. 2. Tindakan pengamanan adalah paling lama 4 empat tahun dan dapat diperpanjang maksimun 8 tahun atau 10 tahun untuk negara berkembang. 3. Dalam hal tindakan pengamanan telah diberlakukan lebih dari 3 tiga tahun, komite melakukan pengkajian atas tindakan pengamanan dan memberitahukan hasil pengkajian tersebut sekurang-kurangnya 6 enam bulan sebelum masa berlaku tindakan pengamanan berakhir kepada pihak berkepentingan. Dalam kesepakatan Safeguard WTO di persyaratkan keharusan dilakukannya penyelidikan sebelum tindakan safeguard tersebut ditetapkan. Adapun lembaga yang berwenang untuk melakukan penyelidikan di indonesia adalah komite pengaman perdagangan Indonesia KPPI. KPPI harus membuktikan bahwa lonjakan barang impor mengakibatkan menurunnya kinerja atau mengancam akan menurunkan kinerja industri dalam negeri kepada semua pihak yang terkait dengan kasus tersebut harus diberitahu rencana penetapan tindakan safeguard tersebut dan kepada para eksportir diberikan kesepakatan yang cukup waktunya untuk memberikan pandangan atau pendapat mereka. KPPI dalam melakukan penyelidikan dapat atas inisiatif sendiri atau atas permohonan dari dunia usaha atau organisasi usaha pekerja. Dalam Pasal 8 Keputusan Presiden No. 84 tahun 2002 ditentukan penyelidikan yang dilakukan oleh komite harus selesai dalam waktu 200 dua ratus hari sejak penetapan Universitas Sumatera Utara dimulainya penyelidikan ayat 1. Dalam hal hasil penyelidikan ternyata tidak ada bukti kuat yang menunjukan industri dalam negeri mengalami kerugian serius dan atau ancaman kerugian serius sebagai akibat dari lonjakan impor, komite menghentikan penyelidikan tindakan pengamanan Pasal 7 ayat 1. Komite dapat merekomendasikan tindakan pengamanan sementara dalam bentuk bea masuk, yaitu dalam hal Pasal 9 Keputusan Presiden No. 84 tahun 2002. 1. Terdapat suatu bukti kuat bahwa terjadinya lonjakan impor dari barang terselidik telah mengakibatkan kerugian serius atau ancaman kerugian serius; atau 2. Lonjakan impor dari barang terselidik menimbulkan kerugian seirus industri dalam negeri ysng akan sulit dipulihkan apabila tindakan pengamanan sementara terlambat diambil. Persyaratan mewakili industri dalam negeri adalah volume produksi secara kolektif maupun individu pemohon lebih besar 50 dari total produksi nasional. Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam kesepakatan safeguard yaitu. 1. Setiap negara importir yang ingin meakukan tindakan safeguard harus terlebih dahulu melakukan penyelidikan untuk membuktikan bahwa lonjakan impor benar-benar telah mengakibatkan kerugian serius atau ancaman kerugian serius bagi industri dalam negerinya yang memproduksi barang yang sejenis atau mendapatkan saingan langsung dari barang impor tersebut kepada semua pihak yang terkait termasuk eksportir harus diberitahu dan diumumkan rencana tindakan safeguard tersebut dipenerbitan resmi pemerintah. Bersamaan dengan itu disampaikan juga Universitas Sumatera Utara notifikasi ke kominte on safeguards WTO agar dapat didistribusikan kepada semua negara anggota WTO. 2. Tindakan safeguard dapat ditetapkan dalam bentuk kuota atau bea masuk. Setiap tindakan safegard yang telah ditetapkan harus dilakukan pengurangan secara bertahap sampai batas waktu pengenaan nya. Umumnya tindakan safeguards tidak lebih dari 4 tahun dan dapat diperpanjang 4 tahun berikutnya, khusus bagi negara berkembang diperkenankan menetapkan sampai dengan paling lama 10 tahun. Apabila tindakan safeguards ditetapkan lebih dari tiga tahun maka negara yang mengambil tindkan tersebut harus memberikan konvensasi atau konsisi yang imbang berupa kemudahan akses pasar bagi negara yang dikenakan tindakan safeguards tersebut. Dengan adanya kesepakatan safeguards WTO tersebut maka semua industri dalam negeri dan para ekpotir memdapatakan perlindungan dan kepastian hukum yang jelas atas tindakan safeguard. Untuk industri dala negeri mendapat perlindungan dari serangan impor dan para ekport terhindar dari tindakan sewenang-wenang negara tertentu, karena ada kepastian harus mendapatkan informasi yang cepat dan diberikan kesempatan untuk mengajukan keberatan atau buki-bukti tidak tepatnya tuduhan yang ditujkan kepada mereka. Universitas Sumatera Utara

BAB IV KEBIJAKAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DALAM

MELINDUNGI INDUSTRI DALAM NEGERI DALAM KERANGKA PERDAGAGAN BEBAS AFTA

A. Kebijakan Politik Hukum Perdagangan Bebas Indonesia