chymopapain B, dan peptidase pepaya. Disamping enzim proteolitik, biji pepaya juga mengandung kandungan kimia yang lain seperti : 25 atau lebih minyak campuran,
26,2 lemak, 24,3 protein, 17 serat, 15,5 karbohidrat, 8,8 abu, dan 8,2 air. Ekstrak encer biji pepaya dapat digunakan untuk kontrasepsi yang berfungsi sebagai
anti fertilitas Amir, 1992.
Secara tradisional biji pepaya dapat dimanfaatkan sebagai obat cacing gelang, gangguan pencernaan, penyakit kulit, kontrasepsi pria, bahan baku obat masuk angin
dll. Minyak biji pepaya kuning diketahui mengandung 71,60 asam oleat, 15,13 asam palmitat, 7,68 asam linoleat, 3,60 asam stearat dan asam-asam lemak lain
dalam jumlah sedikit atau terbatas. Selain mengandung asam lemak biji pepaya diketahui mengandung senyawa kimia lain seperti golongan fenol, alkaloid dan
saponin Sukadana et al., 2008.
2.3 Testosteron Undekanoat
Testosteron Undekanoat yang dikembangkan untuk kontrasepsi pria digunakan dalam bentuk injeksi liquid. Sediaan tersebut diberikan dengan cara injeksi secara
intramuskular. Ada juga TU dalam bentuk powder yang kadang-kadang dibungkus dengan kapsul. Testosteron Undekanoat dihasilkan melalui esterifikasi testosteron
alami pada posisi 17β. Testosteron Undekanoat ini merupakan steroid dengan 19 atom karbon dengan rumus kimia C
19
H
28
O
2
serta nama kimianya adalah 17 beta- hydroxyandrost-4-en-3-one Goddman Gilman, 1980.
Gambar 2.3 Rumus Bangun Testosteron Undekanoat TU GoodmanGilman1980
O
C-CH
2 9
-CH
3
O O
Universitas Sumatera Utara
Tujuan utama dari pemberian testosteron adalah mempertahankan tingginya tingkat serum testosteron jangka panjang pada pria yang ikut dalam kontrasepsi pria.
Hal ini bertujuan untuk menekan spermatogenesis sehingga terjadi azoospermia atau oligozoospermia berat yang berlangsung lebih lama namun bersifat aman, efektif,
reversibel dan aseptibel Ilyas, 2008.
Adanya fakta bahwa testosteron sendiri melebihi dari metabolitnya dalam mengatur spermatogenesis telah dipastikan oleh penemuan reseptor khusus testosteron
di sel-sel sertoli. Hormon gonadotropin yang dramatis pada waktu pubertas menstimulasi pertumbuhan testis. Testosteron undekanoat mempunyai efek positif
pada pengobatan oligozoospermia. Kadar FSH normal dan kadar testosteron sedikitnya di bawah normal merupakan syarat untuk suatu respon yang efektif.
Sebagai suatu akibat dari pemakaian testosteron undekanoat densitas meningkat dan kualitas sperma membaik. Dalam hal motilitas sperma tidak ada hasil yang
mencurigakan yang ditemukan. Tetapi adanya fakta bahwa efektivitas testosteron undekanoat telah ditunjukkan dalam studi dibawah kondisi buta ganda pada pasien
yang diseleksi dengan teliti menyokong hipotesis bahwa pemakaian testosteron adalah suatu usaha yang berguna dalam infertilitas pria Bremer, 1959.
2.4 Organ Reproduksi Mencit jantan
Organ reproduksi mencit jantan Mus musculus L. terdiri dari: testis, epididimis, Vas deferens, kelenjar aksesoris dan bebarapa organ pendukung lainnya. Berikut dijelas
kan beberapa organ utama reproduksi mencit.
2.4.1 Testis
Setiap testis ditutupi dengan jaringan ikat fibrosa, tunika albuginea, bagian tipisnya atau septa akan memasuki organ untuk membelah menjadi lobus yang mengandung
beberapa tubulus disebut tubulus seminiferus. Bagian tunika memasuki testis dan bagian arteri testiskuler yang masuk disebut sebagai hilus. Epitel tubulus seminiferus
berada tepat di bawah membran basalis yang dikelilingi oleh jaringan ikat fibrosa
Universitas Sumatera Utara
yang tipis. Antara tubulus adalah stroma interstitial, terdiri atas gumpalan sel leydig ataupun sel sertoli dan kaya akan darah dan cairan limfe Rugh, 1968.
2.4.2 Epididimis
Epididimis terletak pada bagian dorsolateral testis, merupakan suatu struktur memanjang dari bagian atas sampai bagian bawah testis. Organ ini terdiri dari bagian
kaput, korpus dan kauda epididimis Rugh, 1968. Epitel epididimis memiliki dua fungsi. Pertama mensekresi plasma epididimis yang bersifat kompleks tempat sperma
tersuspensikan dan mengalami pematangan. Kedua, mengabsobsi kembali cairan testikuler yang mengankut sperma dari tubulus seminiferus dan sperma yang sudah
rusak Rugh, 1968.
2.4.3 Vas deferens
Vas deferens merupakan suatu saluran yang menghubungkan epididimis dan uretra. Letak vas deferens dimulai dari ujung kauda epididimis yang ada dalam kantung
skrotum , lalu naik ke bagian atas lipat paha. Sebelum masuk ke uretra, vas deferens ini bergabung terlebih dahulu dengan slauran ekskresi vesika seminalis membentuk
duktus ejakulatoris. Pada saat ejakulasi sperma dari epididimis diangkut melalui vas deferens dengan suatu seri kontraksi yang dikontrol oleh saraf Rugh, 1968.
2.4.4 Kelenjar Aksesoris
Kelenjar-kelenjar tambahan menghasilkan plasma semen yang memungkinkan sperma dapat bergerak aktif dan hidup untuk waktu tertentu. Kelenjar tambahan tersebut
adalah kelenjar bulbourethra, kelenjar prostad dan vesika seminalis Rugh, 1968.
2.5 Spermatogenesis
Sel germinal primordial mencit jantan muncul sekitar 8 hari kehamilan, dengan jumlah hanya 100, yang merupakan awal dari jutaan sperma yang akan diproduksi dan
masih berada di daerah ekstra gonad. Karena sel germinal kaya akan alkalin fosfatase untuk mensuplai energi pergerakannya melalui jaringan embrio, maka sel germinal
Universitas Sumatera Utara
dapat dikenal dengan teknik pewarnaan. Pada hari ke 9 dan 10 kehamilan sebagian mengalami degenerasi dan sebagian lain mengalami proliferasi dan bahkan bergerak
pada hari ke 11 dan 12 ke daerah genital. Pada saat jumlahnya mencapai sekitar 5000 dan identifikasi testis dapat dilakukan. Proses proliferasi dan differensiasi
berlangsung di daerah medulla testis. Pada kasus steril, kehilangan sel germinal berlangsung selama perjalanan dari bagian ekstra gonad menuju daerah genetalia.
Menuju akhir masa fetus, aktivitas mitosis sel germinal primordial dalam bagian genetalia berkurang dan beberapa sel mulai degenerasi menjelang hari ke-19
kehamilan. Tidak berapa lama setelah kelahiran, sel tampak lebih besar, yaitu spermatogonia. Setelah itu akan ada spermatogonia dalam testis mencit sepanjang
hidupnya. Ada 3 jenis spermatogonia: tipe A, tipe intermediet dan tipe B Rugh, 1968.
2.6 Spermatozoa mencit Mus musculus L.