C. Kerangka Berpikir
Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan
kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan
adat istiadat. Namun seiring dengan berjalannya waktu karakter yang menjadi suatu identitas dari bangsa Indonesia semakin lama semakin memudar. Hal
tersebut ditandai dengan munculnya berbagai masalah-masalah sosial yang berkembang di masyarakat, ketidak percaya dirian siswa dalam menyelesaikan
soal-soal ujian, ketidak jujuran, pornografi, tindak kekerasan di kalangan pelajar, sikap mudah menyerah, banyaknya praktek-praktek KKN Korupsi,
Kolusi, Nepotisme, hilangnya sikap saling menghormati dan menghargai, tidak adanya solidaritas, dan lain-lain.
Dibidang yang lain, sejalan dengan perkembangan dunia industri di Indonesia yang semakin pesat membuat perusahaan-perusahaan besar melihat
peluang pada sekolah-sekolah sebagai salah satu penyedia tenaga kerja khususnya SMK. Mengingat hakikat pendidikan SMK adalah agar lulusannya
siap kerja, pendidikan karakter yang dikembangkan di SMK harus relevan dengan karakter yang dibutuhkan oleh dunia kerja ataupun dunia industri,
karena tenaga kerja yang berkompeten bukan hanya dinilai dari pengetahuan dan kemampuannya saja tapi bagaimana tenaga kerja tersebut dapat
bekerjasama, berkoordinasi, beradaptasi dan memecahkan masalah yang
terjadi pada saat bekerja nanti. Oleh karena itu harus diarahkan dan diimplementasikan sesering mungkin sehingga menjadi kebiasaan habit.
Sebagai bentuk realisasi sekolah dalam menghasilkan siswa yang berkompeten dan berkarakter mulia, sekolah mengimplementasikan
pendidikan karakter melalui berbagai metode yang diantaranya adalah 1 Program pengembangan diri yaitu melalui kegiatan rutin sekolah, kegiatan
spontan, keteladanan, dan pengkondisian; 2 Pendidikan karakter yang terintegrasi dalam tiap mata pelajaran; dan 3 Budaya sekolah. Dari ketiga
proses ini peserta didik diberi wawasan untuk memiliki pengetahuan tentang moral moral knowing, sehingga memahami comprehending tentang nilai-
nilai karakter yang bisa diterima accepting oleh peserta didik dan menjadikan nilai-nilai tersebut sebagai sikap dan keyakinan internalizing
yang pada akhirnya terwujud melalui pengamalan implementing peserta didik.
Dari adanya proses pengimplementasian pendidikan karakter melalui berbagai metode yang telah diterapkan di sekolah khususnya SMK,
diharapkan menghasilkan sumber daya manusia yang berkompeten dalam bidang keilmuannya dan juga memiliki akhlak karakter mulia yang
diinginkan masyarakat pada umumnya dan DUDI.
Adapun skema kerangka berfikir dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 4. Skema Kerangka berfikir
Lingkungan
1. Masyarakat 2. Permintaan Tenaga Kerja
dari DUDI.
SMK
Penanaman nilai-nilai karakter melalui Program pengembangan diri melalui:
a Kegiatan rutin sekolah b Kegiatan spontan
c Keteladanan d Pengkondisian
Pendidikan karakter yang terintegrasi dalam tiap mata pelajaran
Budaya sekolah
Siswa yang berkompeten
dan berakhlak mulia
64
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Jenis penelitian ini digunakan karena pada penelitian ini ingin memperoleh gambaran secara
nyata tentang bagaimana penanaman nilai-nilai karakter siswa di sekolah dan karakter siswa kelas X di SMK Piri 1 Yogyakarta Jurusan Teknik Kendaraan
Ringan Tahun Ajaran 20122013, yang meliputi aspek nilai kedisiplinan, komunikatif, rasa tanggung jawab, kerja keras, dan kejujuran. Penelitian
deskriptif tidak mengadakan manipulasi pada variabel-variabelnya, tetapi menggambarkan kondisi apa adanya. Data yang diperoleh dalam penelitian
ini adalah data yang berbentuk catatan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi serta data yang diperoleh dari hasil angket.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X Jurusan Teknik Kendaraan Ringan di SMK Piri 1 Yogyakarta tahun ajaran 20122013, Guru-guru yang
mengampu di Jurusan Teknik Kendaraan Ringan, Kepala Sekolah, Waka Kurikulum, Waka Humas, dan Waka Kesiswaan yang dianggap dapat
mengungkap informasi secara mendalam dan menjaring sebanyak mungkin informasi dari berbagai sumber, sehingga penelitian tepat sasaran dan tercapai
tujuannya.