7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Penilaian Kinerja
1. Pengertian Penilaian Kinerja
Sebelum membahas mengenai penilaian kinerja, terlebih dahulu harus dipahami apa yang dimaksud dengan kinerja itu sendiri. Kinerja dapat diartikan
sebagai tingkat pencapaian hasil atau tujuan perusahaan, tingkat pencapaian pelaksanaan tugas secara aktual dan pencapaian misi perusahaan. Kinerja
keuangan dapat diartikan sebagai prestasi yang dicapai perusahaan dalam satu periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan tertentu
Sugiyarso dan Winarni, 2006:111 Mulyadi dan Setiawan 2001:628 mengungkapkan bahwa penilaian
bagaimana aktivitas dan proses diselenggarakan merupakan dasar yang melandasi usaha untuk meningkatkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba.
Dengan demikian kinerja merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh setiap perusahaan di manapun, karena kinerja merupakan cerminan dari
kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Kinerja keuangan perusahaan merupakan hasil dari banyak keputusan
individual yang dibuat secara terus menerus oleh manajemen. Salah satu tujuan terpenting dalam melakukan penilaian kinerja adalah untuk menilai apakah tujuan
yang telah ditetapkan oleh perusahaan sebagai suatu organisasi mampu dicapai,
Universitas Sumatera Utara
8
sehingga mampu memenuhi tuntutan dari anggota-anggota nya investor, kreditur, pemegang saham.
Penilaian kinerja keuangan perusahaan didasarkan pada data keuangan yang dipublikasikan yang dibuat sesuai dengan prinsip akuntansi keuangan yang
berlaku umum. Informasi posisi keuangan dan kinerja keuangan di masa lalu sering kali dijadikan sebagai dasar untuk memprediksi posisi dan kinerja di masa
depan.
2. Tujuan Penilaian Kinerja dan Pihak-pihak yang Berkepentingan
a. Tujuan Penilaian Kinerja
S. Munawir 2002:31 manyatakan bahwa tujuan dari penilaian kinerja keuangan adalah :
Mengetahui tingkat likuiditas
Likuiditas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera diselesaikan pada
saat ditagih. Perusahaan yang mampu memenuhi kewajibannya pada saat ditagih berarti perusahaan tersebut berada dalam keadaan likuid.
Sebaliknya apabila perusahaan tidak dapat memenuhi kewajibannya saat ditagih berarti perusahaan tersebut dikatakan dalam keadaan
ilikuid. Perusahaan dikatakan dapat memenuhi kewajiban keuangan tepat pada waktunya apabila perusahaan mempunyai aktiva lancar lebih
besar dari pada hutang lancarnya.
Mengetahui tingkat solvabilitas
Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi, baik keuangan
jangka pendek maupun jangka panjang.
Mengetahui tingkat rentabilitas Rentabilitas atau disebut dengan profitabilitas menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Rentabilitas suatu perusahaan dapat diukur berdasarkan
kesuksesan perusahaan dan kemampuan menggunakan aktivanya secara produktif
Universitas Sumatera Utara
9
Mengetahui tingkat stabilitas
Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan
perusahaan untuk membayar hutang-hutangnya serta membayar beban bunga atas hutang-hutangnya tepat pada waktunya.
Berdasarkan tujuan diatas dapat disimpulkan bahwa penilaian kinerja keuangan perusahaan berguna untuk mengevaluasi sumber-sumber yang dimiliki
perusahaan. Dengan demikian diharapkan manajer dapat mengetahui kelemahan ataupun kelebihan perusahaan ditinjau dari sektor keuangannya. Sehingga manajer
dapat mengambil keputusan-keputusan ataupun kebijakan-kebijakan dengan tepat berkenaan dengan kondisi keuangan perusahaan yang dipimpinnya
b. Pihak-pihak yang Berkepentingan
Terdapat banyak individu dan kelompok berbeda yang berkepentingan atas keberhasilan dan kegagalan perusahaan. Beberapa kelompok yang paling utama
adalah pemilik investor, manajer, pemberi pinjaman kreditor, karyawan, organisasi pekerja, agen pemerintah, serta masyarakat umum.
Pihak yang paling dekat dengan perusahaan dari sudut pandang sehari-hari dan juga yang bertanggungjawab atas kinerja jangka panjang adalah manajemen
organisasi yang bersangkutan. Manajer mempunyai kepentingan ganda dalam analisis kinerja keuangan yaitu menilai efisiensi dan profitabilitas operasi serta
menimbang seberapa efektif penggunaan sumber daya perusahaan. Penilaian atas operasi sebagian besar dilakukan berdasarkan analisis atas laporan laba rugi,
sedangkan efektifitas penggunaan sumber daya biasanya dilakukan dengan mengkaji ulang neraca dan laba rugi.
Universitas Sumatera Utara
10
Pemilik perusahaan berkepentingan dengan profitabilitas jangka pendek dan jangka panjang dari investasi modal yang mereka tanamkan. Mereka
mengharapkan laba dan dividen yang meningkat, yang akan membawa pertumbuhan pada nilai ekonomi modal yang mereka investasikan. Manajemen
bertanggung jawab kepada pemilik atau investor perusahaan. Daya tarik utama bagi investor suatu perusahaan adalah profitabilitas. Dalam konteks ini,
profitabilitas berarti hasil yang diperoleh melalui usaha manajemen atas dana yang diinvestasikan pemilik.
Pemilik tertarik pada pembagian laba yang menjadi haknya, yaitu seberapa banyak yang diinvestasikan kembali dan seberapa banyak yang dibayarkan
sebagai dividen kepada mereka. Hubungan antara laba yang diperoleh dengan investasi kepemilikan dapat diukur dari pengembalian atas kekayaan bersih dan
pengembalian atas ekuitas saham biasa serta laba per saham, yang mengukur partisipasi proporsional dari setiap unit investasi dalam laba perusahaan pada satu
periode. Kelompok pemberi pinjaman dan kreditor memberikan dana bagi
perusahaan untuk berbagai jangka waktu yang berbeda. Mereka berkepentingan atas kemampuan pembayaran bunga yang jatuh tempo, kemampuan perusahaan
untuk membayar kembali pokok pinjaman, dan ketersediaan aktiva residual yang memberikan marjin perlindungan terhadap risiko.
Sementara pemerintah, tenaga kerja dan masyarakat mempunyai tujuan spesifik bagi kepentingan mereka sendiri, misalnya keandalan pembayaran pajak,
Universitas Sumatera Utara
11
kemampuan untuk membayar upah, stabilitas ketenagakerjaan dan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban sosial dan lingkungan.
3. Alat-alat Penilaian Kinerja
Pada dasarnya, pengukuran kinerja perusahaan dapat dikelompokkan dalam tiga kategori Helfert dalam Pradhono dan Christiawan, 2004:142, yaitu:
Earnings Measures, yang mendasarkan kinerja pada accounting profit.
Termasuk dalam kategori ini adalah Earning Per Share EPS, Return On Investment ROI, Return On Assets RONA, Return On Capital
Employed ROCE dan Return On Equity ROE
Cash Flow Measures, yang mendasarkan kinerja pada arus kas operasi operating cash flow. Termasuk dalam kategori ini adalah Free Cash
Flow, Cash Flow Return On Gross Investment ROGI, Cash Flow Return On Investment CFROI, Total Shareholder Return TSR, dan
Total Business Return TBR
Value Measures, yang mendasarkan kinerja pada nilai manajemen
value based management, termasuk dalam kategori ini adalah Economic Value Added EVA, Market Value Added MVA, Cash
Value Added CVA, dan Shareholder Value SHV.
Alat-alat penilaian kinerja terutama penilaian kinerja keuangan yang paling sering digunakan adalah financial ratio. Namun jika hanya mengandalkan
rasio keuangan, investor tidak dapat mengetahui tingkat pengembalian sebenarnya yang dihasilkan perusahaan atas modal yang ditanamkan dalam perusahaan.
Karenanya dikembangkanlah suatu metode yang dapat menginformasikan besarnya tingkat pengembalian tersebut, yaitu metode Economic Value Added
EVA. Rasio keuangan merupakan alat yang sangat berguna, tetapi tidak terlepas
dari beberapa keterbatasan dan harus digunakan dengan hati-hati karena rasio disusun dari data akuntansi dan data tersebut dipengaruhi oleh penafsiran yang
Universitas Sumatera Utara
12
berbeda. Penggunaan data industri sebagai pembanding perlu pula ditaksirkan dengan hati-hati. Mungkin saja prestasi dan kondisi keuangan seluruh industri
memang kurang memuaskan. Dengan demikian untuk satu perusahaan yang kebetulan berada diatas rata-rata, belumlah dapat dikatakan sebagai hasil yang
memuaskan.
B. Laporan Keuangan
Brigham dan Houston 2001:36 menyatakan bahwa tujuan dari manajer keuangan adalah memaksimalkan nilai saham perusahaan, dimana nilai ini
didasarkan pada aliran laba dan arus kas yang akan diperoleh perusahaan dimasa depan. Seorang investor memerlukan informasi keuangan dalam melakukan
penilaian sebelum memutuskan untuk melakukan investasi terhadap suatu perusahaan ataupun memutuskan apakah mempertahankan ataupun menjual
kembali saham yang dimilikinya atas suatu perusahaan. Penilaian suatu perusahaan dapat dilakukan melalui analisis laporan keuangan perusahaan baik
dari sisi neraca, laporan laba rugi dan laporan-laporan keuangan lainnya.
1. Pengertian Laporan Keuangan
Dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan paragraf 06 IAI, 2004 diatur sebagai berikut:
Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba
rugi, laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana,
catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan
informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya,
Universitas Sumatera Utara