3.5 Parameter Pengamatan 3.5.1 Jumlah Sperma
Dilakukan pembedahan terhadap mencit Mus musculus L. kemudian dipotong bagian cauda epididimis dan distal vas deferens. Selanjutnya cauda epididimis
dimasukkan ke dalam gelas arloji yang berisi NaCl 0,9 , kemudian dilakukan pemotongan dengan pisau silet goal biasa, lalu suspensi sperma yang telah homogen
diambil dengan pipet tetes 50µL lalu dimasukkan ke dalam kotak hemositometer Improved Neubauer, kemudian dilihat dibawah mikroskop cahaya dengan perbesaran
400 kali.
Gambar 3.2 Kamar Hitung Improved Neubauer Zaneveld et al., 1986
Pengamatan jumlah sperma dilakukan menurut Soehadi dan Arsyad 1983, Hasil perhitungan dimasukkan ke dalam rumus:
Jumlah sperma = N2 x 10
5
Dimana, N = Jumlah sperma yang dihitung dalam kotak. spermatozoaml suspensi
3.5.2 Morfologi Sperma
Universitas Sumatera Utara
Diambil sperma dari cauda epididimis dan dibuat sediaan hapus pada kaca objek, kemudian dikeringkan. Diberi pewarnaan giemsa selama 15 menit. Setelah itu diamati
dengan mikroskop cahaya kemudian dihitung jumlah sperma, lalu ditentukan persentase jumlah sperma yang normal dan abnormal. Untuk mendapatkan hasil
akhirnya, jumlah persentase sperma yang normal kiri dan kanan cauda epididimis dijumlah kemudian diambil rata-ratanya. Ciri sperma normal yaitu mempunyai bentuk
kepala seperti kait pancing dan ekor panjang lurus, sedangkan sperma yang abnormal mempunyai bentuk kepala tidak beraturan, dapat berbentuk seperti kepala tidak
beraturan, dapat berbentuk seperti pisang, atau tidak beraturan amorphus, atau terlalu bengkok, dan ekornya tidak lurus bahkan tidak berekor, atau hanya terdapat
ekornya saja tanpa kepala WHO, 1988.
Sperma normal Sperma Normal = x 100
100 spermatozoa normalabnormal
3.5.3 Viabilitas sperma
Pemeriksaan viabilitas spermatozoa dilakukan pemberian warna giemsa pada hemositometer. Spermatozoa yang hidup tidak berwarna dan yang mati berwarna
kemudian dilakukan pengamatan dengan mikroskop cahaya pada pembesaran 400x dan dihitung terhadap 100-200 spermatozoa. Sebagai hasilnya dinyatakan dalam
bentuk persen hidup yang didapat dari hasil bagi jumlah spermatozoa hidup dengan jumlah total spermatozoa hidup dan mati yang dikalikan dengan 100 WHO, 1988.
s permatozoa hidup
Sperma Hidup = x 100
100 spermatozoa hidupmati 3.5.4 Motilitas sperma
Suspensi sperma yang diperoleh terlebih dahulu dibiarkan selama 5 menit pada suhu kamar selanjutnya suspensi ini diteteskan pada kamar hitung Improved Neubauer,
diamati dibawah mikroskop dengan melihat dan menghitung jumlah spermatozoa yang bergerak cepat, tidak bergerak, dan bergerak lamban WHO, 1988.
Universitas Sumatera Utara
3.6 Analisis Data