Adanya peningkatan konsentrasi motilitas spermatozoa menunjukkan bahwa pemulihan tingkat motilitas spermatozoa dipengaruhi oleh pemberian Vitamin C.
Menurut Akmal et al., 2006 penelitian terhadap pasien infertil dengan keadaan oligosperma, motilitas sperma rendah dan jumlah sperma bentuk normal yang rendah,
setelah diberikan suplemen vitamin C 1000 mghari selama 2 bulan, memperlihatkan peningkatan jumlah sperma, motilitas sperma dan jumlah sperma yang morfologinya
normal. Penurunan konsentrasi spermatozoa pada minggu ke-36 disebabkan oleh keberadaan senyawa fitokimia yang terkandung di dalam biji pepaya seperti alkaloid
dan terpenoid yang masi aktif di dalam spermatozoa yang memicu timbulnya radikal bebas.
Sperma mamalia kaya akan asam lemak tidak jenuh ganda oleh karena itu sangat rentan terhadap serangan ROS. Kemampuan ROS dalam menurunkan motilitas
sperma melalui peroksidasi lipid membran sel sperma yang diinduksi oleh ROS menyebabkan penurunan fleksibilitas dan pergerakan ekor sperma, selain itu
keberadaan ROS juga memicu kerusakan langsung mitokondria sperma yang menyebabkan penurunan ketersediaan energi yang meyebabkan penurunan motilitas
sperma Tremallen, 2008.
4.3 Viabilitas spermatozoa
Berdasarkan konsentrasi viabilitas spermatozoa mencit jantan diperoleh data yang dapat dilihat pada Lampiran 3 halaman 48. Data tersebut diuji normalitas dan
homogenitas variansnya. Hasil uji menunjukkan bahwa data berdistribusi normal p0,05. Selanjutnya dilakukan uji t T- test. Hubungan konsentrasi viabilitas
spermatozoa mencit dengan waktu pemberian ekstrak air biji pepaya dan TU, yang kemudian dilanjutkan dengan pemberian Vitamin C sebagai pemulihan antar
kelompok kontrol dan perlakuan dapat dilihat pada Gambar 4.6 dibawah ini:
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.6 Konsentrasi viabilitas spermatozoa mencit antar kelompok kontrol dan perlakuan di setiap minggu Pengamatan.
Huruf yang sama adalah tidak berbeda nyata pada taraf 5 tn=p0.05;= p0,05; grafik dalam kotak adalah
minggu pemulihan
Hasil uji statistik menunjukkan konsentrasi viabilitas spermatozoa mencit kontrol minggu ke-24 K4 berbeda nyata dengan konsentrasi viabilitas spermatozoa
mencit perlakuan P4, konsentrasi viabilitas spermatozoa mencit kontrol minggu ke- 30 K5 tidak berbeda nyata dengan konsentrasi viabilitas mencit perlakuan P5, dan
konsentrasi viabilitas spermatozoa mencit kontrol minggu ke-36 berbeda nyata dengan konsentrasi spermatozoa mencit perlakuan P6. Adanya perbedaan konsentrasi
viabilitas spermatozoa mencit kontrol minggu ke-24 K4 berbeda nyata dengan konsentrasi viabilitas mencit perlakuan P4 dimana pada P6 terlihat peningkatan
viabilitas atau daya hidup spermatozoa yang cukup tinggi setelah mendapatkan pemulihan dengan pemberian Vitamin C.
Dawson et al., 1987 dalam percobaannya yang menggunakan kontrol placebo pada pria menunjukkan bahwa Vitamin C meningkatkan viabilitas sperma dan
menurunkan aglutinasi sperma. Penurunan daya hidup spermatozoa yang ditunjukkan pada P4 dan P5 sebagian besar dipengaruhi oleh keberadaan radikal bebas. Menurut
Goodman, 2000 bahwa radikal bebas tidak selalu berasal dari luar tetapi juga dibuat dalam proses alami tubuh untuk hidup dan metabolisme akibat produksi radikal bebas
yang cukup berlebih mengakibatkan terjadinya penurunan viabilitas atau daya hidup spermatozoa.
Secara fungsional epididimis sangat tergantung pada hormon testosteron 20
40 60
80 100
120
K0P0 K1P1 K2P2 K3P3 K4P4 K5P5 K6 P6 V
iab ilitas
S p
e r
mat oz
oa
Lama Perlakuan Minggu
Kontrol Perlakuan
tn tn
36 6
30 24
12 18
Universitas Sumatera Utara
Daya hidup spermatozoa juga sangat dipengaruhi oleh keberadaan hormon testosteron sebagaimana diketahui, testosteron diperlukan untuk daya hidup spermatozoa dalam
epididimis Arsyad, 1986 dalam Rusmiati 2007.
4.4 Morfologi spermatozoa