Faktor-faktor yang Memengaruhi Motivasi Kerja

33 Sedangkan menurut Oemar Hamalik 2005: 175, motivasi mendorong timbulnya tingkah laku. Jadi fungsi motivasi adalah: 1. Mendorong timbulnya suatu perbuatan 2. Sebagai pengarah perbuatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan 3. Sebagai penggerak. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat lambatnya suatu pekerjaan. Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa motivasi mempunyai fungsi yang sangat penting dalam suatu kegiatan, akan tetapi motivasi juga dipengaruhi oleh tujuan. Makin tinggi dan berarti suatu tujuan, maka besar motivasinya, dan makin besar motivasi maka makin kuat kegiatan dilaksanakan. Kekuatan suatu motif atau kebutuhan sangat subjektif dan situasional, artinya bahwa kekuatan suatu motif tidak selalu sama bagi setiap individu dan semua situasi. Apabila motivasi yang ada semakin tinggi, maka akan mendorong seseorang untuk berusaha semaksimal mungkin mempersiapkan kemampuannya sesuai dengan bidang pekerjaannya, atau dengan kata lain akan semakin tinggi pula tingkat Kesiapan Kerja orang tersebut.

D. Penelitian Relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Ana Fitri Yaningsih dengan judul “Hubungan Motivasi Memasuki Dunia Kerja dan Motivasi Memasuki Jurusan Akuntansi dengan Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII SMK Muhammadiyah 1 Jatinom Tahun Ajaran 20042005”. Di dalam penelitian tersebut disimpulkan bahwa ada hubungan motivasi memasuki dunia kerja dengan kesiapan kerja. Hal tersebut ditunjukkan dengan r hitung lebih besar dari r tabel pada taraf 34 signifikasi 5 0,6460,139 yang berarti ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi memasuki dunia kerja dengan kesiapan kerja. Semakin tinggi motivasi memasuki dunia kerja semakin tinggi pula kesiapan kerja. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Pintamtyas Sujud dengan judul “Hubungan antara Motivasi Kerja, Informasi Dunia Kerja dan Pengalaman Praktik Kerja Industri dengan Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII Program Keahlian Akuntansi SMK N 1 Bantul Yogyakarta Tahun Ajaran 20072008”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan hubungan positif dan signifikan antara Informasi Dunia Kerja dengan Kesiapan Kerja dengan N = 81, yang ditunjukkan oleh harga r x2y lebih besar daripada r tabel pada taraf signifikasi 5 sebesar 0,577 0,220, selanjutnya juga terdapat hubungan positif dan signifikan antara Pengalaman Praktik Kerja Industri dengan Kesiapan Kerja dengan N = 81, yang ditunjukkan oleh harga r x3y lebih besar daripada r tabel pada taraf signifikasi 5 sebesar 0,564 0,220. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Nevi Indaryati yang berjudul “Hubungan Praktik Industri dan Motivasi Berprestasi dengan Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII Program Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Pedan Tahun Ajaran 20062007”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara Praktik Industri dengan Kesiapan Kerja siswa yang ditunjukkan dengan koefisien korelasi r hitung sebesar 0,615 dan r tabel sebesar 0,220. Terdapat hubungan antara Praktik Industri dan Motivasi Berprestasi secara bersama-sama dengan Kesiapan Kerja yang ditunjukkan dengan koefisien korelasi ganda r sebesar 0,573 dengan n berjumlah 80 orang. 35

E. Kerangka Pikir

1. Hubungan antara Praktik Kerja Industri dengan Kesiapan Kerja Dalam menghasilkan lulusan yang siap terjun ke dunia kerja, SMK tidak mungkin dapat membekali pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang utuh, oleh karena itu SMK melakukan kerjasama dengan dunia usaha, dunia industri atau Prakerin yang merupakan implementasi dari pendidikan sisem ganda PSG. Banyak manfaat serta pengalaman yang diperoleh siswa selama pelaksanaan Prakerin. Siswa dapat menerapkan dan mengembangkan pengetahuan serta keterampilan yang dimiliki selain itu siswa juga mendapatkan pengalaman nyata yang dihadapkan pada dunia kerja yang sebenarnya sehingga mampu menumbuhkan sikap profesionalisme dalam bekerja. Pengalaman yang diperoleh siswa selama melaksanakan praktik kerja industri mampu memberikan wawasan dan pengalaman dalam berbagai aspek mengenai dunia kerja. Pengetahuan, keterampilan dan pengalaman yang diperoleh akan memengaruhi pola pikir, sikap, dan tingkah laku dalam bekerja. Dari sudut pandang mental, siswa menjadi terlatih untuk berani menerima tanggung jawab, lebih bijak dalam menghadapi masalah, disiplin, mampu beradaptasi, bekerjasama dengan orang lain, dan menjunjung sikap kerja yang benar. Jadi, dengan banyaknya pengalaman yang diperoleh akan meningkatkan kesiapan kerja siswa.