Pendidik Deskripsi Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

62 diperkirakan mudah untuk diajarkan pada siswa kelas 2 termasuk untuk siswa tunagrahita ringan kelas 2. Pengelolaan materi ini juga didasarkan pada estimasi alokasi waktu, karena alokasi waktu yang diberikan untuk mata pelajaran keterampilan membuat pola batik adalah sekitar 35 menit atau setara dengan 1 jam pelajaran. Pengelolaan materi pembelajaran keterampilan batik juga disesuaikan dengan karakteristik siswa di kelas 2. Beberapa siswa tidak dapat konsentrasi mengingat 10 siswa dari 24 siswa yang ada adalah siswa berkebutuhan khusus dan membutuhkan layanan pendidikan khusus, sehingga penyampaian materi juga harus disesuaikan dengan metode pembelajaran yang akan digunakan.

5. Metode Pembelajaran

Berdasarkan observasi di lapangan, guru memberikan pembelajaran kepada siswa tunagrahita kategori ringan dengan menggunakan metode ceramah, dan pemberian tugas. Metode ceramah digunakan saat guru memberikan penjelasan di awal kegiatan pembuka sebagai pengantar untuk materi batik yang akan dipelajari. Penggunaaan metode ceramah adalah salah satu metode yang selalu digunakan dan juga menjadi metode yang penting dalam pembelajaran. Metode ceramah ini digunakan guru diawal pembelajaran, guru memberikan penjelasan kepada seluruh siswa termasuk siswa tunagrahita kategori ringan kelas 2 berkaitan dengan pola 63 batik yang akan dipelajari, asal daerah, dan arti dari pola batik yang akan dipelajari. Inti dari metode ceramah ini adalah menyampaikan dan mengkomunikasikan kepada siswa tentang pembelajaran keterampilan membatik yang akan dipelajari oleh siswa pada hari tersebut, sehingga siswa akan paham apa yang harus ia kerjakan dan lakukan. Metode selanjutnya yaitu metode pemberian tugas digunakan guru sebagai inti dari pelaksanaan keterampilan membat pola batik yang didalamnya terdapat beberapa tahapan dalam mengenalkan pola batik disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan pada hari tersebut. Tidak hanya metode yang digunakan guru dalam pembelajaran keterampilan membuat pola batik namun penggunaan strategi juga menjadi pengaruh keberhasilan suatu proses pelaksanaan keterampilan emmbuat pola batik, dan berdasarkan observasi serta wawancara yang dilakukan, strategi yang digunakan oleh guru untuk siswa tunagrahita kategori ringan kelas 2 dalam mata pelajaran keterampilan membuat pola batik di kelas 2 berbeda-beda, dengan PA guru hanya harus mengarahkan dan membimbing dari jauh, PA adalah siswa tunagrahita ringan yang sangat sulit untuk memahami intruksi dan kesulitan berkonsentrasi. PA kesulitan untuk memahami intruksi yang diberikan oleh guru sehingga guru harus lebih sering memperingatkan PA dan menegurnya. Sedangkan dengan DA guru harus sering memberi reward sepert i “Wah bagus gambarnya, ayo dirapikan kembali. Semua polanya harus diwarnai biar