11
BAB II KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teori
1. Implementasi
Implementasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah perencanaan yang telah tersusun secara matang dan terperinci. Implementasi
dalam kamus besar Bahasa Indonesia, diartikan sebagai pelaksanaan atau penerapan. Artinya adalah yang diterapkan adalah suatu perencanaan yang
telah tersusun secara matang, dan tahap selanjutnya yaitu evaluasi, atau penilaian terhadap penerapan yang telah dilakukan. Menurut Deni Darmawan
2012: 24 implementasi adalah penggunaan bahan dan stratergi pembelajaran dalam keadaan sesungguhnya bukan tersimulasikan, Sedangakan menurut
M. Joko Susilo 2007: 174 implementasi merupakan suatu penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga
memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan maupun nilai, dan sikap. Menurut Mulyasa 2002: 93, implementasi
merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan atau inovasi suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa suatu perubahan,
pengetahuan, keterampilan maupun nilai atau sikap. Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
implementasi adalah kegiatan pelaksanaan dari suatu perencanaan matang mengenai suatu penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam suatu
tindakan praktis, yang di dalamnya terdiri dari pengambilan keputusan,
langkah yang strategis, maupun oprasional atau kebijakan menjadi kenyataan dalam keadaan sesungguhnya guna mencapai sasaran dari program yang
telah ditetapkan semula, dan pada akhir kegiatan dilakukan proses evaluasi, atau penilaian terhadap penerapan yang telah dilakukan sebagai tindak lanjut
untuk kegiatan berikutnya.
2. Pendidikan
Berbicara mengenai karakter siswa maka hal ini tidak dapat dipisahkan dengan yang namanya pendidikan karakter itu sendiri. Akan tetapi
sebelum berbicara mengenai apa itu pendidikan karakter, terlebih dahulu akan dilihat istilah dari pendidikan itu sendiri. Ada berbagai pengertian pendidikan
yang diungkapkan oleh sejumlah pakar pendidikan. Menurut Carter V. Good 1977: 1, “Pendidikan adalah proses perkembangan kecakapan seseorang
dalam bentuk sikap dan perilaku yang berlaku dalam masyarakatnya. Proses sosial dimana seseorang dipengaruhi oleh sesuatu lingkungan yang terpimpin
khususnya di sekolah sehingga ia dapat mencapai kecakapan sosial dan mengembangkan kepribadiannya”. Yahya Khan 2010: 1 “Pendidikan
merupakan sebuah
proses yang
menumbuhkan, mengembangkan,
mendewasakan, menata, dan mengarahkan”. Pendidikan juga berarti proses pengembangan berbagai macam potensi yang ada dalam diri manusia agar
dapat berkembang dengan baik dan bermanfaat bagi dirinya. Sugihartono 2007: 3 “Pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan
sengaja untuk mengubah tingkah laku manusia baik secara individual maupun
kelompok untuk mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan”. Sedangkan menurut UU Sisdiknas No. 20 Thn. 2003 pasal 1 ayat
1 “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”. Dari beberapa pengertian yang sudah dijelaskan maka dapat
disimpulkan bahwa pendidikan adalah proses sosial dimana seseorang dipengaruhi oleh sesuatu lingkungan yang terpimpin khususnya di sekolah
dan terlaksana secara sadar dan terencana yang kaitannya dalam proses pendewasaan seseorang untuk dapat menata kepribadiannya kearah yang
lebih baik, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik
dengan peserta didik, untuk mencapai tujuan pendidikan, yang berlangsung dalam lingkungan tertentu. Pendidikan terkait dengan nilai-nilai, mendidik
berarti “memberikan, mananamkan, menumbuhkan” nilai-nilai pada peserta didik. Kata memberikan dan menanamkan nilai, lebih menempatkan peserta
didik dalam posisi pasif, menerima, mendapatkan nilai-nilai. Kata menumbuhkan nilai memberikan peranan yang lebih aktif kepada peserta
didik, peserta didik menumbuhkan, mengembangkan sendiri nilai-nilai pada dirinya, bagi dirinya, sehingga kata “pendidik” sebagai “peserta didik yang
aktif” dan “berdidik” sebagai “mendidik diri sendiri” bisa saja digunakan, sebab hal itu bisa terjadi.
Pendidikan berfungsi membantu peserta didik dalam pengembangan dirinya, yaitu pengembangan semua potensi, kecakapan, serta karakteristik
pribadinya ke arah yang positif, baik bagi dirinya maupun lingkungannya. Pendidikan bukan sekedar memberikan pengetahuan atau nilai-nilai atau
melatihkan keterampilan. Pendidikan berfungsi mengembangkan apa yang secara potensial dan aktual telah dimiliki oleh peserta didik, sebab peserta
didik memiliki sesuatu, sedikit atau banyak, telah berkembang teraktualisasi atau sama sekali masih kuncup potensial. Peran pendidikan adalah
mengaktualkan yang masih kuncup, dan mengembangkan lebih lanjut apa yang baru sedikit atau baru sebagian teraktualisasi, semaksimal mungkin
sesuai dengan kondisi yang ada. Peserta didik juga memiliki kemampuan untuk tumbuh dan berkembang sendiri. Dalam interaksi pendidikan peserta
didik tidak harus selalu diberi atau dilatih, mereka dapat mencari, menemukan, memecahkan masalah dan melatih dirinya sendiri.
3. Karakter