Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
4 diterima dengan baik. Namun bagaimana dengan pembelajaran keterampilan
membatik yang didapatkan anak berkebutuhan khusus di sekolah inklusif, sebagaimana yang dikemukakan oleh ONeil 1995 dalam Suparno 2010: 2 ,
yang mengartikan bahwa pendidikan inklusif sebagai suatu sistem layanan pendidikan khusus yang mensyaratkan agar semua anak berkebutuhan khusus
dilayani di sekolah-sekolah terdekat di kelas biasa bersama teman-teman seusianya. Salah satu sekolah inklusi yang didalamnya memuat pembelajaran
membatik di Daerah Istimewa Yogyakarta DIY adalah SD Taman Muda Ibu Pawiyatan. Keterampilan membatik dijadikan muatan lokal di Sekolah sejak
Oktober 2009 sehingga semua peserta didik di SD Taman Muda diberikan pembelajaran membatik yang kemudian peserta didik disiapkan untuk dapat
membuat dan menghasilkan karya batik sendiri pada kelas atas. Sehingga siswa berkebutuhan khusus dapat menerima pembelajaran keterampilan
membatik bersama-sama dengan siswa pada umumnya. Anak berkebutuhan khusus yang sering ditemui pada sekolah inklusi
adalah anak tunagrahita kategori ringan, karena karakteristik fisik anak tunagrahita kategori ringan tidak jauh berbeda dengan anak normal lain,
sehingga hambatan yang dimiliki tidak terdeteksi sejak awal sebelum masuk sekolah sehingga anak tunagrahita ringan rentan ditemui di sekolah-sekolah
reguler atau sekolah inklusi dan baru terdeteksi dengan menampakan ciri ketidakmampuan di bidang akademik, maupun kemampuan pelajaran di
sekolah yang membutuhkan keterampilan motorik Mumpuniarti, 2007: 15.
5 Sebagaimana pendapat yang telah dikemukakan oleh Moh. Amin 1995: 22
bahwa anak tunagrahita ringan mempunyai tingkat kecerdasan IQ berkisar 50-70, dan dalam penyesuaian sosial maupun bergaul kurang mampu
menyesuaikan diri pada lingkungan sosial yang lebih luas dan mampu melakukan pekerjaan setingkat semi terampil.
Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 70 tahun 2009 tentang pendidikan inkluif bagi peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi
kecerdasan atau bakat istimewa menjelaskan bahwa satuan penyelenggara pendidikan inklusif menggunakan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang
mengakomodasi kebutuhan dan kemampuan peserta didik sesuai dengan bakat, minat dan potensinya Dedy Kustawan, 2012: 54. Dalam kalimat
tersebut ditegaskan untuk sekolah penyelenggara pendidikan inklusif harus dapat mengakomodasi kebutuhan dan kemampuan peserta didik yang
berkelainan. Sehingga adanya kesenjangan antara teori yang ada dengan pelaksanaan pembelajaran yang terdapat di lapangan. Hal ini berdasarkan
observasi awal yang dilaksanakan pada saat jam pelajaran matematika tentang penjumlahan bilangan ratusan, siswa tunagrahita ringan harus mengikuti
pembelajaran yang diajarkan padahal siswa tunagrahita kategori ringan masih kesulitan untuk menyelesaikan penjumlahan belasan puluhan.
Pelaksanaan keterampilan pada anak berkebutuhan khusus terutama pada anak tunagrahita kategori ringan yang dikenal memiliki karakteristik terlambat
dalam penggunaan motorik halus dilakukan bersama-sama dengan siswa lain
6 pada umumnya pada sekolah reguler yang menyelenggarakan sistem
pendidikan inklusi hendaknya menimbulkan masalah kendala dalam proses pelaksanaan keterampilan membatik sehingga perlunya beberapa penyesuaian
dan upaya yang dapat dilakukan oleh guru untuk mengatasi kendala yang muncul saat pembelajaran, sehingga siswa tunagrahita dapat menerima
pembelajaran keterampilan membatik di sekolah inklusi dengan baik. Berdasarkan observasi dan wawancara awal yang telah penulis lakukan
lakukan pada guru dan kepala sekolah di SD Taman Muda IP diketahui bahwa saat pelaksanaan pembelajaran keterampilan membuat pola batik, siswa
tunagrahita kategori ringan dilatih untuk dapat berlatih berkonsentrasi, memfokuskan perhatian, kemampuan sensomotorik dan melatih keterampilan
vokasional sederhana pada anak tunagrahita kategori ringan. Namun belum adanya bahan acuan dalam pembelajaran keterampilan membuat pola batik
bagi anak-anak tunagrahita kategori ringan. Maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Pelaksanaan Pembelajaran Keterampilan Membuat Pola Batik pada Anak Tunagrahita Kategori Ringan di Sekolah
Dasar Inklusi Taman Muda Tamansiswa Yogyakarta”.