Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu persyaratan yang harus dimiliki perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya adalah keharusan memiliki konsep dan mekanisme kerja dengan sistem perencanaan yang matang dan terpadu, guna mencapai sasaran yang diinginkan. Hal ini tentu saja menuntut tingginya kinerja manajemen perusahaan, yang nantinya diharapkan dapat mengoptimalisasikan kinerja perusahaan tersebut. Tingginya tingkat persaingan dan pertumbuhan dunia usaha menciptakan suatu kondisi dimana hanya perusahaan yang mempunyai kinerja yang efektif dan efisien saja yang mampu bertahan. Karenanya diperlukan suatu strategi yang tepat agar tujuan perusahaan dapat dicapai secara maksimal. Jika perusahaan dapat mempertahanan hasil yang telah dicapainya, diharapkan banyak investor yang akan menanamkan modalnya di perusahaan tersebut. Para calon kreditur dan pemegang saham sangat berkepentingan untuk mengetahui kondisi sebenarnya yang ada di perusahaan, agar modal yang diinvestasikan cukup aman untuk mendapatkan profit yang sesuai. Disamping itu bagi pihak manajemen perusahaan sendiri, pengukuran kinerja perusahaan akan sangat berguna untuk mengetahui kelemahan dan kemampuan perusahaan dalam bidang keuangan. Dengan demikian pihak manajemen perusahaan akan dapat mengambil kebijakan-kebijakan yang tepat, yang diharapkan dapat Universitas Sumatera Utara 2 melipatgandakan kekayaan perusahaan. Tentunya untuk menilai kinerja perusahaan diperlukan suatu informasi yang relevan dan alat ukur kinerja perusahaan yang tepat. Dewasa ini pengukuran kinerja keuangan yang mendasarkan pada laba akuntansi, seperti earnings per share, price earning ratio dan return on equity, dianggap tidak lagi memadai untuk mengevaluasi efektivitas dan efisiensi perusahaan Pradhono, 2004:141. Banyak perusahaan yang menggunakan ukuran kinerja yang lebih menekankan pada Value Based Management VBM. Untuk menjawab tantangan tersebut pada tahun 1993 muncul suatu pendekatan yang disebut economic value added EVA, yang dipopulerkan pertama kalinya oleh sebuah perusahaan konsultan di Amerika Serikat, Stem Steward Management Service. Penilaian kinerja dengan EVA dianggap lebih dapat menyelaraskan tujuan manajemen dengan kepentingan pemegang saham. Penggunaan model EVA membuat perusahaan lebih memfokuskan perhatian ke upaya penciptaan nilai perusahaan Edy Sukarno, 2002:95. Dengan kata lain manajer harus memaksimumkan EVA jika ingin meningkatkan nilai perusahaan, jika nilai EVA perusahaan makin besar berarti manajemen telah menciptakan nilai tambah ekonomis yang makin besar bagi operasional perusahaan. Selain itu, sebagai pengukur kinerja perusahaan EVA secara langsung menunjukkan seberapa besar perusahaan telah menciptakan nilai bagi pemilik modal yaitu nilai guna maupun benefit bagi pemilik modal. Dengan menggunakan EVA investor akan dapat Universitas Sumatera Utara 3 menentukan pilihan investasinya dengan tingkat return expectation yang tinggi namun dengan tingkat risiko terendah. PT. Indosat Tbk adalah perusahaan yang bergerak di sektor telekomunikasi. Segmen pasar yang dimasuki adalah selular, telepon tetap, telepon internasional, multimedia, komunikasi data dan internet MIDI. PT. Indosat, Tbk sendiri menggunakan analisis rasio keuangan dalam mengukur kinerja keuangan perusahaannya. Namun jika hanya berdasarkan pada rasio keuangan saja, kita tidak dapat mengetahui kinerja yang sebenarnya dalam hal tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor. Kita hanya dapat melihat kinerja perusahaan dalam hal tingkat pengembalian atas investasi melalui ROA Return on Asset dan ROE Return on Equity dan didukung oleh dividen yang diterima pemegang saham serta earning per share yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Namun nilai ROA, ROE, dividen, EPS Earning per Share, tersebut belum menggambarkan tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor atas investasi yang dilakukannya. Tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor adalah tingkat pengembalian yang melebihi biaya modal dari investasi yang dilakukannya. Dengan demikian, jika hanya berdasarkan rasio-rasio tersebut kita tidak dapat melihat apakah perusahaan mampu atau tidak menciptakan nilai bagi pemilik modal. Berbeda dengan rasio finansial, metode EVA membuat perusahaan lebih memfokuskan perhatian pada penciptaan nilai perusahaan. EVA yang positif menandakan bahwa tingkat pengembalian yang dihasilkan melebihi tingkat biaya Universitas Sumatera Utara 4 modal atau tingkat pengembalian yang diminta investor atas investasi yang dilakukannya. Keadaan ini menunjukkan bahwa perusahaan berhasil menciptakan nilai create value bagi pemilik modal. Bila EVA negatif maka menandakan bahwa tingkat pengembalian yang dihasilkan kurang dari tingkat biaya modal atau tingkat pengembalian yang diminta investor atas investasi yang dilakukan, keadaan ini menunjukkan bahwa perusahaan destroy value. Bila EVA sama dengan nol akan menunjukkan bahwa kinerja perusahaan adalah impas, yaitu tingkat pengembalian yang dihasilkan sama dengan tingkat biaya modal. EVA juga dapat dijadikan sebagai pedoman dalam hal goal setting, capital budgeting, dan incentive compensation suatu perusahaan. Dengan kata lain penggunaan metode EVA memungkinkan PT. Indosat Tbk untuk meningkatkan kinerja keuangannya yang tercermin dengan adanya penciptaan nilai bagi para pemegang saham.

B. Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Refined Economic Value Added dan Financial Value Added Serta Pengaruhnya Terhadap Harga Saham Perusahaan Food And Beverage Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

27 186 111

Analisis Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) dalam Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan pada PT. Bank Mandiri, Tbk

9 92 91

Analisis Economic Value Added (EVA) dalam Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan pada PT. Unilever Indonesia, Tbk.

15 102 104

Analisis Perbandingan Economic Value Added (EVA) dan Financial Value Added (FVA) Sebagai Alat Ukur Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Souci Indoprima

12 71 81

Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Economic Value Added Pada Perusahaan Sektor Makanan dan Minuman Dengan Perusahaan Sektor Farmasi di Bursa Efek Indonesia.

0 60 117

Analisis Pengaruh Economic Value Added (EVA) terhadap Market Value Added (MVA) pada Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia

5 97 94

Pengukuran Kinerja Perusahaan Menggunakan Model Economic Value added (eva) di pt. Bank sumut

0 68 139

Analisa Hubungan Rasio Profitabilitas Dengan Economic Value Added Dalam Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur Yang Go Public Di BEI

1 26 99

Analisis Perbandingan Economic Value Added (EVA) Dan Financial Value Added (FVA) Sebagai Alat Ukur Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Sumbetri Megah

30 128 84

ANALISIS ECONOMIC VALUE ADDED UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN ANALISIS ECONOMIC VALUE ADDED UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. TELKOM TBK.

0 4 11