Produk-produk yang mendapat konsesi dibawah skema CEPT harus memenuhi tiga syarat sebagai berikut:
a. Produk tersebut termasuk dalam Inclusion List yaitu daftar yang berisi
produk-produk yang memenuhi kriteria b.
Jadwal penurunan tarifnya telah ditentukan dan disetujui dewan AFTA c.
Produk tersebut merupakan hasil produk Negara ASEAN, yaitu harus memenuhi syarat kandungan lokal lokal content sebesar 40.
Suatu produk yang termasuk dalam skema CEPT harus memenuhi kandungan lokal minimal 40 dari Negara-negara ASEAN manapun. Kandungan
lokal sebesar 40 itu dapat berasal dari suatu Negara anggota ASEAN ataupun berasal dari Negara anggota ASEAN sekaligus, tetapi minimal 25 diantaranya
harus kontribusi dari Negara pengekspor terakhir. Produk-produk yang termasuk di dalam skema CEPT yang akan dikurangi
tarifnya hingga mencapai tarif efektif 0-5 adalah produk-produk manufaktur, yang meliputi barang-barang modal, produk-produk olahan hasil pertanian dan
produk-produk lainnya yang tidak termasuk kategori produk pertanian yang dikeluarkan dari skema CEPT.
52
2. Pengaturan Bidang Jasa
Perkembangan ekonomi kawasan global dewasa ini cukup berpengaruh terhadap ekonomi regional. Arus globalisasi membuat perubahan mendasar dalam
tata dunia internasional terlebih pada aspek ekonomi. Salah satu ciri perkembangan ekonomi global adalah adanya liberalisasi arus barang, jasa, modal
52
Agreement on the CEPT Scheme for the AFTA, Singapore, 28 Januari 1992
Universitas Sumatera Utara
dan investasi. Adanya liberalisasi ini membuat sistem perekonomian dunia menjadi terbuka dimana terintegrasinya pasar keuangan secara internasional.
Proses liberalisasi menyebabkan perekonomian global semakin terpadu integrated dan terindepedensi juga semakin kuat.
53
Perdagangan bebas di tingkat bilateral dan kawasan regional disebut sebagai BFTA Bilateral Free Trade Agreement dan RTA Regional Trade
Agreement, keduanya kemudia biasa dikenal sebagai FTA Free Trade Agreement atau Perjanjian Perdagngan Bebas. Perlu dipahami bahwa aturan di
FTA baik yang bersifat bilateral maupun regional, berinduk kepada perjanjian agreement di WTO yang berssifat multilateral. Hal ini selalu ditekankan di
setiap klausul kesepakatan FTA. Integrasi ekonomi Asia Tenggara Keadaan ini sangat
berpengaruh signifikan dalam perkembangan ekonomi kawasan Asia Tenggara.
54
ini sesuai dengan ketentuan perjanjian WTO dengan tujuan saling menguntungkan dengan
carapemberlakuan tarif yang lebih rendah sesama anggota bila dibandingkan dengan non-anggota Prefential Trade AgreementASEAN PTA
55
antar negara- negara anggota sekawasan ini. Tetapi menemukan kendala, belum dapat
memberikan tingkat preferensi yang memadai, rendahnya tingkat
komplementaritas, sehingga kurang mendukung upaya perdagangan.
56
53
J. Soedjati Jiwandono, Perubahan Global dan Perkembangan Studi Ilmu Hubungan Internasional, Bandung; Almuni, 1999, hlm 78
54
Ibid
55
Persetujuan Pengaturan Perdagngan Preferensi ASEAN PTA Manila, Filiphina, tanggal 24
Februari 1977 dan mulai diberlakukan tahun 1978.
56
Sumaryo Suryokusumo, Studi Kasus Hukum Internasional, Jakarta; Tatanusa, 2007, hlm 14.
Universitas Sumatera Utara
Saat ini di tingkat regional ASEAN sudah dibuat payung bagi rezim perdagangan bebas yang komprehensif yang memayungi semua perjanjian
perdagangan bebas, didalamnya ada AFTA ASEAN Free Trade Area.
57
AFTA merupakan mekanisme dan regionalisme dengan wujud dari kesepakatan dari negara-negara ASEAN membentuk suatu kawasan bebas
perdagangan dalam rangka meningkatkan daya saing ekonomi kawasan regional ASEAN. Kesepakatan merealisasikan AFTA ini dilakukan melalui skema yang
disebut “Commmon Effective Prefential Tariffs” CEPT.
58
Realisasi AFTA melalui CEPT merupakan jalur perdagangan bebas dalam bidang barang trade in goods dengan mekanisme penurunan tarif dan
penghapusan hambatan non-tarif yang disepakati bersama oleh negara-negara ASEAN. Sedangkan dalam bidang jasa trade in service melalui kerangka
perjanjian AFAS sebagai upaya melakukan liberalisasi dengan tingkat lebih tinggi. Dalam area jasa, deklarasi Konvensi Bangkok menyepakati untuk
meningkatkan kerjasama dan kebebasan perdagangan dibidang jasa melalui perwujudan ASEAN Framework Agreement on Service AFAS. Perjanjian ini
khususnya berusaha meningkatkan efesiensi dan tingkat kompetitif dari anggota ASEAN sebagai penyedia jasa, khususnya mengeliminasi pembatasan
perdagangan dibidang jasa antar anggota ASEAN, dan meliberalisasi perdagangan jasa dengan memperluas tingkatan dan lingkup dari liberalisasi melampaui yang
57
Sumaryo Suryokusumo, Op.cit., hlm 14.
58
Ibid
Universitas Sumatera Utara
telah ada di dalam GATS General Agreement Trade in Service dengan tujuan sebuah area perdagangan bebas dibidang jasa
59
a. Meningkatkan kerjasama dibidang jasa diantara negara-negara ASEAN dalam
rangka meningkatkan efesiensi dan daya saing, diversifikasi kapasitas produksi serta pemasokan dan distribusi jasa, baik antara penyedia jasa di
ASEAN maupun diluar ASEAN. b.
Menghapus hambatan perdagangan dibidang jasa secara substansial antar negara ASEAN.
c. Meliberalisasi perdagangan bidang jasa dengan memperdalam dan
memperluas cakupan liberalisasi yang telah dilakukan oleh negaranegara dalam kerangka GATSWTO, dengan tujuan mewujudkan perdagangan bebas
dibidang jasa. Para memimpin ASEAN telah mengesahkan AFAS pada KTT ke-5
ASEAN tanggal 15 Desember 1995 di Bangkok, Thailand, dan Indonesia telah meratifikasi dengan Keputusan Presiden Nomor 88 Tahun 1995, dimana AFAS
antara lain berisi kesepakatan untuk:
60
a. Meningkatkan kerjasama dibidang jasa diantara negara-negara ASEAN
dalam rangka meningkatkan efesiensi dan daya saing, diversifikasi kapasitas produksi serta pemasokan dan distribusi jasa, baik antara
penyedia jasa di ASEAN maupun diluar ASEAN.
59
Hadi Soesastro, A New ASEAN in a New Millenium, Jakarta; Centre for Strategic and
International Student, 2000 hlm. 215
60
Dirjen Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Integrasi EkonomiASEAN dibidang Jasa, Jakarta, 2009, hlm 7
Universitas Sumatera Utara
b. Menghapus hambatan perdagangan dibidang jasa secara substansial antar
negara ASEAN. c.
Meliberalisasi perdagangan bidang jasa dengan memperdalam dan memperluas cakupan liberalisasi yang telah dilakukan oleh negaranegara
dalam kerangka GATSWTO, dengan tujuan mewujudkan perdagangan bebas dibidang jasa
Dalam proses perudingan, sektor jasa memiliki keunikan tersendiri yang berbeda dengan proses perundingan liberalisasi sektor barang. Pada sektor barang,
perundingan liberalisasi dilakukan dengan penurunan tariff dan non tarif. Sementara di perdagangan jasa, perundingan dilakukan dengan melakukan
pengurangan atau penghjjilangan hambatan dalam empat cara ketersediaan jasa dari penyedia jasa kepada pengguna jasa mode of supply. Kempat mode of
supply dalam perdagangan jasa adalah sebagai berikut:
61
1. Mode1 cross-border-supply merupakan jasa yang diberikan secara langsung
oleh penyedia jasa luar negeri dengan pengguna dalam negeri. Contohnya pertimbangan hukum yang diberikan oleh pengacara di luar negeri lewat surat
atau telepon. 2.
Mode 2 consumption abroad merupakan jasa yang diberikan oleh penyedia Jasa diluar negeri kepada konsumen domestik setelah konsumen tersebut
berpindah secara fisik ke negara penyedia jasa. Contohnya pasien Indonesia berobat ke rumah sakit di Singapura.
61
“ASEAN Framework Agreement on Service”,Fact Sheet ASEAN, Public Affairs
Office of the ASEAN Secretariat, Jakarta, 26 Februari 2009
Universitas Sumatera Utara
3. Mode 3 commercial Presence merupakan jasa yang disediakan dengan
kehadiran penyedia jasa dari luar negeri kepada konsumen di Negara konsumen. Contoh : pendirian rumah sakit milik Singapura di Indonesia.
4. Mode 4 movement of individual service providers merupakan penyediaan
jasa langsung berupa tenaga kerja asing yang memiliki keahlian tertentu kepada konsumen di negara konsumen, contohnya dokter Singapura
melakukan praktik di Indonesia Pengesahan protokol AFAS akan melengkapi perangkat hukum secara
nasional pelaksanaan persetujuan terkait dengan perdagangan jasa di Indonesia. Adapun peraturan terkait dengan protokol AFAS, adalah:
1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang pengesahan Agreement
Establishing the World Trade Oeganization persetujuan pembentukan organisasi Perdagangan Dunia.
2. Keputusan Presiden Nomor 88 Tahun 1995 tentang pengesahan ASEAN
Framework Agreement on Services persetujuan perdagangan bidang jasa di ASEAN.
3. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Internasional.
4. Keputusan Presiden Nomor61 Tahun 1998 tentang Perusahaan
Pembiayaan. 5.
Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 1999 tentang perubahan atas PP Nomor 73 Tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Usaha Pengansuransian.
Universitas Sumatera Utara
ASEAN telah menetapkan 12 sektor prioritas integrasi barang dan jasa yang akan diliberalisasi menjelang pembentukan KEA 2015 yaitu produk
pertanian, jasa transportasi udara, produk otomotif, e-ASEAN, produk elektronik, produk perikanan, kesehatan, produk karet, tekstil dan produk tekstil, pariwisata,
produk kayu, dan logistik.
62
Secara umum MRA Mutual Recognition Arrangement diartikan sebagai suatu kesepakatan pengakuan timbal-balik terhadap produk-produk tertentu antar
dua atau beberapa negara untuk mempermudah kegiatan perdagangan – impor maupun ekspor tanpa melalui dua atau beberapa kali pengujian. Dalam konteks
kerja sama jasa ekonomi ASEAN, MRA merupakan kesepakatan untuk mengakui Target penghapusan hambatan dalam perdagangan bidang jasa pada 2010
adalah untuk jasa perhubungan udara, e-ASEAN, kesehatan, dan pariwisata. Jasa logistik akan diliberalisasi pada 2013, sementara liberalisasi sektor jasa
seluruhnya ditargetkan pada 2015.
Masing-masing sektor prioritas tersebut telah dilengkapi peta kebijakan roadmaps yang mengkombinasikan inisiatif-inisiatif khusus dengan inisiatif
yang lebih luas secara lintas sektor seperti langkah-langkah fasilitasi perdagangan. Pengaturan Saling Pengakuan Mutual Recognition ArrangementsMRA di
Bidang Jasa Salah satu perkembangan yang relatif baru dalam integrasi ASEAN di bidang jasa adalah Pengaturan Saling Pengakuan Mutual Recognition
Arrangements MRA. ASEAN Framework Agreement on Services AFAS
menegaskan pentingnya MRA dalam keseluruhan integrasi bidang jasa.
62
Malexxbrown.Kerjasama-Asean-Dalam-Berbagai-Bidang.Blogspot.Com201212Html ,
diakses tanggal 19 Maret 2014
Universitas Sumatera Utara
kualifikasi pendidikan dan pengalaman seorang profesional. MRA digunakan untuk memudahkan perpindahan tenaga kerja profesional antar negara-negara
ASEAN, khususnya dalam rangka integrasi pasar dengan tetap mempertahankan kekhususan masing-masing negara. Hingga saat ini terdapat delapan kesepakatan
MRA di bidang jasa yang telah ditandatangani oleh Negara Anggota ASEAN,
yaitu MRA on Engineering Services, MRA on Nursing Services, MRA on Architectural Services, Framework Arrangement for Mutual Recognition on
Surveying Qualification, MRA on Tourism Professional, MRA on Accountancy Services, MRA on Medical Practitioners, dan MRA on Dental Practitioners.
3. Penyelesaian Sengketa AFTA