dapat dikenal dengan teknik pewarnaan. Pada hari ke 9 dan 10 kehamilan sebagian mengalami degenerasi dan sebagian lain mengalami proliferasi dan bahkan bergerak
pada hari ke 11 dan 12 ke daerah genital. Pada saat jumlahnya mencapai sekitar 5000 dan identifikasi testis dapat dilakukan. Proses proliferasi dan differensiasi
berlangsung di daerah medulla testis. Pada kasus steril, kehilangan sel germinal berlangsung selama perjalanan dari bagian ekstra gonad menuju daerah genetalia.
Menuju akhir masa fetus, aktivitas mitosis sel germinal primordial dalam bagian genetalia berkurang dan beberapa sel mulai degenerasi menjelang hari ke-19
kehamilan. Tidak berapa lama setelah kelahiran, sel tampak lebih besar, yaitu spermatogonia. Setelah itu akan ada spermatogonia dalam testis mencit sepanjang
hidupnya. Ada 3 jenis spermatogonia: tipe A, tipe intermediet dan tipe B Rugh, 1968.
2.6 Spermatozoa mencit Mus musculus L.
Spermatozoa adalah sel kelamin gamet yang diproduksi di dalam tubulus seminiferus melalui proses spermatogenesis, dan bersama-sama dengan plasma semen
akan dikeluarkan melalui sel kelamin jantan.
Bentuk spermatozoa abnormal dapat diklasifikasikan berdasarkan bentuk kepala dan ekornya. Menurut Washington et al., 1983, bentuk sperma abnormal
pada tikus terdiri dari bentuk kepala seperti pisang, bentuk kepala tidak beraturan amorphous, bentuk kepala terlalu membengkok dan lipatan-lipatan ekor yang
abnormal.
2.6.1 Morfologi Spermatozoa mencit Mus musculus L.
Kepala spermatozoa terdiri atas sel berinti padat dengan hanya sedikit sitoplasma dan lapisan membran sel di sekitar permukaannya. Di bagian luar, dua pertiga anterior
terdapat selubung tebal disebut akrosom yang terutama dibentuk dari alat Golgi. Selubung ini mengandung sejumlah enzim yang serupa dengan enzim yang ditemukan
pada lisosom pada sel-sel tertentu, termasuk hialuronidase, yang dapat mencerna filamen proteoglikan dari jaringan, dan enzim proteolitik yang sangat kuat. Enzim-
enzim tersebut mempunyai peranan penting dalam hal memungkinkan sperma untuk
Universitas Sumatera Utara
membuahi ovum. Ekor spermatozoa, yang disebut flagellum, memiliki 3 komponen utama, yaitu: rangka pusat, membran sel, dan sekelompok mitokondria yang terdapat
pada proximal Aryoseto, 2009.
a b c d
Gambar 2.4 Bentuk-bentuk sperma abnormal pada tikus. a. bentuk sperma normal; b.sperma abnormal dengan bentuk kepala seperti
pisang; c. sperma abnormal dengan bentuk kepala tidak beraturan amorphous; d. sperma abnormal dengan bentuk
kepala terlalu membengkok Washingthon
et al., 1983.
Bentuk spermatozoa abnormal dapat diklasifikasikan berdasarkan bentuk kepala dan ekornya. Menurut Washington et al., 1983, bentuk sperma abnormal
pada tikus terdiri dari bentuk kepala seperti pisang, bentuk kepala tidak beraturan amorphous, bentuk kepala terlalu membengkok dan lipatan-lipatan ekor yang
abnormal.
2.6.2 Viabilitas Spermatozoa mencit Mus musculus L.
Sampai saat ini parameter spermatozoa masih merupakan indikator terpenting pada evaluasi fertilitas pria. Salah satu indikator yang menentukan terjadinya fertilisasi atau
terbentuknya embrio adalah viabilitas daya hidup spermatozoa, mengingat faktor tersebut erat kaitannya dengan fungsi spermatozoa itu. Dengan rendahnya viabilitas
maka pembuahan tidak akan terjadi sebab spermatozoa mati sebelum membuahi sel telur Rusmiati, 2007.
Universitas Sumatera Utara
2.6.3 Motilitas Spermatozoa mencit Mus musculus L.