Instrumen Penelitian METODE PENELITIAN

48 dengan cara sedemikian rupa sehingga menghasilkan kesimpulan- kesimpulan final. Data yang sudah didapatkan dari lapangan dengan mengguanakan metode pengumpulan data langsung dirinci, dirangkum dan dalam tahap ini adalah mengelompokan data yang penting dalam menunjang penelitian yang sedang dilakukan atau tidak. Reduksi data menurut Djunaidi dan Fauzan 2012: 308 adalah proses berpikir yang memerlukan kecerdasan dan keluasan serta kedalaman wawasan yang tinggi. 2. Display data atau proses penyajian data Tahap ini adalah tahap mendeskripsikan data yang telah didapat. Deskripsi dari data yang telah didapatkan selama observasi dan wawancara di sekolah. Selain itu pada tahapan proses ini penyajian data bertujuan untuk memudahkan peneliti dalam mengambil kesimpulan yaitu dengan menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu dan mudah diraih dimengerti. Bentuk penyajian data menurut Djunaidi dan Fauzan 2012: 309 yang paling sering digunakan dalam penelitian kualitatif adalah dengan menggunakaan teks yang bersifat naratif. Jadi dalam melakukan penyajian data selain dengan teks naratif juga dilengkapi dengan grafik, matriks, atau chart. 3. Pengambilan kesimpulan Pengambilan kesimpulan dari beberapa data yang telah dikembangkan dan dideskripsikan secara lebih ringkas dan jelas. Pengambilan 49 kesimpulan dilakukan dengan menjawab pertanyaan penelitian yang diajukan berdasar pada deskripsi atau hasil data yang didapatkan dari lapangan. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang telah diselidiki lebih jelas dapat berupa hubungan kausal atau hubungan interaktif, hipotesis atau teori. 50

BAB IV LAPORAN PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar SD yang menyelenggarakan sistem pendidikan inklusi yaitu terletak di jalan Tamansiswa Yogyakarta, SD ini berada di pinggir jalan Tamansiswa sehingga sangat strategis untuk ditemukan, sebagaian besar siswa berasal dari warga sekitar sekolah termasuk untuk siswa berkebutuhan khusus. Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan Guru Pendamping Sekolah, penyelenggaraan sistem pendidikan inklusi di sekolah dimulai pada tahun 2012. Sekolah merupakan salah satu yayasan Tamansiswa yang didirikan oleh Ki Hadjar Dewantara. Taman Merupakan tempat bermain, sedangkan siswa “siswo” dalam bahasa jawa berarti murid. Jadi, dahulu Ki Hadjar Dewantara ingin menjadikan sekolah itu tempat bermain untuk belajar. Maksudnya ingin menjadikan sekolah itu tempat yang menyenangkan untuk belajar. Sekolah dibentuk dengan tujuan bermain untuk belajar, maka pembelajaran yang diajarkan tidak hanya terpaku di pembelajaran akademik dan ruangan kelas saja, namun banyak sekali pembelajaran tambahan yang diajarkan di SD ini diantaranya pembelajaran yang dijadikan muatan lokal seperti: tari, batik, karawitan dan pembelajaran