17 terdiri dari sejumlah aspek yang berhubungan satu sama lain. Aspek kesiapan
kerja tidak hanya menyangkut karakteristik dan kondisi lingkungan pribadi individu, melainkan juga meliputi karakteristik pekerjaan seperti wawasan.
Sempitnya wawasan tentang kesiapan kerja bukan semata-mata dikarenakan oleh kurangnya informasi tentang pekerjaan, tetapi juga
dipengaruhi oleh sikap individu yang cepat merasa puas dan tidak kreatif. Pada proses selanjutnya dipengaruhi juga oleh sistem nilai dan filsafat hidup yang
berlaku di masyarakat. Terbatasnya pengalaman untuk dapat menyesuaikan pendapat, sikap dan tindakan dengan kenyataan yang berlaku merupakan
tantangan tersendiri bagi individu dalam menyiapkan suatu pekerjaan. Sebagian individu memandang pekerjaan sebagai lingkungan atau kondisi
yang sulit dan penuh persaingan. Kesempatan kerja hanya dapat diperoleh melalui koneksi yang tidak wajar. Tentu saja hal ini tidak seluruhnya benar
apabila ada sikap kesiapan mental dan kesiapan kerja yang kondusif. Hal ini dapat dicapai apabila dalam memilih dan menentukan suatu pekerjaan melalui
proses pengetahuan dan wawasan tentang pekerjaan tersebut. Individu mampu mencari dan menggali potensi yang dimiliki.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan kesiapan kerja adalah keseluruhan kondisi individu yang meliputi kematangan fisik, mental, dan
pengalaman sehingga mampu melaksanakan suatu kegiatan atau pekerjaan.
3. Faktor-faktor yang Memengaruhi Kesiapan Kerja
Kesiapan kerja seseorang berhubungan dengan banyak faktor, baik dari dalam diri siswa intern maupun dari luar diri siswa extern. Faktor intern
18 berkaitan erat dengan keadaan diri siswa, seperti kondisi mental, emosi,
kreativitas, kecerdasan, minat dan motivasi kerja. Sedangkan faktor extern berkaitan erat dengan pengaruh-pengaruh dari luar diri siswa seperti peran
masyarakat, keluarga, sarana dan prasarana sekolah, lingkungan pergaulan dan pengalaman serta informasi dunia kerja. Hal ini sebagaimana dikemukakan
oleh Sri Rahayu Hastuti dan kawan-kawan dalam jurnalnya, yaitu: Ada 2 indikator yang memengaruhi kesiapan kerja, yaitu 1 faktor
intern yang meliputi kematangan fisik, mental, tekanan, kreativitas, minat, bakat, intelegensi, kemandirian, penguasaan ilmu pengetahuan
dan motivasi; dan 2 faktor ekstern yang mencakup peran masyarakat, keluarga, sarana dan prasarana sekolah, informasi dunia kerja, dan
pengalaman PI. http:ejournal.unp.ac.idindex.phpjptk, September 2012.
Penyesuaian kondisi pada suatu saat akan berpengaruh pada kecenderungan untuk memberi respon. Keseluruhan kondisi individu yang
dimaksud dalam pengertian di atas menurut Slameto 2010: 113 meliputi tiga aspek yaitu:
1. Kondisi fisik mental dan emosional 2. Kebutuhan-kebutuhan, motif dan tujuan
3. Keterampilan, pengetahuan, dan pengertian lain yang telah dipelajari.
Kondisi fisik yang permanen seperti cacat tubuh tidak termasuk pada kondisi fisik yang dapat memengaruhi kematangan. Untuk kondisi mental
yang menyangkut kecerdasan, sedangkan kondisi emosional berhubungan dengan motif atau dorongan dan minat yang akan memengaruhi kesiapan
kerja. Kebutuhan yang disadari akan mendorong usaha atau mendorong seseorang siap untuk bekerja. Pada dasarnya munculnya kesiapan ada yang
tergantung pada tingkat kematangan dan kesiapan yang ditentukan oleh
19 pengalaman. Sedangkan menurut Dalyono 2005: 166, kesiapan berkaitan
dengan beberapa faktor: 1 Perlengkapan dan pertumbuhan fisiologis, ini menyangkut
pertumbuhan terhadap kelengkapan pribadi seperti tubuh pada umumnya, alat-alat indera, dan kapasitas intelektual.
2 Motivasi, yang menyangkut kebutuhan, minat serta tujuan-tujuan individu untuk mempertahankan serta mengembangkan diri.
Motivasi berhubungan dengan sistem kebutuhan dalam diri manusia serta tekanan-tekanan lingkungan
Dari uraian tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa banyak kesiapan berhubungan dengan banyak faktor. Faktor-faktor tersebut yaitu
faktor yang berasal dari dalam diri siswa intern dan faktor yang berasal dari luar diri siswa extern. Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri siswa
intern antara lain kematangan baik fisik maupun mental, ketekunan, kreativitas, minat, bakat, intelegensi, kepercayaan diri, penguasaan ilmu
pengetahuan, dan motivasi kerja. Sedangkan faktor-faktor yang berasal dari luar diri siswa extern antara lain peran masyarakat, keluarga, sarana dan
prasarana sekolah, serta praktik kerja industri Prakerin.
B. Praktik Kerja Industri
1. Pengertian Praktik Kerja Industri
Praktik kerja industri merupakan bagian dari program Pendidikan Sistem Ganda PSG yang merupakan suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan dan
pelatihan keahlian kejuruan yang memadukan pendidikan di sekolah dan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui bekerja langsung di
20 dunia kerja, diarahkan untuk mencapai suatu tingkat keahlian profesional
tertentu. Praktik kerja industri menurut Oemar Hamalik 2005: 21 adalah: Praktik kerja industri atau di beberapa sekolah disebut On the Job
Training OJT merupakan modal pelatihan yang bertujuan untuk memberikan kecakapan yang diperlukan dalam pekerjaan tertentu sesuai
dengan tuntutan kemampuan bagi pekerjaan.
Sedangkan menurut pendapat Wena 1996: 22 Praktik industri adalah “kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik berupa praktik langsung pada
dunia kerja yang nyata”. Praktik kerja industri Prakerin merupakan suatu program yang bersifat wajib tempuh bagi siswa SMK yang merupakan
implementasi dari program Pendidikan Sistem Ganda PSG. Pada hakekatnya penerapan PSG ini meliputi pelaksanaan di sekolah dan
di dunia usaha atau dunia industri institusi pasangan. Penempatan pelaksanaan Prakerin berdasarkan pada bidang keahlian masing-masing.
Sekolah membekali siswa dengan materi pendidikan umum normatif, pengetahuan dasar penunjang adaptif, serta teori dan kemampuan dasar
kejuruan produktif, selanjutnya dunia usaha atau dunia industri diharapkan membantu bertanggung jawab terhadap peningkatan keahlian profesi melalui
program khusus yang dinamakan Praktik Kerja Industri Prakerin. Prakerin diarahkan pada pencapaian kemampuan profesional sesuai
dengan tuntutan jabatan pekerjaan-pekerjaan yang berlaku di lapangan kerja. Program pendidikan ini dapat tercapai jika ada kerja sama antara dunia
pendidikan khususnya SMK dan dunia kerja. Tanpa peran serta dunia kerja dalam pendidikan maka untuk mencapai kemampuan profesional tidak akan
tercapai karena hanya dunia kerja yang paling mengerti tentang standar tenaga