dikaitkan dengan infertilitas pria. 40.88 pasien pria infertil memiliki sperma dengan kadar ROS yang tinggi. Selain merusak membran plasma, stress oksidatif juga dapat
merusak integritas DNA pada nukleus spermatozoa. Kerusakan DNA ini pada akhirnya akan menginduksi terjadinya apoptosis sel yang pada akhirnya menyebabkan
turunnya jumlah spermatozoa Ozdamara, AS et al., 2004 dalam Sari 2006.
4.2 Motilitas Sperma
Berdasarkan konsentrasi motilitas spermatozoa mencit jantan diperoleh data yang dapat dilihat pada Lampiran 2 halaman 42. Data tersebut diuji normalitas dan
homogenitas variansnya. Hasil uji menunjukkan bahwa berdistribusi tidak normal p0,05. Data tersebut selanjutnya ditransformasi dengan X=y
2
square, hasil uji statistik juga menunjukkan distribusi yang tidak normal untuk itu dilakukan uji
nonparametrik Mann Whiteney dan Wilcoxon.
Pada kelompok perlakuan hubungan konsentrasi motilitas spermatozoa mencit pada kelompok perlakuan dengan waktu pemberian ekstrak air biji papaya dan TU,
yang kemudian dilakukan pemulihan dengan vitamin C dapat dilihat pada Gambar 4.4 dibawah ini:
Gambar 4.4 Konsentrasi motilitas spermatozoa mencit kelompok perlakuan di setiap minggu Pengamatan. Huruf yang
sama adalah tidak berbeda nyata pada taraf 5 tn=p0.05;= p0,05; grafik dalam kotak adalah
minggu pemulihan 20
40 60
80 100
P0 P1
P2 P3
P4 P5
P6 M
ot ilitas
S p
e r
mat oz
oa
Lama Perlakuan Minggu Perlakuan
a a
b a
b ab
b
6 12
30 18 24
36
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Gambar 4.4 diatas, terlihat bahwa adanya pengaruh pemberian Vitamin C terhadap pemulihan spermatozoa, hal ini dapat kita lihat pada minggu ke-
24, 30 dan 36 . Peningkatan tertinggi konsentrasi motilitas yang mengalami pemulihan spermatozoa ditun.jukkan pada minggu ke-30 P5 yang tidak berbeda nyata dengan
P4 dan P6. Hubungan konsentrasi motilitas spermatozoa mencit dengan waktu pemberian ekstrak air biji pepaya dan TU, yang kemudian dilanjutkan dengan
pemberian Vitamin C sebagai pemulihan antar kelompok kontrol dan perlakuan dapat dilihat pada Gambar 4.5 dibawah ini:
Gambar 4.5 Konsentrasi motilitas spermatozoa mencit antar kelompok kontrol dan perlakuan di setiap minggu Pengamatan.
Huruf yang sama adalah tidak berbeda nyata pada taraf 5 tn=p0.05;=p0,05; grafik dalam kotak adalah
minggu pemulihan
Hasil uji statistik menunjukkan konsentrasi motilitas spermatozoa mencit kelompok kontrol minggu ke-24 K4 berbeda nyata terhadap konsentrasi motilitas
spermatozoa mencit perlakuan P4, konsentrasi motilitas spermatozoa mencit kelompok kontrol minggu ke-30 K4 berbeda nyata terhadap konsentrasi motilitas
spermatozoa mencit perlakuan P5, sementara itu konsentrasi motilitas spermatozoa mencit kelompok kontrol minggu ke-36 K6 tidak berbeda terhadap konsentrasi
motilitas spermatozoa mencit perlakuan P6. 20
40 60
80 100
120
K0P0 K1P1 K2P2 K3P3 K4P4 K5P5 K6P6 M
ot ilitas
S p
e r
mat oz
oa
Lama Perlakuan Minggu
Kontrol
a a
ab b
b
b tn
tn tn
tn
6 12 36
18 30
24
Universitas Sumatera Utara
Adanya peningkatan konsentrasi motilitas spermatozoa menunjukkan bahwa pemulihan tingkat motilitas spermatozoa dipengaruhi oleh pemberian Vitamin C.
Menurut Akmal et al., 2006 penelitian terhadap pasien infertil dengan keadaan oligosperma, motilitas sperma rendah dan jumlah sperma bentuk normal yang rendah,
setelah diberikan suplemen vitamin C 1000 mghari selama 2 bulan, memperlihatkan peningkatan jumlah sperma, motilitas sperma dan jumlah sperma yang morfologinya
normal. Penurunan konsentrasi spermatozoa pada minggu ke-36 disebabkan oleh keberadaan senyawa fitokimia yang terkandung di dalam biji pepaya seperti alkaloid
dan terpenoid yang masi aktif di dalam spermatozoa yang memicu timbulnya radikal bebas.
Sperma mamalia kaya akan asam lemak tidak jenuh ganda oleh karena itu sangat rentan terhadap serangan ROS. Kemampuan ROS dalam menurunkan motilitas
sperma melalui peroksidasi lipid membran sel sperma yang diinduksi oleh ROS menyebabkan penurunan fleksibilitas dan pergerakan ekor sperma, selain itu
keberadaan ROS juga memicu kerusakan langsung mitokondria sperma yang menyebabkan penurunan ketersediaan energi yang meyebabkan penurunan motilitas
sperma Tremallen, 2008.
4.3 Viabilitas spermatozoa