pendidikan masing-masing, yang dilakukan melalui analisis konteks, sehingga dalam implementasinya dimungkinkan terdapat perbedaan jenis
nilai karakter yang dikembangkan antar satu sekolah dan atau daerah yang satu dengan lainnya. Diantara butir-butir nilai tersebut, lima butir dipilih
sebagai nilai-nilai karakter siswa yang akan diteliti, yang didasarkan pada hasil observasi pengamatan yang telah dilakukan sebelumnya. Lima butir
nilai kararkter tersebut diambil dari grand desain yang dikeluarkan oleh kemendiknas, nilai-nilai tersebut diantaranya adalah; kedisiplinan,
komunikatif, rasa tanggung jawab, kerja keras, dan kejujuran. Berikut adalah deskripsi nilai-nilai karakter yang akan diteliti:
1. Disiplin
Menurut Harning Setyo 2005:18, disiplin merupakan persesuaian antara sikap, tingkah laku dan perbuatan seseorang
dengan suatu peraturan yang sedang diberlakukan. Untuk
mewujudkan disiplin dalam diri siswa diperlukan adanya peraturan atau tata tertib dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Dengan
adanya peraturan tersebut setiap sikap tindakan yang mencerminkan kedisipllinan dilaksanakan dengan baik dan benar. Jika melihat dari
pengertian di atas maka tidak menutup kemungkinan sikap-sikap disiplin dilakukan siswa dalam lingkungan keluarga dan masyarakat
yang lebih luas.
2. Komunikatif
Komunikasi secara bahasa adalah suatu proses dimana seseorang menciptakan dan menggunakan informasi agar terhubung
dengan lingkungan dan orang lain. Tidak hanya itu informasi juga sarana penyampaian pesan, ide, gagasan, dari satu pihak kepihak lain
agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya. Dari uraian ini dapat dipahami bahwa kegiatan komunikasi mengadung usur-unsur
informatif, yakni agar orang lain mengerti dan tahu, tetapi juga persuasif, yaitu agar orang lain bersedia menerima suatu faham atau
keyakinan. Menurut Muhammad Budyatna 2011: 8 Komunikasi pada
tingkat hubungan sosiologis terbagi menjadi dua yaitu: 1 hubungan sosiologis formal dimana memberikan atau menyediakan ruang
lingkup mengenai alternatif-alternatif komunikasi dan alternatif ini biasanya secara hati-hati diperinci bagi para komunikator. Untuk
terlibat dalam hubungan formal, orang harus belajar mengenai perilaku-perilaku yang dibolehkan atau dibenarkan dan juga yang
dilarang. Salah satu sistem hubungan komunikasi formal dapat dilihat di dalam komunikasi yang berorientasi tugas seperti dalam dinas
militer; 2 hubungan sosial yang informal, meliputi kurang lebih sama dengan yang formal tetapi pada tingkat yang lebih rendah. Cara
orang berhubungan dengan yang lainnya telah ditentukan lebih dahulu tetapi tidak seketat yang formal. Misalnya, hubungan guru dan murid.
Hubungan sosiologis informal biasanya mendominasi arus percakapan bersifat tanya jawab. Hubungan guru dan murid selain adanya tanya
jawab, siswa juga bebas mengkritik guru pada saat di kelas.
3. Tanggung Jawab