Dasar Hukum Industri Dalam Negeri

Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi; danatau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaanya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri 66

2. Dasar Hukum Industri Dalam Negeri

Pengertian industri yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik BPS cukup komprehensif untuk mencakup semua jenis industri baik berupa industri barang ataupun industri jasa. Dari pengertian tersebut, bisa diketahui bahwa perindustrian tersebut mencakup hal yang sangat luas dalam perekonomian, terutama dalam bidang produksi. Dasar Hukum Industri Dalam Negeri adalah : a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 UUD 1945 UUD 1945 mengatur perindustrian dalam Pasal 33, yang berbunyi: 1 Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. 2 Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara. 3 Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. 4 Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, 66 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 Tentang Perindustrian Universitas Sumatera Utara berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan dan kesatuan ekonomi nasional. 5 Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-undang. Ketentuan ini merupakan dasar filosofis bagi pengaturan industri, sebagai bagian dari perekonomian nasional, dan pengembangannya di Indonesia. Sementara ayat 2 dan ayat 3 mengatur penguasaan terhadap kekayaan alam dan industri yang strategis manfaatnya bagi masyarakat secara keseluruhan, ayat 4 menjadi landasan bagi pengaturan dan pengembangan industri nasional. b. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 merupakan peraturan perundang- undangan yang paling pokok mengatur bidang perindustrian. Industri dipandang sebagai faktor yang memegang peranan dalam mencapai struktur ekonomi yang seimbang. Dalam struktur ekonomi ini diharapkan terdapat kemampuan dan kekuatan industri yang maju dan yang didukung oleh kekuatan dan kemampuan pertanian yang tangguh, serta merupakan pangkal tolak bagi bangsa Indonesia untuk tumbuh dan berkembang atas kemampuannya sendiri. Undang-undang dimaksud mengatur faktor-faktor yang menjadi arah dalam pembangunan dan pengembangan industri, yaitu: 67 1 penyebaran dan pemerataan pembangunan industri; 2 penciptaan iklim yang sehat bagi pembangunan industri; 67 Indonesia, Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian, Pasal 9. Universitas Sumatera Utara 3 perlindungan yang wajar bagi industri dalam negeri; dan 4 pencegahan timbulnya kerusakan dan pencemaran lingkungan. Pengaturan dan pembinaan industri pun melingkupi keterkaitan antara bidang-bidang usaha industri dan keterkaitan antara bidang usaha industri dengan bidang lainnya. 68 Arah pembangunan industri dan cakupan pengaturan industri tersebut masih menjadi arah pembangunan industri hingga saat ini. Arah pembangunan industri ini juga menjadi mekanisme analisis terhadap kurang maksimalnya perkembangan industri hingga saat ini. Pembangunan sektor industri belum dikelola secara menyeluruh dapat diatasi antara lain dengan pengaturan pada masalah-masalah tertentu, sebagai peraturan pelaksanaan dari UU ini. Saat ini sedang dilakukan pembahasan terhadap draft RUU penyempurnaan UU Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian. Perkembangan perindustrian pada era globalisasi dan otonomi daerah menuntut pendekatan yang berbeda, yang pada akhirnya menuntut pengaturan yang berbeda. Penyempurnaan UU tentang Perindustrian ini diharapkan dapat menjembatani perkembangan yang terjadi, sekaligus menjadi payung pengaturan bagi perkembangan industri di masa depan. 69 c. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal Undang-undang tentang Penanaman Modal ini adalah perubahan dan penggabungan dari UU Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing dan UU Nomor 6 Tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri. UU ini mengatur hak dan kewajiban penanam modal dalam rangka melaksanakan 68 Ibid 69 Ibid Universitas Sumatera Utara kegiatannya, serta peran negara sendiri dalam melaksanakan dan mengatur penanaman modal. Kegiatan industri dilaksanakan baik melalui penanaman modal yang dilakukan oleh negara, oleh penanam modal asing, dan penanam modal dalam negeri. Saat ini penanaman modal baik asing maupun dalam negeri disalurkan pada sektor industri, dan perkembangan industri sendiri sangat bergantung pada penanam modal terutama oleh swasta. Pengaturan dalam UU ini memudahkan dan memberikan jaminan kepada penanam modal untuk meningkatkan penanaman modal di Indonesia, antara lain melalui penghapusan pembedaan penanaman modal asing dan penanaman modal dalam negeri, serta jaminan tidak ada nasionalisasi terhadap perusahaan penanaman modal asing. d. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1986 tentang Kewenangan Pengaturan, Pembinaan, dan Pengembangan Industri Peraturan Pemerintah ini merupakan peraturan pelaksanaan dari UU Nomor 5 Tahun 1984, yang mengatur bahwa pembinaan industri berada pada Departemen Perindustrian, yang dikecualikan atas jenis industri tertentu. Pengecualian tersebut adalah pembinaan terhadap jenis industri tertentu yang dilimpahkan kepada Departemen Pertambangan dan Energi sekarang Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, Departemen Pertanian, dan Departemen Kesehatan. Universitas Sumatera Utara

3. Perlindungan Hukum Industri Dalam Negeri